Cinta yang Keparat
13. Bagian #13

61  INT. RUMAH ALIRA – MALAM

FADE IN

LAGU               
I'm not afraid (I'm not afraid)/ Yeah/ To take a stand (to take a stand)/ It's been a ride/ Everybody (everybody)/ I guess I had to go to that place/ Come take my hand (come take my hand)/ To get to this one/ We'll walk this road together, through the storm/ Now some of you might still be in that place/ Whatever weather, cold or warm/ If you're tryna get out (just lettin' you know that you're not alone)/ Just follow me (holla if you feel like you've been down the same road)/ I'll get you there....
(Not Afraid - Eminen)

Alira berdiri di ambang pintu rumahnya.

Semuanya nampak berantakan, motor tuanya nampak patah menjadi dua bagian di halaman, barang-barang berhamburan, meja kursi patah, piring-piring pecah, buku-buku berserakan...

Alira melangkah perlahan melewati semuanya, masuk ke dalam kamar mandi.

Di situ di bawah guyuran air pancuran, Alira membasuh tubuhnya.

Setelahnya Alira mengganti bajunya. Dipakainya baju hitamnya. Ia juga mengambil jaket hitamnya. Mengganti sepatunya. Lalu yang terakhir,

SLOW MOTION

Alira membalut kedua tangannya dengan perban dan memakai sarung tangan Taekondonya.

Saat akan meninggalkan rumah, Alira melihat pigura foto Minia yang tergeletak. Ia mengambilnya dan menciumnya. Lalu diletakkan kembali di meja jepangnya yang masih ada di tempatnya.

ALIRA (V.O.)       
Walau orang-orang di luar sana seperti tak peduli dengan kematianmu... Kakak akan tetap menunjukkannya pada semuanya... Kakak janji...


Lalu Alira meninggalkan rumah.

CUT


62  EXT. RUMAH MAS PEDRO – MALAM

Sebuah rumah kelas menengah. Ada mobil dan motor di carportnya. 

CUT


63  INT. RUMAH MAS PEDRO – MALAM

Suara ketukan di pagar rumah terdengar. Mas Pedro dan Istrinya (30 tahun) yang yang sudah akan beranjak tidur, melirik jam dinding.

ISTRI MAS PEDRO
Siapa tamu malam-malam begini?


Mas Pedro tak menjawab. Ia bergegas bangkit, dan menuju pintu depan dan membukanya.

Dari pintu ia melihat Alira berdiri di depan pagar.

MAS PEDRO
(Setengah tak percaya)
Alira?


ALIRA
Mas Maaf, mengganggu malam-malam begini.


Mas Pedro membuka pagar.

MAS PEDRO
Ada apa, Lira? Muncul malam-malam begini? Apa kamu gak tahu beberapa hari ini, kawan-kawanmu sibuk mencarimu? 


ALIRA
Mas, apa bisa aku pinjam motor? Motorku rusak, dan rumah Mas yang terdekat dari rumahku.


Istri Mas Pedro muncul di belakang suaminya.

MAS PEDRO
Sayang, tolong ambil kunci motor sebentar!


Istri Mas Pedro mengangguk dan masuk kembali.

MAS PEDRO
Kamu ke mana saja? Kami sudah menunggu hampir seminggu ini. Micha sudah melaporkan tentang kehilanganmu pada polisi.


ALIRA
Gak ada apa-apa, Mas. Kapan-kapan aku ceritain.

MAS PEDRO
Mungkin kamu belum tahu, ada 2 korban lagi yang datang mencarimu di warung. Karena kamu gak ada, Micha yang menanyai mereka, dan langsung dilaporkannya sebagai bukti baru di kepolisian...


Istri Mas Pedro keluar membawa kunci. Mas Pedro mengambilnya dan memberikan pada Alira.

ALIRA
Makasih, Mas. Nanti kalau sudah beres, aku akan ke warung dan mengembalikannya.


Alira melangkah ke arah sepeda motor yang ada di carport, di sebelah mobil Mas Pedro.

MAS PEDRO
Alira! Kamu gak sedang merencanakan... hal buruk kan?


Alira tak menjawab. Ia tetap menaiki motor besar Mas Pedro, memasang helm dan menyalakannya.

ALIRA
Mas, Mbak, aku pergi dulu!


Alira meluncur ke luar pagar dan pergi meninggalkan rumah Mas Pedro.

MAS PEDRO
(Menatap ke arah Alira pergi)
Duh, mau apa anak itu? Aku kog merasa gak enak...
ISTRI MAS PEDRO
Ia membawa helm kesayanganmu Mas...

CUT


64  EXT. JALANAN – MALAM

Jalanan sepi. Aspal-aspal malam mulai berembun.

Alira memacu motor besarnya dengan kencang.

INSERT:

Potongan adengan Scene 35

SATPAM JAJA (O.S.)
Kalau gak bisa di Yayasan mungkin... bisa langsung ke rumahnya di Elok Permai.


Alira kembali memacu motor besar itu dengan kencang.

CUT


65  EXT. DEPAN RUMAH YULIANTO – MALAM

Alira berdiri menghadap ke rumah besar di depannya.

Rumah itu nampak sangat megah, di pagarnya tertempel papan alamat bertulis: Elok Permai I/1. Pagarnya setinggi 3 meter, dan semua sisi nampak tertutup rapat.

Alira mendekat pada bel video di sisi pagar. Ia menekan bel, seorang nampak muncul di layar.

ALIRA
Selamat malam, maaf saya ingin bertemu dengan Bapak Yulianto?

SATPAM
Malam-malam begini?

ALIRA
Saya sudah buat janji, Pak.

SATPAM
Tapi malam ini Bapak sudah tidur!

                              

Layar video seketika mati.

Alira diam sesaat, ia merasa tak punya pilihan.

Alira mengamati sekelilingnya. Ia memperhatikan CCTV yang langsung dipasang dalam beberapa sudut. Lalu mencoba ke samping rumah, Ia melihat hanya ada 1 CCTV di situ.

Alira memutuskan berjalan ke samping. Saat ada sebuah pohon yang dahannya sedikit menempel pada pagar, ia pun memanjatnya.

CUT 

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar