666.66

Apa kau percaya pada dunia paralel? Aku tidak. Menurutku, teori-teori yang belum dapat dibuktikan kebenarannya hanyalah omong kosong. aku hanya mempercayai hal-hal yang dapat kulihat atau sudah dapat dibuktikan secara ilmiah. Sayangnya, adikku, Katrina adalah maniak teori konspirasi, khususnya teori mengenai dunia paralel.

"Kak Aleta tahu tidak, ada teori yang bilang bahwa ada tujuh semesta paralel yang berisi orang-orang yang sama, dan semesta itu saling berhubungan. Semesta yang kita tempati ini adalah satu dari tujuh semesta itu," ujar Katrina pada suatu hari, dengan berapi-api. Seperti biasa, aku menanggapinya dengan malas-malasan. Katrina membalik-balik halaman bukunya.

"Kak! Kak! Katanya ada saat penduduk suatu semesta bisa mengunjungi semesta lain! Dan itu saat..."

"Sudah! Nanti saja lanjut bacanya. Mending bantu kakak membereskan barang-barang ini." potongku sambil mengangkat tas tenda dengan susah payah. Kami sekeluarga akan pergi berkemah ke Lembang. Sekilas aku melihat kalender yang tergantung di dinding. Hari ini tanggal 5 Juni 2006. Aku segera membawa tas tenda ke mobil.

Kami melalui perkemahan dengan senang. Keesokan sorenya, kami pulang kembali ke Jakarta. Ketika menuruni tempat kemah, kami melewati sebuah desa. Desa ini terlihat mirip dengan kampung kami di Sumatera. Bahkan bentuk-bentuk rumahnya pun mirip. Kurasa model rumah di desa memang begitu-begitu saja.

Kami melewati sebuah rumah ketika jam mobil menunjukkan pukul 18.06 sore. Aku melihat seorang gadis sedang menyiram tanaman dan seorang anak lelaki berusia sekitar 6 tahun yang sedang bermain. Katrina ikut melihat ke luar jendela.

"Kakak itu mirip Kak Ale, deh," celetuknya. Aku diam saja.

"Kakak lihat anak cowok tadi, nggak? Aku merasa dia agak mirip Aidil. Kalau Aidil tumbuh besar, pasti terlihat seperti itu," tambahnya. Nadanya kini terdengar sendu. Aidil adalah adik kami yang meninggal dunia ketika berumur 3 tahun. Aku menatapi anak lelaki itu, yang kini sedang tertawa keras bersama gadis yang menyiram tanaman tadi. Mobil terus melaju sampai rumah mereka tidak terlihat lagi.

***

Namaku Alexa. Sore ini, saat sedang bermain dengan adikku, Aidil, aku melihat tanaman di halaman rumahku kering kerontang. Hujan memang sudah lama tidak turun. Aku meraih selang lalu menyiram tanaman, sementara Aidil mendorong bola di dekatku sambil tertawa. Sore itu, entah mengapa jalanan depan rumahku yang jarang dilalui mobil, tiba-tiba ramai oleh mobil yang berlalu-lalang. Salah satu mobil yang lewat terlihat penuh oleh penumpang , dan dua orang gadis melihat ke arah rumah kami dari jendela mobilnya. Aku merasa familiar dengan kedua gadis itu, mengapa mereka melihat ke arah kami dengan tatapan begitu?

"Kak!" Adik perempuanku, Valentina memanggilku dari teras rumah.

"Sekarang tanggal 6 Juni 2006!" serunya. Aku bergeming memandanginya.

"666! Jam 6 lewat 6 menit! Saat pintu semesta kita terbuka ke semesta lain!" tambahnya. Aku memutar bola mata. Tina dan teori konspirasi dunia paralelnya. Aku tidak mempercayai teori-teori yang belum dapat dibuktikan kebenarannya secara ilmiah, atau belum pernah kulihat sendiri.

Apa kau percaya pada dunia paralel? Aku tidak.

3 disukai 1 komentar 4.9K dilihat
Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Pernah denger dulu teori ini. 😁
Saran Flash Fiction