ANTING KIRI (SCRIPT)
3. ACT 2 - GADIS MIMPI

40 INT. HOTEL ARYADUTA – KAMAR – MALAM

Tenri melemparkan tubuhnya di atas tempat tidur. Meletakkan kedua tangan di bawah kepalanya. Menatap langit-langit kamar.

                                                DISSOLVE TO:

41 INT. HOTEL ARYADUTA – KAMAR - MALAM

Gadis Mimpi menghampiri Tenri yang sedang berbaring dan duduk di tepi tempat tidur. Gadis itu tersenyum dan terlihat bahagia. Tenri memandangnya dengan keheranan.

GADIS MIMPI

Sekarang aku akan pergi untuk selamanya. Sayangi dia seperti kau menyayangiku.

Gadis Mimpi menyentuh wajah Tenri kemudian berdiri dan melangkah ke pintu keluar. Tenri bangkit, menyusulnya. Ia tampak penasaran. Namun, saat ia sudah berdiri di belakangnya, Gadis Mimpi perlahan-lahan tampak kabur sebelum akhirnya menghilang.

                                                  FADE INI:

42 INT. HOTEL ARYADUTA – KAMAR – PAGI

Tenri sedang duduk di dekat jendela kamar sambil melihat ke bawah. SEJUMLAH ORANG sedang berlari pagi di depan Anjungan Pantai Losari. Ada juga yang bersepeda. Tampak jam sudah pukul 08.30

                                                     CUT TO:

43 INT. RUMAH KELUARGA WIZY – RUANG MAKAN – PAGI

Wizy mengenakan blazer dan rok. Ia baru saja selesai sarapan. Sambil membersihkan bibirnya, ia meraih ponselnya di meja dan mulai menelepon. PEMBANTU membersihkan meja dengan canggung.

                                                INTER CUT:

44 INT. HOTEL ARYADUTA – KAMAR – PAGI

Ponsel Tenri berdering. Muncul nama Wizy di layar. Ia langsung menerima panggilan itu.

                            TENRI

                             Halo.

                             WIZY

Kau harus balik ke Jakarta sekarang. Kita ketemu di kafe biasa jam 1 siang.

TENRI

Aku kan ada rapat di sini.

          WIZY

Ini lebih penting, Sayang. Soal  pernikahan kita. Jangan telat, ya?

          TENRI

          Tapi ...

Wizy sudah memutus sambungan telepon. Tenri menggeleng-gelengkan kepalanya.

                                                     CUT TO:

45 INT. HOTEL ARYADUTA – DEPAN KAMAR 2 – PAGI

Tenri menekan bel. Setelah tiga kali dan tidak ada jawaban, ia merapatkan telinganya ke pintu.

                                                     CUT TO:

46 INT. HOTEL ARYADUTA – KAMAR 2 – PAGI

Wenni tertidur lelap. Kecuali wajah, seluruh tubuhnya terbungkus selimut. TV terlihat masih menyala.

                                                    CUT TO:

47 INT. HOTEL ARYADUTA – DEPAN KAMAR 2 – PAGI

Tenri kembali menekan bel lalu melirik jam tangannya. Sudah jam 9. Ia berpikir sejenak lalu kembali ke kamarnya.

                                                   CUT TO:

48 INT. HOTEL ARYADUTA – MEJA RESEPSIONIS - PAGI 

Tenri keluar dari lift membawa koper kecil dan langsung ke meja resepsionis. Setelah menyelesaikan administrasi, ia mengeluarkan amplop dari saku celananya.

                             TENRI

Tolong berikan ini pada adikku. Bilang padanya aku buru-buru kembali ke Jakarta.

Tenri masih berdiri beberapa saat di depan meja resepsionis sambil mengetik pesan di ponselnya. Terlihat tulisan “Pimpin rapat, Bro. Wizy lagi bawel”. Setelah mengirim pesan itu, ia keluar dari hotel. Sebuah mobil sudah menunggu di depan pintu.

                                                     CUT TO:

49 EXT. BANDARA SULTAN HASANUDDIN – DEPAN - PAGI

Tenri yang mengenakan kacamata turun dari mobil dan langsung menuju pintu masuk bandara sambil menarik kopernya. Ia melewati pemeriksaan kemudian berjalan ke konter check-in.

                                                     CUT TO:

50 INT. HOTEL ARYADUTA – KAMAR 2 - PAGI

Wenni terbangun, merentangkan kedua tangannya sambil menguap. Ia gelagapan saat melihat jam. Sudah pukul 10. Ia bergegas ke toilet, membasuh wajahnya. Saat keluar, ia berjalan ke pintu dan menemukan selembar kertas tergeletak di lantai. Ada tulisan: AKU TITIP SURAT DI RESEPSIONIS. SAMPAI KETEMU LAGI. TENRI.

                                                     CUT TO:

51 EXT. BANDARA SULTAN HASANUDDIN – RUNWAY – PAGI

Terdengar suara pemberitahuan pesawat tujuan Jakarta akan segera berangkat. Setelah itu, pesawat yang ditumpangi Tenri terlihat sudah take off.

CUT TO:

52 INT. HOTEL ARYADUTA – MEJA RESEPSIONIS - SIANG   

Wenni keluar dari lift dan berjalan ke meja resepsionis sambil matanya melirik ke kiri dan ke kanan. Karena tidak fokus, ia menabrak TAMU PRIA yang terburu-buru ingin mengejar lift yang akan tertutup.

                             WENNI

                          Maaf, Pak.

Tamu pria itu menoleh sejenak, memberi isyarat tangan kalau dia juga meminta maaf. Wenni tersenyum malu-malu lalu melangkah ke arah meja resepsionis.

                             WENNI (CONT'D)

                       (gugup) Aku ....

                           RESEPSIONIS

Selamat siang. Ada yang bisa kami bantu?

Wenni memandang resepsionis itu sambil menggigit bibir bawahnya.

                              WENNI

Pak Tenri bilang, dia menitip surat buat saya di resepsionis.

RESEPSIONIS

Oh, adiknya, Pak Tenri, ya?

Wenni buru-buru mengangguk. Senyum tersungging dari bibirnya dan terlihat lega.

WENNI

                         Iya, benar.

                             RESEPSIONIS

                          Tunggu sebentar.

Resepsionis itu membungkuk mengambil amplop di laci lalu menyerahkannya kepada Wenni. Wenni menerima amplop itu, menimbang-nimbang ketebalannya sejenak, terlihat seperti merasa ragu.

                             WENNI

                         Ini ya, suratnya?   

Resepsionis itu tersenyum dengan sopan.

                             RESEPSIONIS

                   Pak Tenri hanya menitip itu.

SEORANG TAMU mendekat ke meja resepsionis. Berdiri di samping Wenni. Menunggu giliran dilayani.

                             WENNI

                        Makasih ya, Mba.

Wenni keluar dari hotel dengan wajah keheranan. Di depan pintu, ia berhenti lalu kembali memeriksa amplop yang belum sempat ia buka. Ia tampak penasaran.

Wenni menjauh dari pintu lalu membuka amplop itu. Seketika ia tersenyum. Terlihat amplop berisi cukup banyak uang pecahan 100 ribu. Ada juga secarik kertas dengan tulisan: CARILAH PEKERJAAN LAIN.

                                                     CUT TO:

53 INT. SEBUAH KAFE DI JAKARTA – DALAM – SIANG

Suasana kafe sangat ramai. Hampir seluruh meja terisi. DUA PELAYAN bercelemek sibuk melayani tamu. Wizy yang duduk di meja paling sudut terlihat bahagia saat menatap Tenri di hadapannya. Di depan mereka tampak gelas kopi dan jus.

WIZY

Aku ingin bulan madu di Tanjung Bira. Aku dengar di sana tempatnya sangat indah. Bagaimana?

TENRI

   Terserah kau saja.

WIZY

Awas kalau kau tidak bisa membahagiakan aku.

Tenri mengangguk lalu termenung.

                             TENRI (VO)   

Siapa sebenarnya dia? Kenapa dia berpamitan. Sejak kapan aku menyayanginya dan siapa “Dia” yang ia maksud yang              harus aku sayangi?

Wizy memperhatikan wajah Tenri yang sedang mengkhayal. Ia kelihatan dongkol.

WIZY

Kau kenapa, sih? Sejak tadi mengkhayal. Kau marah aku batal ke Makassar?

Tenri menggeleng satu kali kemudian kembali melanjutkan khayalannya. Wizy mulai marah.

WIZY (CONT’D)

Apa sebenarnya yang terjadi di Makassar. Kau bertemu siapa? Kenapa kau mendadak berubah? Jangan-jangan kau berselingkuh.

Tenri membalas tatapan Wenni dengan keheranan.

TENRI

                          Selingkuh?

                             WIZY

Awas kalau kau mengkhianatiku. Aku akan buat gadis itu menderita hingga dia tidak akan mau lagi mengenal pria lain di sisa hidupnya.

Suasana hening. Tenri terdiam. Wizy menatapnya dalam-dalam. Terlihat semakin KESAL.

WIZY (CONT’D)

Tenri! Jawab. Ada apa? Kau benar-benar selingkuh, ya?

TENRI

Apaan sih, selingkuh-selingkuh.

                             WIZY

                   Tapi kenapa kau berubah?

                             TENRI

                        Tidak ada apa-apa.

Tenri kembali mengkhayal. Kemudian tersenyum sendiri seolah-olah baru saja menemukan jawaban atas pertanyaan yang sedang dipikirkannya.

                             WIZY

Harusnya kau tidak usah kembali          hari ini. Menjengkelkan. Antar aku pulang sekarang.

Wizy menarik tasnya dari atas meja dengan kasar lalu bergegas pergi. Tenri mengikutinya sambil terus tersenyum. Pengunjung lain memperhatikan mereka sambil berbisik-bisik.

                                                     CUT TO:

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar