Kirim izin baca kepada penulis skrip ini?
Blurb
"Tapi kenapa voting, Ma?"
"Menggoda, Wina. Tujuan utama mereka, para iblis, adalah menggoda manusia. Mereka akan bertepuk tangan setiap kali kita jatuh-sebagaimana mereka dahulu jatuh dari surga. Melalui aturan-aturan ini, dengan voting ini, para iblis ingin melihat sejauh apa harta, ketakutan, dan kebencian menggoda kita manusia mengorbankan satu sama lain."
"Menggoda, Wina. Tujuan utama mereka, para iblis, adalah menggoda manusia. Mereka akan bertepuk tangan setiap kali kita jatuh-sebagaimana mereka dahulu jatuh dari surga. Melalui aturan-aturan ini, dengan voting ini, para iblis ingin melihat sejauh apa harta, ketakutan, dan kebencian menggoda kita manusia mengorbankan satu sama lain."
Premis
Sebuah keluarga berencana menumbalkan seorang anak angkat dalam pesugihan bersistem voting. Adakah yang membelot?
Pengenalan Tokoh
Tahun 1998, sepasang suami istri memulai sebuah perjanjian dengan malaikat jatuh demi hidup berkecukupan. Akibatnya, mulai saat itu mereka dan keturunannya diharuskan memberi tumbal manusia setiap tiga belas tahun sekali yang, menurut ketentuan, ditentukan dengan voting.
Dua puluh enam tahun kemudian, keluarga itu telah bertambah anggotanya; Adam (anak I), Wina (istri Adam), Danu (anak Adam-Wina), Martin (anak II), Ben (anak III), dan Rizka (anak IV, anak angkat). Dari kesemuanya, hanya Adamlah yang tahu mengenai perjanjian orang tua mereka dengan iblis. Dan bahwa Rizka dipersiapkan untuk menjadi tumbal selanjutnya. Menurut Ayah, selama mereka kompak, voting Martin dan Ben di malam pesugihan tidaklah akan mengubah hasil.
Banyak keanehan terjadi selama dua hari menjelang ritual. Mulai dari munculnya tanda luka di setiap tubuh anggota keluarga, hingga penampakan di sekitar rumah terutama sosok tinggi-bungkuk yang berpenampilan seperti tuyul. Wina sendiri, yang lebih sering di rumah, mulai merasakan kejanggalan saat ruangan yang selama ini tidak pernah dibuka dibawakan sesajen ke dalamnya. Menurut Ben, itu hanyalah penghormatan kepada kakek dan nenek yang sudah tiada.
Suatu ketika, Wina berkesempatan masuk ke dalam ruangan tersebut dan melihat sosok wanita bergaun. Kecurigaan Wina bertambah saat menemukan bahwa sosok tersebut bukanlah sosok nenek di album foto keluarga suaminya.
Martin yang mampu melihat sosok tak kasat mata, kembali mendengar orang-orang berbisik di rumah itu setelah sekian lama. Dari sana, ia diperingatkan perihal pesugihan keluarga dan rencana penumbalan Rizka. Bersama dengan Ben, mereka menjauhkan Rizka dari rumah. Namun, Adam yang tidak ingin Wina dan Danu terancam, membawa paksa Rizka kembali.
Di malam pesugihan, meski telah diterangkan Ibu cerita keluarga ini dari awal, Wina memilih untuk tidak ikut terlibat karena merasa tidak siap. Adam, sesuai rencana, memilih Rizka untuk ditumbalkan. Begitupun dengan Ayah. Ben memilih Ayah karena berpikir beliaulah yang seharusnya bertanggung jawab atas segalanya. Rizka memilih dirinya sendiri karena merasa inilah saatnya ia berbalas budi kepada keluarga ini. Ibu yang awalnya berniat memilih Rizka, berganti memilih Ayah begitu tahu ternyata sosok wanita bergaun adalah selingkuhan Ayah di masa lalu. Martin memilih dirinya sendiri karena merasa tidak punya harapan jika hasil voting seri antara Ayah dan Rizka. Alhasil, Rizka terpilih menjadi tumbal. Ia ditarik sosok malaikat jatuh ke dalam kegelapan.
Sebelum upacara pesugihan malam itu dibubarkan, Ibu menarik pistol yang semenjak tadi disembunyikan. Ibu menembak Ayah dan dirinya sendiri.
Tiga belas tahun kemudian, malaikat jatuh kembali meminta tumbal kepada anggota keluarga yang tersisa.
---
Dua puluh enam tahun kemudian, keluarga itu telah bertambah anggotanya; Adam (anak I), Wina (istri Adam), Danu (anak Adam-Wina), Martin (anak II), Ben (anak III), dan Rizka (anak IV, anak angkat). Dari kesemuanya, hanya Adamlah yang tahu mengenai perjanjian orang tua mereka dengan iblis. Dan bahwa Rizka dipersiapkan untuk menjadi tumbal selanjutnya. Menurut Ayah, selama mereka kompak, voting Martin dan Ben di malam pesugihan tidaklah akan mengubah hasil.
Banyak keanehan terjadi selama dua hari menjelang ritual. Mulai dari munculnya tanda luka di setiap tubuh anggota keluarga, hingga penampakan di sekitar rumah terutama sosok tinggi-bungkuk yang berpenampilan seperti tuyul. Wina sendiri, yang lebih sering di rumah, mulai merasakan kejanggalan saat ruangan yang selama ini tidak pernah dibuka dibawakan sesajen ke dalamnya. Menurut Ben, itu hanyalah penghormatan kepada kakek dan nenek yang sudah tiada.
Suatu ketika, Wina berkesempatan masuk ke dalam ruangan tersebut dan melihat sosok wanita bergaun. Kecurigaan Wina bertambah saat menemukan bahwa sosok tersebut bukanlah sosok nenek di album foto keluarga suaminya.
Martin yang mampu melihat sosok tak kasat mata, kembali mendengar orang-orang berbisik di rumah itu setelah sekian lama. Dari sana, ia diperingatkan perihal pesugihan keluarga dan rencana penumbalan Rizka. Bersama dengan Ben, mereka menjauhkan Rizka dari rumah. Namun, Adam yang tidak ingin Wina dan Danu terancam, membawa paksa Rizka kembali.
Di malam pesugihan, meski telah diterangkan Ibu cerita keluarga ini dari awal, Wina memilih untuk tidak ikut terlibat karena merasa tidak siap. Adam, sesuai rencana, memilih Rizka untuk ditumbalkan. Begitupun dengan Ayah. Ben memilih Ayah karena berpikir beliaulah yang seharusnya bertanggung jawab atas segalanya. Rizka memilih dirinya sendiri karena merasa inilah saatnya ia berbalas budi kepada keluarga ini. Ibu yang awalnya berniat memilih Rizka, berganti memilih Ayah begitu tahu ternyata sosok wanita bergaun adalah selingkuhan Ayah di masa lalu. Martin memilih dirinya sendiri karena merasa tidak punya harapan jika hasil voting seri antara Ayah dan Rizka. Alhasil, Rizka terpilih menjadi tumbal. Ia ditarik sosok malaikat jatuh ke dalam kegelapan.
Sebelum upacara pesugihan malam itu dibubarkan, Ibu menarik pistol yang semenjak tadi disembunyikan. Ibu menembak Ayah dan dirinya sendiri.
Tiga belas tahun kemudian, malaikat jatuh kembali meminta tumbal kepada anggota keluarga yang tersisa.
---
Sinopsis
#1
Malam Permulaan
#2
Bekas Luka
#3
Keluarga Bahagia
#4
Hidangan Penyambutan
#5
Ruangan di Bawah Tangga
#6
Kompleksitas Martin
#7
Mimpi Buruk
#8
Tok, Tok, Tok
#9
Hadiah untuk Rizka
#10
Jangan Khawatir
#11
Orang-orang Berbisik
#12
Lukisan Rusak
#13
Kakek dan Nenek
#14
Selesai Kelas
#15
Kejanggalan
#16
Jatuh Berantakan
#17
Siapa Kamu?
#18
Ssssstt...
#19
Insiden Tengah Malam
#20
Sebuah Rencana
#21
Tidak Sadarkan Diri
#22
Tidak Ada Tempat Bersembunyi
#23
Perkenalkan, Dia Abdi
#24
Cerita Keluarga
#25
Semoga Cepat Sembuh
#26
Semua akan Baik-baik Saja
#27
Melancarkan Aksi
#28
Menemukan Rizka
#29
Harga yang Harus Dibayar
#30
Ritual
#31
Perempuan Bergaun
#32
Kematian Menjemput
#33
13 Tahun Kemudian
#34
Malaikat Jatuh
#35
Tanda Cinta
Disukai
18
Dibaca
12.5k
Tentang Penulis
Aditya Prawira
-
Bergabung sejak 2020-08-31
Telah diikuti oleh 11 pengguna
Sudah memublikasikan 2 karya
Menulis lebih dari kata
Rekomendasi dari Horor
Skrip Film
Cerita Keluarga
Aditya Prawira
Novel
Fantasteen Shadow
Mizan Publishing
Novel
Tembung Lakar
Keefe R.D
Novel
WARISAN DEBORAH
Frasyahira
Novel
Sekolah Berhantu (END)
Faizal Ablansah Anandita, dr
Cerpen
PEREMPUAN BAYANG KELAM
Rian Widagdo
Flash
Kamuflase Sang Kupu-Kupu
Anita Jun
Cerpen
janin perawan terakhir
Raja Alam Semesta
Flash
DEEP INTERVIEW
V.N.Lietha / Vica Lietha
Novel
CURSE
Yattis Ai
Novel
The Boy Who Drew Monsters
Mizan Publishing
Flash
JAGACHANDRA SUMANJO
Priy Ant
Flash
Besok Pagi, Ketika Matahari Terbit
Ikhsannu Hakim
Komik
TOLONG KAMI
Andrianto
Flash
Hutan Berkabut Putih
Martha Z. ElKutuby
Rekomendasi