Cinta yang Keparat
14. Bagian #14

66  INT./EXT. HALAMAN RUMAH YULIANTO – MALAM

Alira melompat ke dalam Rumah Yulianto.

Di dalam Alira mengamati sekitarnya. halaman ini cukup luas. Tanaman tertata rapi. Satu kolam besar berisi ikan koi, dan beberapa sangkar burung mewah terlihat di beberapa sudut.

Namun rumah utama masih berjarak sekitar 10 meter darinya.

Alira melangkah maju dengan hati-hati.

Seorang penjaga yang kebetulan lewat, melihat kehadirannya.

PENJAGA 1
Hey, siapa kamu?


Alira langsung berlari dan melompat, sambil memberi pukulan Han Sonnal Mok Chigi (pukulan sabetan tangan bagai pisau) ke leher penjaga 1.

Penjaga 1 langsung terkapar.

Alira kembali melanjutkan langkahnya.

Seorang Penjaga 2 kembali datang. Ia cepat-cepat mengambil walkie talkienya. Tapi Alira bergerak lebih cepat.

Alira melakukan tendangan Ap Chagi (tendangan depan menggunakan kaki depan) hingga Penjaga 2 terhempas, lalu melompat ke arah tubuh Penjaga 2 tersungkur. Dicengkramnya bajunya.

ALIRA
Di mana Yulianto berada?


Penjaga 2 menggeleng ketakutan. Dan Alira memutuskan memukul kembali lehernya.

Belum sempat Alira bangkit, Penjaga 3 kembali muncul di sampingnya. Kali ini, melihat kawannya tersungkur, ia segera berteriak memanggil bantuan.

PENJAGA 3
Penyusup! Penyusup!


Alira mencoba mendekati Penjaga 3, tapi sebelum ia sampai, empat penjaga lainnya sudah muncul di depannya. Kemudian disusul dua orang lainnya. Keduanya ornag yang terakhir ini ternyata adalah Pengawal Pribadi yang ditemui Alira di Desa Manyar..

ALIRA (V.O.)
Bukan pejabat, tapi penjaga rumahnya begitu banyak!


Pengawal Pribadi 1 dan Pengawal Pribadi 2 menyeruak maju di antara para Penjaga. Sempat ia melihat 2 penjaga yang terkapar tak jauh darinya.

PENGAWAL PRIBADI 1
Rupanya kamu lagi!

PENGAWAL PRIBADI 2
Sudah kubilang, gadis ini akan bikin masalah!


Pengawal Pribadi 1 langsung memberi aba-aba. Empat orang Penjaga sudah bersamaan menyerang Alira.

Alira dengan lincah menghidari serangan-serangan itu.

Satu penjaga dapat ditendangnya dengan Twieo Yeop Chagi (tendangan samping yang dilakukan dengan melompat), hingga tersungkur. Satu penjaga yang lain dibantingnya hingga tak lagi bisa bangkit.

Dua penjaga tersisa langsung mengeluarkan belati mereka. Mereka kembali menyerang bersamaan. Namun kembali satu tendangan Dubal Dangsang Chagi (Tendangan dengan dua target sasaran) Alira mampu membuat keduanya tersungkur.

PENGAWAL PRIBADI 1
(Geram)
Sialan, mereka benar-benar hanya pemakan gaji buta!
(Ia memberi tanda pada kawannya untuk maju bersama)


Sesaat ketiga-tiganya berhadap-hadapan.

PENGAWAL PRIBADI 1
Hiaaat!

PENGAWAL PRIBADI 2
(Menyusul)
Hiaaat!


Dua serangan langsung mengarah pada kepala Alira. Alira mencoba menghindar dengan tangkisan Eotgoreo Arae Makki (tangkisan silang ke arah bawah).

Sesaat terjadi adu pukulan cepat. Dua Pengawal Pribadi itu memukul tanpa henti, dan Alira menangkis tanpa henti.

Namun satu kesempatan Alira mempu membuat serangan balik. Tendangannya ke bawah, mampu meembuah Pengawal Pribadi 2 terjatuh. Walau mampu bangkit lagi dengan cepat, Alira langsung menyusulkan dengan serangan Twieo Ap Chagi (tendangan depan yang dilakukan sambil melompat).

Pengawal Pribadi 1 menyusul menyerangnya, Alira berbalik secepat kilat, dan meraih bukulan itu, dan berbalik melakukan bantingan. Pengawal Pribadi 1 seketika jatuh terkapar.

Pengawal Pribadi 1 hendak berteriak, namun belum sempat berucap apa-apa, Alira sudah menendangnya mulutnya hingga pingsan.

Alira memandang sekitar. Tubuh-tubuh bergelimpangan terlihat di berbagai sudut.

Alira menuju ke pintu yang ada di dekatnya.

Ia masuk ke dalam

CUT


67  INT. RUANG 1 RUMAH YULIANTO – MALAM

Alira melangkah ke ruangan lainnya.

Saat tiba di ruangan yang cukup luas, ia melihat seorang gadis cantik duduk di kursi. Gadis itu adalah gadis yang dilihat Alira di Desa Manyar.

INSERT

Potongan Scene 42

CLOSE UP

Seorang Perempuan cantik berwajah sadis dan keras.

Di belakang kursi Pengawal Pribadi 3 itu duduk, nampak 10 penjaga bertubuh besar berdiri di belakangnya.

ALIRA (V.O.)
Gadis itu ternyata, bukan sekretarisnya! Ia juga pengawal pribadi! Dan nampaknya pengawal pribadi yang paling diandalkan...

PENGAWAL PRIBADI 3
Aku suka melihat perempuan-perempuan hebat sepertimu. Kau mengingatkanku padaku sendiri. Tapi tak ada seorang pun bisa mengganggu waktu tidurku! Jadi kau harus dihukum!


Tanpa aba-aba, 10 penjaga itu sudah maju bersamaan. Mereka secara bersamaan melakukan serangan pada Alira.

Kali ini Alira nampak terdesak. Ia tentu tak akan bisa langsung melayani 10 orang. Ia sudah menghindar secepat mungkin. Tapi setiap satu hindaran, 9 serangan lain menyusul. Hingga satu kali sebuah tendangan membuat Alira tersungkur.

Kejadian itu terjadi hingga 2 kali. Kali ini darah mengucur dari mulut Alira. Kali ketiga ia bangkit dan akan menghadapi 10 serangan itu, tiba-tiba semua yang ada di situ terkejut karena sebuah pintu di belakang mereka terdobrak!

Micha yang muncul pertama kali dari balik pintu, disusul Anjar dan Dwi.

Alira menatap tak percaya.

MICHA
Kamu ini, kalau mau rame-rame kenapa tidak mengajak kami!

DWI
Apa kamu lupa kalo kami ini juga penyuka keributan!

Anjar mengangguk.

Alira hanya bisa menatap tak percaya.

CUT


68  EXT. RUMAH MAS PEDRO – MALAM - FLASHBACK

Lanjutan Scene 63

Mas Pedro dan Istrinya masih melihat Alira menjauh dari rumahnya.

Lalu ia mengambil ponselnya untuk menelefon.

MAS PEDRO
Micha?


SPLIT LAYAR

Di layar muncul Micha menerima telefon. Lalu ia menelepon.

MICHA
Dwi?


SPLIT LAYAR

Di layar muncul Dwi menerima telefon.

MICHA
Anjar?


SPLIT LAYAR

Di layar muncul Anjar menerima telefon.

Hingga keempatnya berderet di layar.

CUT


69  INT. RUANG 1 RUMAH YULIANTO – MALAM

Kini Micha, Dwi dan Anjar maju ke depan. Ke-10 penjaga sudah menyerang mereka. Perkelahian 3 lawan 10 pun terjadi.

Alira sendiri berjalan lurus ke arah Gadis Pengawal Pribadi 3.

Kini keduanya berhadap-hadapan.

Alira memasang kuda-kudanya, namun Gadis Pengawal Pribadi 3 memasang kuda-kuda yang sama.

Keduanya menyerang bersamaan.

Keduanya bertarung dengan sengit. Gerakannya nyaris sama, satu pukulan Yeop Jireugi (Pukulan Samping) di balas pukulan Yeop Jireugi. Satu Pyeonsonkeut Upeo Chireugi (tusukan dengan Telapak Tangan Mendatar) dibalas dengan Satu Pyeonsonkeut Upeo Chireugi. Satu Penriyti Chagi (Tendangan keliling) dibalas dengan Satu Penriyti Chagi.

Beberapa pukulan mengenai Alira, namun beberapa tendangan juga mengenai Gadis Pengawal Pribadi 3.

Tapi akhirnya, Alira berhasil menendang dengan tendangan pamungkasnya, tendangan Dwi Chagi (Tendangan belakang), yang walaupun sudah coba ditangkis oleh Gadis Pengawal Pribadi 3 tetap membuat pertahanannya ambruk. Gadis itu pun terhempas di jendela yang seketika hancur.

Alira menatapnya sejenak, namun setelah tak ada tanda-tanda Gadis Pengawal Pribadi itu bangkit kembali, ia sudah lanjutkan langkahnya ke ruang sebelah.

CUT


70  INT. RUANG 2 RUMAH YULIANTO – MALAM

Alira melangkah masuk dan ia terkejut melihat Bria berdiri dengan gamang di ruangan itu.

ALIRA
(Terkejut)
Bria...


Bria menunduk.

BRIA
Maafkan aku, Alira. Tapi orang yang kalian cari itu... sebenarnya adalah Omku. Dialah yang mengasuhku sejak kecil sampai dewasa seperti sekarang...

ALIRA
(Memandang tak percaya)
Aku baru menyadari... kamu memang tak pernah ada di saat-saat aku mencari bukti-bukti lain...

BRIA
Aku... tak mau jadi anak yang tak membalas budi!

ALIRA
Dan sekarang kamu... mau menghalangiku?


Bria terdiam.

BRIA
Pergilah kalian dari sini! Aku berjanji untuk membujuk Omku untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi...


Alira hanya diam sesaat. Tapi ia kemudian tetap melangkah mendekati Bria.

BRIA
Alira... kumohon!


Alira sudah melompat menyerang Bria. Hanya beberapa gerakan saja, ia sudah bisa menendang Bria hingga tersungkur.

Alira masih melompat dan seperti akan menyelesaikan serangannya dengan satu pukulan lagi. Tapi tangannya itu berhenti tepat di depan wajah Bria.

ALIRA
Kamu... benar-benar ingin menutup mata... atas apa yang sudah dilakukan Ommu itu? Ia sudah melecehkan beberapa anak... dan juga membunuh adikku! Apa kamu benar-benar tak tahu itu?


Bria hanya menunduk. Ia sudah menangis tanpa suara.

ALIRA
Dan apa kamu... juga tahu ke mana ommu itu... mengirimku beberapa hari ini?


Bria meringkukkan tubuhnya.

Bersamaan itu, Micha, Dwi dan Anjar masuk ke ruangan itu.

MICHA
Bria... kamu...


Alira akhirnya mengurungkan niatnya. Ditatapnya Bria yang makin terpuruk.

Alira melanjutkan langkahnya ke kamar utama.

Ia menendangnya sampai pintu itu hancur.

CUT

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar