9. Scene #9

Sekar dan teman-temannya mulai mencari Bayu dari disepanjang jalan desa. Saat didalam perjalanan Sekar melihat seorang perempuan yang sedang menari didepan sebuah rumah.

CAKRA

Dingapunten mbak, mbak nak prisa rencang e kulo, tiyang e mbeto rasukan batik warna biru? bocahe niku nggih dhuwure sak kula kurang luwih, kulite rodo sawo mateng lan kumise rodo kandel.

(maaf mbak, apakah mbak melihat teman saya, orang memakai baju batik warna biru? anaknya itu ya tingginya seperti saya kurang lebih, kulitnya agak sawo matang dan kumisnya agak tebal).

Perempuan tersebut tetap menari sambil menujuk kearah selatan dan menatap Sekar penuh dengan senyuman. Sekar tidak asing dengan perempuan tersebut, karena Sekar merasaa kalau perempuan itu juga melihatnya seperti itu di acara pernikahan tadi.

CAKRA

Nggihpun matur suwun mbak!

(Yasudah terimakasih mbak!).

Mereka melanjutkan perjalanan kearah yang ditunjukkan. ditengah-tengah perjalanan sekilas Sekar melihat lagi ada wanita yang sedang menari dipojok samping sebuah rumah dengan keadaaan wanita tersebut basah seperti sedang mandi. Wanita tersebut melihat dengan ekspersi sedih kearah Sekar, Sekarpun hanya melihat dan melanjutkan perjalanannya. Tanpa Sekar sadari bahwa wanita yang barusan dia lihat adalah wanita yang sama, saat bertemu wanita yang sebelumnya Sekar temui. 

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar