VOYNICH VIRUS

Di tahun 2029, Doktor Reymond Lyma seorang jenius dalam kajian mutasi genetik - mutagen - berhasil memecahkan salah satu halaman pada Manuskrip Voynich. Yang kemudian mengaplikasikan teknik yang terdapat dalam manuskrip kuno tersebut dalam ilmu pengobatan. Obat untuk membunuh virus mematikan Acquired Immune Deficiency Syndrome - AIDS.

Lima tahun kemudian, riset yang didanai oleh tiga perusahan farmasi terbesar dunia, dari tiga negara adidaya - Jepang, Rusia, dan Amerika - tersebut, menampakkan hasilnya. Mereka berhasil menciptakan serum ajaib tersebut. Voynich Serum - Human Immunodeficiency Virus exterminatore (VS-HIVe), itu nama yang mereka labelkan pada obat tersebut.

Negara-negara dunia rela membayar mahal demi mendapatkan serum tersebut, tidak terkecuali Indonesia. Jutaan mereka yang terindetifikasi HIV/AIDS positif seakan mendapatkan harapan baru. Memulai kehidupan baru, kesempatan kedua.

Di tahun yang sama juga - 2034, sesuatu terjadi. VS-HIVe yang diharapkan menjadi obat penyambung nyawa, berubah menjadi hal yang mengerikan.

Voynich Serum bermutasi menjadi Voynich Virus yang tidak seorang pun ingin membayangkannya.
Mengubah mereka yang telah menggunakan obat tersebut menjadi mayat berjalan, zombie. Dan menyerang manusia-manusia normal lainnya, hingga mati. Mati, dan kembali bangkit sebagai raga tak berjiwa.

Kekacauan terjadi, merebak kemana-mana. Seperti wabah yang bergerak cepat. Bukan lagi sebuah epidemi, tapi global - pandemi.

Jenna - gadis dua puluh lima tahun - harus kehilangan ayah dan ibunya dalam kekacauan itu, dipaksa menyaksikan tubuh ayahnya terkoyak gigi-gigi zombie yang kelaparan. Dan ibunya, juga berubah menjadi seorang zombie.

Jenna harus meneruskan hidup, apa pun yang terjadi. Berpindah dari satu kota ke kota lain, meninggalkan Jakarta kota kelahirannya.

Mampukah Jenna selamat dalam bencana itu? Sanggupkah ia survive meski dengan bantuan orang lain sekalipun?

Well. . . temukan jawabannya dalam cerita ini,

Selamat membaca^^.