ANTING KIRI (SCRIPT)
8. ACT 2 - PERSELINGKUHAN

94 INT. RUMAH KOS WENNI – KAMAR – MALAM

Wenni mengeluarkan satu per satu barang dari dalam tasnya. Tas, sepatu, baju, celana, sendal, jaket, kacamata, bedak, dan lain sebagainya, semuanya baru. Titin dan Ririn memperhatikan Wenni dengan ekspresi cemburu.

                            TITIN             

                      Seperti mimpi ya?

                            WENNI

                  Makanya, perbanyak doa.

                            RIRIN

                  Kau benar-benar beruntung, Wen.

Ririn memeluk Wenni dan mencium pipinya. Setelah itu, Wenni membagi-bagikan hadiah kepada mereka. Mereka bertiga tertawa. Ibu kos melintas di depan kamar sambil geleng-geleng.

                                                 CUT TO:

95 INT. KANTOR TENRI – DALAM – MALAM

Wizy duduk di sofa sambil menatap Tenri dengan tatapan tajam dan menyelidik.

                            WIZY

                  Kau dari mana Tenri?

                            TENRI

                       Bali ... jalan-jalan

                            WIZY

                  Kenapa mematikan ponsel?

                            TENRI

                  Aku tidak ingin diganggu.

Wizy memalingkan wajah ke arah Tenri dengan mata membelalak. Ekspresi wajahnya kecewa bercampur tidak percaya mendengar apa yang baru saja diucapkan Tenri.

                            TENRI (CONT’D)

                       Maksudku .....

                            WIZY

Jadi selama ini, setiap kali aku menelepon, kau merasa terganggu?

Tenri tampak salah tingkah.

                            TENRI

Maksudku bukan begitu. Kau salah paham. 

Wizy mendengus.

                            WIZY

     Aku tidak tuli.

Tenri diam. Ia tak mau memperpanjang perdebatan.

                            WIZY (CONT’D)

                        Bersama siapa?

Wizy menatap Tenri dengan ekspresi curiga. Menelisik baju Tenri dengan matanya.

                            TENRI

                       Wenni, adik angkatku

Wizy tertawa dengan wajah masam. Setelah itu ia memandang Tenri dengan tatapan merendahkan sambil mendengus.

                            WIZY

Kakakmu sudah meninggal, Tenri. Kau harus bisa menerima kenyataan itu. Jangan bodohi dirimu dengan obsesi gila. Aku yakin dia hanya gadis penggoda yang mencoba memanfaatkan kebaikanmu. Dia hanya mengincar hartamu.

              TENRI

  Dia gadis baik-baik.

Wizy kembali mendengus. Tampak sebal dan tidak percaya.

                            WIZY

                   Kau tahu dari mana?

                            TENRI

                          Insting

                            WIZY

             Omong kosong. Antar aku pulang.

Wizy langsung berdiri dan keluar dari ruangan Tenri. Tenri menggeleng sebelum menyusul Wizy.

                                                  CUT TO:      

96 EXT. SEBUAH MOBIL DI JAKARTA – DALAM – MALAM

Tenri dan Wizy dalam perjalanan pulang. Amarah Wizy sudah mereda. Ia bersandar di bahu Tenri yang sedang menyetir.

                            WIZY

Maafkan aku. Belakangan ini aku sedang kesal. Kau tidak marah bukan?

Tenri menggeleng lalu mengacak-acak rambut Wizy.

                            TENRI

Bagaimana mungkin aku bisa marah pada calon istriku.

                            WIZY

Aku mencintamu, Sayang. Aku akan bilang ke Papa untuk mempercepat pernikahan kita. Kau setuju, bukan?

Wizy memperbaiki posisi duduknya lalu menatap Tenri. Tenri mengangguk.

                                                 CUT TO:

97 INT. RUMAH KELUARGA WIZY – RUANG TENGAH – MALAM

Pak Gatot dan Bu Susi sedang duduk di ruang tengah. Wizy yang baru datang langsung mendekat. Ia mencium kepala Bu Susi kemudian duduk di samping Pak Gatot.

                            WIZY

Pa, Aku ingin mempercepat pernikahanku.

Pak Gatot dan Bu Susi menatap Wizy, lalu saling berpandangan.

                            BU SUSI

                       Ada apa, Nak?

Wizy menggeleng.

                            PAK GATOT

             Tanya Tenri dulu, dia bersedia, tidak?

                            WIZY

                       Tenri sudah setuju, Pa.

Pak Gatot dan Bu Susi sekali lagi saling berpandangan.

                            PAK GATOT

                  Aku harus tanya langsung ke dia.

                                                 CUT TO:

98 INT. KANTOR TENRI – DALAM - SIANG

Layar komputer di atas meja Tenri memperlihatkan Instagram Wenni. Foto ala Justin Bieber-nya mendapat banyak like dan komentar. Tenri tersenyum.

Pak Gatot muncul di pintu. Tenri berdiri dari kursinya lalu mempersilakan Pak Gatoto duduk.

                            PAK GATOT

Calon istrimu ingin pernikahan kalian dipercepat.  

           TENRI

Wizy sudah bilang tadi malam, Pak.

           PAK GATOT

Jangan terus-terusan mengalah. Kalau memang tidak setuju, tolak. Jangan biasakan dia memutuskan segalanya sendiri. Kau akan repot nanti.

Tenri mengangguk.

                            PAK GATOT (CONT’D)

Oh, ya, bagaimana rencana impor  rumput laut dan tambang nikel?

           TENRI

Semuanya sudah beres, Pak. Tinggal persetujuan Bapak saja.

           PAK GATOT

Sudahlah, Nak. Kau saja yang urus semuanya. Toh, perusahaan kita juga akan jadi milikmu. Setelah kalian nikah, saya akan fokus mengurus Ibu.

Pak Gatot berdiri dan keluar dari ruangan Tenri. Tenri baru saja ingin kembali ke mejanya, ketika Wizy muncul. Wizy berhenti sejenak di pintu sambil mengintip ke arah Pak Gatot yang berjalan pergi.

                            WIZY

                         Bagaimana?

                            TENRI

                      Bagaimana apanya?

                            WIZY

                   Kita nikah minggu depan.

                            TENRI

             Aku kan sudah bilang, terserah kau.

                            WIZY

                  Terima kasih, calon suamiku.

Wizy mencubit kedua pipi Tenri lalu bergegas pergi. Tenri menyusulnya.

                            TENRI

                       Kau mau kemana?

                            WIZY     

                  Aku ada janji dengan teman.

Wizy dan Tenri berhenti di pintu.

                            TENRI

Bisa tidak untuk sementara jaga jarak dulu dengan teman-temanmu. Aku takut terjadi ...

                            WIZY

(Menyela) Aku bisa jaga diri, Sayang.

Wizy memutar tubuhnya dan pergi. Tenri menatap punggungnya dari belakang sambil mendesah.

Sepanjang hari, Tenri menghabiskan waktu di kantor. Ia menandatangani beberapa berkas dan menelepon sejumlah orang. Terlihat di jendela suasana di luar perlahan mulai gelap dan lampu-lampu sudah menyala.

                                              FADE OUT:

99 INT. RUMAH CINDY – TERAS – MALAM

Tiga gelas minuman dingin berwarna cokelat di atas meja. Titin dan Dita duduk mengapit Wizy yang tampak resah.

                            DITA

                  Itu terlalu berbahaya, Wiz.

                            CINDY

             Iya, Wiz. Apa tidak ada jalan lain?

Wizy terdiam. Ia memandang jauh ke depan lalu berdiri.

                            WIZY

                       Kalian doakan saja.

                                                 CUT TO:

100 INT. RUMAH TENRI – KAMAR – MALAM

Pintu kamar terbuka. Tenri masuk sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk. Ponselnya berdering. Pesan dari nomor tak dikenal: Aku tunggu di Hotel Melati kamar 13, ponselku lowbat. WIZY.

Sambil mengenakan baju, Tenri mencoba menghubungi Wizy. Ponselnya tidak aktif. Tenri tampak berpikir.

                                                 CUT TO:

101 EXT. RUMAH TENRI – TERAS DEPAN – MALAM

Tenri berdiri di teras. Tidak berselang lama mobil yang disupiri Boy muncul. Tenri langsung naik.

                            BOY

                       Kemana, Bos?

                            TENRI

                       Hotel Melati.

Mobil berjalan pelan keluar dari halaman. Tenri kembali mencoba menghubungi ponsel Wizy. Keningnya berkerut. Nomor Wizy belum aktif.

                                                 CUT TO:

102. EXT. HOTEL MELATI – TEMPAT PARKIR – MALAM

Tenri turun dari mobil dan masuk ke hotel. Boy menunggu di mobil sambil mendengarkan musik.

                                                 CUT TO:

103. INT. HOTEL MELATI – LANTAI 2 – MALAM

Lorong kamar hotel sepi. Tenri keluar dari lift dan melangkah mengikuti petunjuk posisi kamar yang tertulis di dinding. Ia mencari kamar nomor 13. Kamar itu paling ujung.

Tenri berdiri di depan pintu. Tampak ragu. Sekali lagi ia mengeluarkan ponselnya, mencoba menghubungi nomor Wizy. Masih belum aktif. Tenri mengantongi ponselnya dan menekan bel.

Rian membuka pintu.

                            RIAN

                        Ada apa, ya?

Tenri terlihat kebingunan. Dia menengok ke dalam kamar melalui bahu Rian. Tidak ada seorang pun di dalam kamar. Tenri mengetuk-ngetuk bibirnya dengan telunjuk. Lalu, tersenyum.

                            TENRI

                       Maaf, saya salah kamar.

Tenri memutar tubuhnya bersiap untuk pergi. Namun, langkahnya terhenti ketika terdengar suara Wizy.

                            WIZY (VO)

                       Ada apa, Yan?

Wajah Tenri merah padam. Ia menerobos masuk kamar. Rian menarik pundak Tenri yang sudah berada di dalam kamar. Tenri memutar tubuhnya dan memukul wajah Rian. Rian terjatuh ke lantai. Pada saat bersamaan, Wizy keluar dari kamar mandi dengan pakaian mandi dan handuk di kepalanya.

                            WIZY (CONT'D)

                  (tergagap) Ten .... Ri

                           TENRI

             Dia yang akan jadi pengantin priamu.      

                                                  CUT TO:

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar