14. Scene #14

Sekar dan teman-temannya sedang menyusuri hutan untuk mencari Bayu. Di tengah perjalanan Akbar mengeluh karena situasi yang mulai aneh dirasakan oleh Akbar.

AKBAR

Sudahlah ayo kita pulang saja! kita tidak bakal menemukan Bayu disini, di logika pun Bayu tidak akan kesini juga tengah malam seperti ini.

ANANG

Benar yang dikatakan Akbar, Bayu tidak mungkin sampai disini, apa yang dicari Bayu disini? mending kita pulang saja, menunggu pagi datang baru kita cari Bayu!

Dinda terkejut karena sinyal di handphone nya tiba-tiba kembali hilang.

DINDA

Yah! sinyalnya hilang lagi. Terus gimana nih?

SEKAR

Tapi mau bagaimana lagi? kita sudah kepalang tanggun cari Bayu, coba kita dulu didaerah sekitar sini.

CAKRA

Kar! kamu kenapa sih terobsesi banget cari Bayu? Bayu juga sudah dewasa nanti dia juga bisa pulang sendiri. Mending kita kembali saja, udaranya sudah semakin dingin.

Cakra mengatakan hal tersebut dengan sedikit nada tinggi!

LANA

Kar udahlah kita gak bakalan nemuin Bayu disini! benar kata yang lain mending kita pulang saja!

Mereka terhenti berdebat, saat Anang melihat sebuah tanah lapang yang ditengah-tengahnya terdapat seorang wanita yang mengenakan gaun berwarna merah. Mereka semua terhenti dibalik pohon dan memandangi wanita tersebut. Wanita tersebut sedang berjalan dengan pelan dengan membawa sebuah kendi dan juga sebuah gatung yang terbuat dari batok kelapa. Lalu Wanita tersebut berhenti berjalan tepat berada ditengah lapangan.

ANANG

Tunggu sebentar! aneh sekali melihat ada seorang wanita ditengah hutan seperti ini.

DINDA

Sumpah! gak wajar banget ada perempuan keluyuran jam segini kalau cuman buat mandi? aneh banget gak sih? apalagi ditengah hutan seperti ini.

LANA

Palingan juga wanita itu lagi cari pesugihan atau sebagainya. Sudahlah cuekin aja, mending balik saja.

Sekar hanya terdiam dan hanya bisa memandangi wanita ditengah lapangan tersebut. Karena, wajah dan bentuk badan dari ujung rambut sampai ujung kaki wanita tersebut sama persis dengan wanita-wanita penari yang sudah dilihat Sekar sebelumnya. Cakra secara serentak mengatakan sesuatu yang membuat suasana semakin tegang dan semakin mencekam.

CAKRA

Teman-teman pokoknya dilihat aja terus aja, jangan sampai kalian memalingkan pandangan. Ada sebuah cerita yang mengatakan jika melihat wanita mandi pada malam hari mengenakan gaun merah, kita harus menontonnya sampai selesai. kalau tidak nanti nasib sial akan menimpa kita.

Cakra mengatakan kalimat tersebut dengan penuh ketakutan dan sedikit melihat kearah Sekar, Sekar semakin bingung karena hal-hal aneh yang dia rasakan sebelumnya baru dirasakan oleh teman-temannya. Wanita misterius itu pun melantunkan sebuah senandung yang sangat lirih sambil mengguyur tubuhnya. Wanita tersebut hanya melihat ke arah bulan tanpa menghiraukan apapun disekelilingnya.

LANA

Itukan cuma mitos saja, kan memang sudah biasa jika desa ini punya tradisi yang aneh-aneh seperti ini. Lebih baik, kita segera kembali kerumah Hanum!

DINDA

Heh Lan jangan sembarangan, siapa tau mitos yang dikatakan Bayu itu benar.

AKBAR

Yang namanya takhayul ya takhyul, gak kongkrit hal-hal yang seperti ini, benar yang dikatakan Lana mungkin itu orang desa yang punya kegiatan tidak normal seperti itu!

CAKRA

Sudah teman-teman pokoknya nurut aja dulu!

LANA

Wah kacau, kemakan mitos kamu Cak!

Suara jejak kaki terdengar dari belakang mereka, suaranya seperti hewan yang sedang bergerak cepat dan menggesek dedaunan. Secara reflek Lana pun menengok kearah belakang dan ternyata memang tidak ada apapun, yang terlihat hanya pohonpohon seperti keadaan yang sebelumnya. Saat Lana mempalingkan pandanganya kembali kearah semula. Lana tidak mendapati sosok perempuan yang mandi tengah lapangan itu tadi. Lana terkejut dan mulai memikirkan kata-kata yang dikatakan Cakra sebelumnya.

LANA

Kok Hilang? kemana wanita itu pergi?

Semuanya hanya terdiam sembari ketakutan dan terkejut. Sekar hanya bisa menahan ketakutan dan tidak bisa berbuat apa-apa. Dari penjuru hutan tiba-tiba suara musik gamelan mulai terdengar dari kejauhan. Saat mendengar itu Sekar dan temantemannya semakin takut karena mendengar suara aneh tersebut.

CAKRA

Lan... Wanita itu masih berada tepat dihadapan kita!

Cakra mengatakan kalimat tersebut dengan pasrah dan takut sembari menggeleng-gelengkan kepalanya. Lana mulai menangis, karena tahu bahwa Cakra dan yang lainnya tidak sedang bercanda.

LANA

Serius? yang benar saja? Cak gimana Cak? aku harus bagaimana ini?

Tiba-tiba wanita yang berada ditengah lapangan menari dengan sangat elok. Lana yang semula ketakutan berubah menjadi hanya berekspresi datar dengan tatapan kosong, tetapi suara Lana terdengar dari kejauhan oleh Sekar dan yang lainnya. Suara Lana terdengar jelas tetapi bibirnya tidak bergerak sama sekali untuk mengucapkan sebuah kalimat. Yang ada hanya suara Lana yang terdengar dari kejauhan

LANA (V.O)

Tolong! tolong! tolong aku!

Suara Lana terdengar jelas dari kejauhan dan lama-kelamaan suaranya tiba-tiba hilang. Cakra menyadari bahwa tubuh Lana masih berada tepat disampingnya. Mereka sangat ketakutan dan mereka hanya bisa melihat wanita ditengah lapangan tersebut tetap menari lalu berhenti, lalu melanjutkan kembali mengguyur tubuhnya. 

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar