Diary Indira
1. Pernikahan Indira (Scene 1-6)

1. INT. KAMAR INDIRA - SUBUH

Cast: Indira (24)

Setelah shalat subuh, Indira masih sempat menulis dalam buku diary nya. Ia menumpahkan segala gundah yang ada dihatinya.

Visualnya Indira masih menggunakan mukena dengan posisi tengkurap di kasur sambil menulis di buku diary disertai airmata yang sesekali menetes membasahi lembaran bukunya.

INDIRA (V.O.)

28 Februari 2010

Dear Diary,

Hari ini harusnya aku bahagia, dinikahi oleh seorang laki-laki tampan, sholeh, juga baik akhlaknya. Namun, hati ini berkata lain. Hatiku perih sekali bagai diris sembilu, karena pada akhirnya aku harus berdampingan dengan lelaki yang sangat asing bagiku. Aku belum bisa membayangkan bagaimana harus melayani dan mengabdi pada suamiku dengan jiwa yang terpaksa.

Indahnya pernikahan yang kubayangkan dengan lelaki sangat kucintai dan juga mencintaiku kini sirna sudah. Impian membangun rumah tangga bahagia dengan penuh rasa cinta, mengabdi sepenuh jiwa pada suami yang kudambakan tak mungkin lagi bisa kuraih.

Ya Robb, Ampunilah aku atas perasaanku yang tak pada tempatnya. Aku tahu ini salah Yaa Robb, aku tak pantas mencintai seseorang yang belum halal untukku. Bantulah aku untuk menghapus namanya dari hatiku yaa Robb, tumbuh suburkanlah benih-benih cinta dalam hatiku hanya untuk suamiku,lelaki yang halal untukku.

DISSOLVE TO:

2. INT. KAMAR PENGANTIN - MALAM

Cast: Indira (24), Wisesa (27)

FADE IN:

Indira dan Wisesa duduk berhadapan di atas sajadah mereka masing-masing setelah melakukan sholat sunah berjamaah. Sholat yang disunahkan untuk pengantin ketika malam pertama. Wisesa masih di atas sajadahnya, menghadap ke arah Indira yang ada dibelakangnya. Keduanya sama-sama telah membersihkan diri setelah seharian mereka lelah dengan akad dan pesta pernikahan.

Wisesa memandang lekat-lekat wajah istrinya. Ia begitu berbahagia atas pernikahannya dengan Indira.Ia merasa sangat beruntung memiliki istri secantik dan sebaik Indira.

Saat Wisesa membalikkan badannya kebelakang, Indira mengulurkan tangan untuk mencium tangan suaminya. Kemudian Wisesa mencium keningnya dan memegang ubun-ubun istrinya.

Baca doa untuk istri :

WISESA

"Allahumma inni as’aluka min khoirihaa wa khoirimaa jabaltahaa ‘alaih. Wa a’udzubika min syarrihaa wa syarrimaa jabaltaha ‘alaih."
Ya Allah, sesungguhnya aku mohon kepada-Mu kebaikan dirinya dan kebaikan yang Engkau tentukan atas dirinya. Dan Aku berlindung kepada-Mu dari keburukannya dan keburukan yang Engkau tetapkan atas dirinya.

INDIRA

Amiiiin Yaa Robbal Alamiiin...

(Indira memejamkan matanya, meresapi setiap untaian doa dari suaminya, ia tak kuasa menahan air matanya, hingga air matanya semakin deras dan membuatnya menangis tersedu-sedu)

Wisesa tentunya mengira itu adalah sebuah tangis haru kebahagiaan. Padahal Indira menyimpan luka, luka atas cinta yang tak bisa ia miliki, juga air mata penyesalan atas penolakan hatinya yang belum bisa menerima suaminya sepenuhnya karena masih ada nama lain dalam hatinya.

Wisesa mengusap air mata yang mengalir di pipi Indira dengan tangannya, namun karena semakin deras, ia meraih tisu di atas meja rias yang dekat dengan tempat mereka shalat, lalu mengusap air mata Indira dengan tisu. Ia memeluk erat-erat Indira, lalu pelan-pelan melepaskan atasan mukena Indira dan mencium kening serta kedua pipi Indira.

Indira semakin merasa bersalah dengan perlakuan lembut Wisesa. Akhirnya Indira membalas pelukan Wisesa dengan erat dan ia semakin terisak dipelukan Wisesa.

INDIRA

Maafin aku ya..

(Indira berucap sambil terisak)

WISESA

Lho, belum apa-apa ko minta maaf?

(Wisesa menjawab sambil mengelus rambut Indira)

Setelah itu Wisesa melonggarkan pelukannya dan memandang Indira dengan memegang kedua bahu Indira.

INDIRA

Ya, minta maaf aja kalau nanti belum bisa jadi istri yang baik.

(Suara Indira sedikit memanja dan mengusap air mata yang masih tersisa dengan tangannya)

Wisesa terus memandang lekat-lekat Indira dengan tatapan lembut dan penuh cinta.Ia mengelus Rambut hitam Indira yang wangi, halus dan tergerai panjang. Lalu mendekap kepala Indira ke dadanya dan mencium aroma rambutnya yang harum.

WISESA

Masyaallah, kamu cantik sekali sayang.

(Wisesa kembali mengecup kening Indira)

INDIRA

Alhamdulillah

(Indira menunduk dan tersipu.)

WISESA

Terimakasih ya allah, kau telah memberikanku bidadari duniaku.

(Wisesa mengangkat dagu Indira dan dihadapkan ke wajahnya, Ia kembali mencium kening Indira, pipi, hingga bibirnya, lalu mengajak Indira berdiri dan ia giring ke Ranjang yang bertabur bunga kebahagiaan)

Indira sebenarnya ingin menolak keinginan suaminya malam ini. Namun ia tak kuasa menolak ketika melihat keinginan suaminya yang telah menggebu untuk menuntaskan kebahagiaan sebagai suami di malam pertama. Walaupun dalam hatinya masih ada kepedihan, Indira tak mau berdosa. Ia tetap memberikan pelayanan terbaik sebagaimana yang telah ia pelajari untuk menjadi istri yang taat dan bisa membahagiakan suami.

Kamar yang tadinya bercahaya lampu remang-remang menjadi gelap.

Air mata Indira kembali mengalir saat ia menyerahkan sepenuhnya sesuatu yang paling berharga dalam dirinya pada lelaki yang kini menjadi suaminya.

FADE OUT:

3. INT. APARTEMEN ASKARA - MALAM

Cast : Askara (24)

MONTAGE

Di waktu yang sama, Askara belum juga bisa memejamkan matanya. Ia kemudian bangkit dari kasurnya duduk di tepi ranjang, lalu gelisah dan berdiri menuju jendela, melihat suasana Jakarta yang tampak sepi dari atas gedung tempatnya ia berdiri di lantai 14. Ia masih memikirkan Indira.

Askara menghela nafas. Ia merasa benar-benar tidak berdaya. Ia tak tahu lagi harus berbuat apa. Hidup terasa hampa. Terasa ada sesuatu bagian paling berharga yang terenggut darinya. Askara benar-benar menyesal tidak memenuhi permintaan Indira saat ia minta melamarnya sebelum dilamar oleh calon suaminya. Tapi ia memang merasa tak pantas untuk wanita sebaik Indira,selain itu juga masih harus bertanggung jawab untuk Ibu dan kedua adiknya.

Askara telah menyadari sepenuhnya, bahwa ia memang benar-benar sangat mencintai gadis yang pernah menjadi teman sekelasnya itu.Sekarang ia merasa telah kehilangan sesuatu yang paling berharga untuk selamanya.

Hanya air mata yang bisa menjawab semua kegundahan Askara malam ini.

END OF MONTAGE

ASKARA

Yaa Allah, kenapa aku malah menyakiti Indira dan menyakiti diriku sendiri? Aku benar-benar bodoh.
Arghhhh!!!

(Askara memegang kepala dengan kedua tangannya dan mengacak-ngacak rambutnya dengan penuh sesal)

Ia meraih Hp Nokia N 70 berwarna silver di atas nakas. Lalu mengirim sebuah sms pada Indira.

Visualnya Askara mengetik pesan di handphone miliknya sambil menghadap jendela di kamar apartemen.

ASKARA (V.O.)

"Selamat ya Ra, akhirnya kamu telah menemukan pendamping yang pantas untukmu. Semoga kamu bahagia selalu."

Muncul tulisan di layar hp "Pesan Terkirim"

Askara kembali mengingat kejadian saat Indira memohon padanya.

FX:Cinta by Melly Goeslaw

INSERT LYRICS

"Menatap jalan yang menjauh

Tentukan arah yang ku mau

Tempatkan aku pada satu

Peristiwa yang membuat hati lara

Di dekat engkau aku tenang

Sendu matamu penuh tanya

Misteri hidup akan kah menghilang

Dan bahagia di akhir cerita"

DISSOLVE TO:

4. INT. APARTEMEN ASKARA - PAGI

Cast: Askara(24), Indira (24)

BEGIN FLASHBACK

Jam 6 pagi Askara sedang duduk menggunakan celana pendek dan kaos oblong berwarna putih, ia duduk di kursi menghadap meja di dekat jendela sedang menyeruput kopi.

Handphone Nokia N 70 berbunyi, terlihat panggilan masuk. Tertulis 'dhi_ra' di layar. Askara mengerjap melihat nama Indira di layar, tak biasanya Indira menelpon.

FX : Dering suara ringtone panggilan masuk

Askara langsung meraih ponselnya. Dan menerima panggilan Indira.

SPLIT SCREEN

INDIRA

Assalamualaikum

(Terdengar suara indira sedikit bergetar karena menahan tangis)

ASKARA

Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh.

(Askara menjawab salam lengkap sambil senyum-senyum)

ASKARA

Kenapa ra? Tumben nih telpon, kangen ya? Hayooo ngaku

(Askara masih bercanda dengan sikap tengilnya)

INDIRA

Askara aku mau ngomong sesuatu, ini serius.

(Terdengar helaan nafas Indira)

INTERCUT TELEPON ASKARA DAN INDIRA

ASKARA

Ga usah serius, serius gitu ah, tegang amat dengernya. Hehe

INDIRA

Askara, please! Aku beneran serius.

ASKARA

Iya,iya..jangan ngambek gitu ah, jeleknya keliatan sampe sini lho.

INDIRA

Askara, aku mau di lamar.

ASKARA

Apa? Maksud kamu?

INDIRA

Askara,

(Suara Indira melemah, tangisnya akhirnya pecah)

ASKARA

Ra, dira? Kamu kenapa?

INDIRA

Askara, aku masih menunggu kamu. Kamu mau kan tepati janji kamu?

ASKARA

Ra, tentu aku akan tepatin janji aku, tapi nggak dalam waktu dekat ini. Aku masih harus mengejar karirku agar kelak bisa membahagiakan kamu juga ibu dan adik-adikku. Kamu tahu itu kan, ra?

INDIRA

Tapi, aku gak bisa menunggu kamu lebih lama. Karena abah sudah menjodohkan aku dengan lelaki lain.

ASKARA

Kalau memang Abah sudah menentukan pilihan untuk kamu, pasti itu memang pilihan yang terbaik untuk kamu ra. Kamu gak usah nunggu aku, aku memang belum siap untuk melamarmu saat ini.

INDIRA

Askara, aku mohon. Datanglah kerumahku sebelum aku di lamar lelaki lain.

ASKARA

Maafin aku ra, aku ikhlaskan kamu bersama laki-laki pilihan abahmu.

INDIRA

Kamu jahat Askara....

ASKARA

Ra, ra,, halo ra...

FX : Terdengar suara telpon terputus

Indira melempar hp nokia 6600 miliknya ke kasur, lalu Indira langsung merubuhkan badannya ke lantai di samping ranjang, ia menangis sesegukkan sambil menelungkupkan kedua lengan dan kepalanya ke sisi ranjang.

END OF FLASHBACK

BACK TO SCENE 2

5. INT. KAMAR PENGANTIN - PAGI

Cast : Indira (24), Wisesa (27)

Wisesa tersenyum penuh kebahagiaan. Senyum merekah yang menggambarkan suasana hati seorang pemuda yang telah menikmati keindahan malam pertamanya. Kenikmatan bagai orang berpuasa yang telah berbuka. Mereka masih di rumah orangtua Indira di Bandung.

Indira menyisir rambutnya yang masih basah di depan cermin...

WISESA

Pagi sayang...
Terima kasih ya....

(Wisesa memeluk pinggang Indira dari belakang. Menyimpan dagunya di pundak kanan Indira.)

WISESA (CONT'D)

Mulai sekarang panggil aku Aa ya..
dan aku panggil kamu Ade

INDIRA

iya a..

(Indira mengangguk dan tersenyum )

FADE OUT:

6. INT./EXT. TERAS RUMAH ORANGTUA ASKARA - PAGI

Cast : Indira (24), Wisesa (27)

Seminggu kemudian.Indira dan Wisesa sudah berada di rumah orangtua Wisesa di daerah Jakarta Pusat.

Wisesa sudah habis masa cuti nya, ia harus kembali bekerja.

Sementara Indira masih ada sisa dua hari cuti bekerjanya sebagai guru di sekolah Islam ternama di Jakarta.

WISESA

Aa Berangkat dulu ya sayang.

(Wisesa mengecup kening Indira)

INDIRA

Iya a, hati-hati di jalan ya a...

(Indira menjawab sambil mencium punggung tangan suaminya.)

Indira lalu mengantarkan suaminya hingga ke depan pagar, dan menatap motor suaminya sampai hilang dari pandangan. Ia lalu menutup pagar dan menguncinya lalu kembali ke rumah.



Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar