4. Scene #4

Sekar teringat ketika Sekar dan Hanum sedang membicarakan sesuatu sambil berjalan menyusuri halaman gedung sebelum Hanum menikah.

HANUM

Besok bulan februari, aku akan menikah.

SEKAR

Hah? Serius?

HANUM

Iya kar, rasanya grogi banget. Rencananya mau menikah kalau sudah lulus kuliah. Tapi mau bagaimana lagi? orang tuaku sudah membulatkan tekad kalau aku harus dinikahkan secepatnya.

SEKAR

Iya sih aku paham, kalau kamu menikah terus kuliahnya bagaimana? apa nanti tidak ribet ngurus rumah tangga sama kuliah?

HANUM

Gampanglah itu bisa diatur kalau masalah bagi waktunya. Kata orang tuaku yang penting sah dulu aja. Nanti pas sudah lulus, baru rencana punya anak.

SEKAR

Hmm gitu toh, ya sudah kalau memang itu rencanmu udah dipikirkan matang-matang? Kamu juga sudah ngomong sama Bayu kalau mau menikah?

HANUM

Baru kamu aja sih Kar yang aku kasih tau, mungkin yang lain besok kalau sudah jadi undangannya sekalian. Kalau masalah Bayu tidak apa-apa lagi, soalnya kan kita juga sudah lama putus sekarang juga kita udah jadi seperti sahabat, jadi santai ajalah.

SEKAR

Tapi sepertinya Bayu masih menaruh harapan sama kamu, yakin gak mau dipertimbangin lagi?

HANUM

Kita udah biasa aja Kar, santai aja. Bayu pasti paham kok, dia juga sudah biasa. Yasudah kar, aku mau langsung pulang dulu ada banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan. Sampai ketemu besok lagi Kar!

SEKAR

Ya hati-hati pulangnya!

Sekar dan Hanum berpisah, Sekar melanjutkan perjalanannya dan saat melangkah sedikit ternyata dia menyadari bahwa ada Bayu yang sedang mendengarkan perbincangan mereka. Sekarpun berhenti tanpa melihat kearah Bayu.

SEKAR

Kamu sudah dengar sendiri kan? apa yang kita omongkan barusan tadi.

Bayu hanya terdiam tidak menjawab perkataan Sekar.

SEKAR

Memang kalau sakit hati obatnya hanyalah waktu, biar waktu yang menyembuhkan lukamu. walaupun tidak semuanya.

Bayu langsung pergi tanpa merespon perkataan yang dilemparkan oleh Sekar. 

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar