Cinta yang Keparat
8. Bagian #8

36  EXT. DOJO TAEKWONDO – SORE

Tempat latihan Taekwondo nampak ramai. Belasan peserta sedang melakukan kyorugi (semacam berduel satu lawan satu).

Alira sedang berhadapan dengan Dwi (25 tahun), sementara di sisi yang lain Micha terlihat berduel dengan Anjar (20 tahun).

Pasangan-pasangan itu melakukan duel sampai beberapa jurus.

Di depan para peserta terlihat Sabeum Nim (Pelatih Utama, 50 tahun) memperhatikan semuanya.

SABEUM NIM
Oke, buat semua, cukup untuk hari ini!


Semua berdiri teratur dan kemudian memberi hormat, yang langsung dibalas oleh Sabeum Nim.

Semua peserta kemudian bubar.

Saat Alira akan memasuki ruangan istirahat, Sabeum Nim mendekatinya.

SABEUM NIM
Lira, besok lusa, kamu handle latihannya ya!

ALIRA
(Mengangguk)
Siap, Sabeum Nim.


Sabeum Nim kemudian pergi.

CUT


37  INT. PINTU KELUAR DOJO TAEKWONDO – SORE

Alira berjalan keluar. Tak lama, Micha, Dwi dan Anjar menyusulnya.

MICHA
Katanya kamu handle lagi latihan lusa ya?


Alira mengangguk.

MICHA
Sabeum Nim kayaknya sibuk sekali ya sekarang. Kudengar cafe istrinya sudah ramai.

ALIRA
Begitu ya.

MICHA
Kamu gak tertarik untuk mampir ke sana?

DWI
Ayo... ayo...

ANJAR
Ayo, aku belum pernah nyobain makanan Korea yang original...


Tiba-tiba Bria sudah muncul di antara mereka.

BRIA
Aku siap mengantar kalian semua...

MICHA
Wah, kebetulan nih. Aku sedang gak bawa mobil.

ALIRA
Maaf, aku sepertinya gak bisa ikut ya. Kalian saja. Salam buat Sabeum Nim. Kapan-kapan aku janji akan ikut...


Alira pergi.

BRIA
Hmmm, gak seru tanpa Alira..


Dwi dan Anjar mengangguk.

Sedang Micha hanya memandanginya.

CUT


38  EXT. PARKIRAN YAYASAN CINTA YANG ABDI – SIANG

Dengan motornya, Alira memasuki area parkir Yayasan Cinta yang Abadi.

Setelah memarkir motornya, ia melapor pada Pos Satpam Yayasan. Tapi yang bertugas bukan Satpam Jaja, tapi Satpam Edi.

ALIRA
Apakah saya bisa bertemu Pak Yulianto?

SATPAM EDI
Maaf, Bapak sedang tidak ada di tempat. Ada keperluan apa ya Mbak?

ALIRA
Keperluan saya bicara dengan Pak Yulianto. Kira—kira kapan Bapak pulang?

SATPAM EDI
Kalau Bapak memang jarang di sini, Mbak. Tapi selalu ada Wakil Kepala Yayasan yang bisa menerima tamu.

ALIRA
(Menggeleng)
Saya sudah bertemu dengan Wakil kepala beberapa hari lalu.
Kalau begitu saya pamit, Pak. Permisi...


Alira beranjak pergi. Tapi beberapa langkah sebelum menjauhi Satpam Edi, ia berbalik.

ALIRA
Maaf, Pak. Hmmm, Bapak Jaja apa sedang tidak bertugas?

SATPAM EDI
Oh Pak Jaja? Satpam sebelum saya ya? Sepertinya dia resign kemarin, Mbak.

ALIRA
(Terkejut)
Resign?


Alira terdiam sejenak. Kemudian baru di sadarinya sesuatu. Kepalanya menoleh di mana sebuah CCTV terpasang di atas tembok pagar.

FREEZE


39  EXT. KAMAR ALIRA – MALAM

Suasana kamar hening. Pigura-piguran foto Aliran dan Minia serta Ibu masih ada di meja.

Alira merebahkan tubuhnya di pembaringan. Sambil menatap langit-langit matanya menerawang.

LAGU
I walked across an empty land/ I knew the pathway like the back of my hand/ I felt the earth beneath my feet/ Sat by the river and it made me complete (Somewhere Only We Know - Keane)

ALIRA (V.O.)
Kenapa semuanya seperti semakin kabur?


Alira terdiam.

LAGU
I came across a fallen tree/ I felt the branches of it looking at me/ Is this the place we used to love?/ Is this the place that I've been dreaming of? (Somewhere Only We Know - Keane)

ALIRA (V.O.)
Sejak kematian Minia, kupikir aku hanya perlu mencari kawan-kawan yang merudungnya. Tapi tak ada perudungan... Minia bahkan tak seharusnya ke sekolah yang tutup itu...

LAGU
Oh, simple thing, where have you gone?/ I'm gettin' old, and I need something to rely on/ So, tell me when you're gonna let me in/ I'm gettin' tired, and I need somewhere to begin... (Somewhere Only We Know - Keane)

ALIRA (V.O.)
Kenapa aku merasa orang-orang di Yayasan itu dan kepolisian seperti... tak menginginkan fakta-fakta yang kudapat...
Sekarang bahkan, setelah keluarga Ashy pindah, Satpam yang memberi petunjuk penting, malah tak lagi bekerja di situ... Semuanya nampak seperti semakin kabur saja...


Alira kemudian membuka ponselnya.

INSERT

Alira membuka Instagram Yayasan Cinta Yang Abadi. Ia men-scroll layar ke bawah dan melihat semua kegiatan-kegiatan yang dilakukan pihak Yayasan. Pemberian beasiswa, bakti sosial, pasar murah, orang tua asuh, sembako gratis, dan lain sebagainya.

Alira terus mengamati satu demi satu.

INSERT

Alira membuka Instagram pemilik dan pimpinan Yayasan Cinta Yang Abadi, Yulianto Endro. Di situ juga terlihat sosok itu rajin membagi kegiatan-kegiatan sosialnya, serta memberi quotes-quotes semangat, semisal: Untuk menolong sesama, jangan menunggu kaya atau Jadilah Cahaya bagi Sesama.

Alira menatap layar ponsel yang menunjukkan wajah Yulianto Endro.

CLOSE UP

Wajah Yulianto Endro dengan senyum sejuta malaikatnya.

Alira tiba-tiba teringat kejadian kemarin...

CUT


40  INT. DALAM MOBIL MICHA – MALAM – FLASHBACK

Mobil meluncur di jalanan.

Sambil menyetir, Micha menoleh.

MICHA
Kamu ngerasa gak, Lir? Satpam tadi... sepertinya... ngelakuin sesuatu yang sangat berani? Dengan membawa kita ke dalam gedung, bisa jadi kalau ketahuan, ia akan dipecat. Tapi ia tetap ngelakuinnya.
Apalagi ucapannya ketika kita hendak pergi. Kenapa aku ngerasa ia sedang memberi petunjuk ya?


Alira mengangguk lemah.

MICHA
Kupikir seorang yang nyaris luput dari pemberitaan tentang kasus kematian Minia adalah pemilik Yayasan itu. Iya kan?
(Micha menoleh)
Jadi kita harus menemuinya!


BACK TO CUT

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar