Apakah kamu akan memberikan Novel ke ?
Berikan Novel ini kepada temanmu
Masukan nama pengguna
![](https://kwikku.us/uploads/public/images/qrcode/novel/3659.png)
Scan dengan Aplikasi Kwikku
Untuk membaca langsung dari Aplikasi
Blurb
Zulfikar, wartawan majalah berita mingguan REFORMA heran melihat teman kosnya, Herman, pulang membawa bingkisan. Herman, seorang pegawai Kemenag keceplosan mengatakan dana pembelian bingkisan itu berasal dari bunga Dana Abadi Umat/ DAU. Naluri wartawan Zulfikar muncul, ia pun melakukan browsing untuk mengetahui tentang DAU. Ternyata DAU adalah tempat memarkir dana keuntungan penyelenggaraan ibadah haji setiap tahun. Tahun 2015, DAU memiliki saldo Rp 3,5 triliun dan menurut prediksi bunganya per bulan sekitar Rp 14 miliar. Zul ingin tahu kemana bunga DAU itu selama ini mengalir?
Dalam Rapat Redaksi, Zulfikar mengusulkan untuk melakukan investigasi DAU. Awalnya Batubara, sang Pimred, tak terlalu serius menanggapi, apalagi Zul termasuk wartawan yang prestasinya biasa saja. Namun ketika Zul mengeluarkan data-data yang sudah dihimpunnya dan melakukan presentasi singkat, Batubara, akhirnya menerima usul tersebut kemudian membentuk tim beranggotakan 3 orang untuk melakukan investigasi reporting. Zul merasa tertantang untuk membuktikan diri sebagai wartawan yang handal. Apalagi Aisyah kekasihnya, mendukung agar Zul bisa menjadi wartawan yang "berbeda" untuk meyakinkan ayahnya Haji Murod, yang selama ini menganggap Zul sebelah mata.
Suatu hari, Zulfikar mewawancarai pengelola DAU, Dolalah, pejabat eselon II di Kemenag. Menurut Dolalah, bunga DAU digunakan untuk bantuan keagamaan dan sosial. Namun ia enggan memberikan data penerima DAU lebih rinci. Ketika pulang, Dolalah sempat memberikan amplop, namun Zul menolaknya. Di lain pihak, LSM pengawas Haji pimpinan Khudori mengatakan tidak ada masalah dengan pengelolaan DAU. Zul melihat ada sesuatu yang disembunyikan dari keterangan tersebut. Akhirnya ia menemukan Peraturan Presiden dan Kepmen yang menjelaskan penggunaan DAU.
Zulfikar kesulitan mendapatkan data penerima DAU. Dari Haji Darwis, ia mendapat informasi tentang bekas pejabat Kemenag yang dimutasi ke daerah karena mengkritisi DAU, yakni Rahman yang menjadi kepala KUA di Garut, Jawa Barat. Rahman sebelumnya adalah Direktur Pengelola Dana Haji yang kini ditempati Dolalah. Kemudian Zul menemui Rahman yang awalnya enggan membeberkan hal itu. Rahman mau memberikan data itu, bila Zul berhasil menghafal surat Ar Rahman. Beruntung Zul pernah mengaji sehingga dalam 2 hari dia sudah hafal surat Ar Rahman. Selama di Garut, Zul mengenal Fatimah, perempuan bercadar anak Rahman. Bahkan tak hanya data, Rahman merestui bila Zul melamar anaknya dengan mahar Hafalan Ar Rahman. Namun, Zul ingin fokus untuk menguak skandal DAU. Sebelum menyerahkan data itu, Rahman minta Zul mengucapkan janji suci "Sacred Promise" untuk menguak penyimpangan DAU, meski nyawa taruhannya.
Zulfikar terkejut karena yayasan As Salam, yang dikelola Haji Murod menjadi tangan kanan pembagian DAU. Khudori pun memperhatikan gerak-gerik Zul menguak DAU. Dengan didukung Dolalah, Khudori dan Handoko melakukan upaya mulai dari suap hingga penganiayaan agar Zul menghentikan investigasinya. Bahkan Aisyah ditekan ayahnya agar meminta Zul tidak melanjutkan investigasi DAU.
Saat Zul menghadapi dilema, Fatimah menyampaikan kabar bahwa ayahnya meninggal akibat dianiaya orang. Zul menduga apa yang menimpa Rahman terkait dengan DAU, karena dia juga menghadapi teror serupa. Kepergian Rahman dan dukungan Aisyah memotivasi Zul untuk menunaikan Sacred Promise-nya. Aisyah ternyata kawan Pesantren Fatimah dan akhirnya Aisyah memberi dukungan pada Zul untuk mengungkap skandal yang melibatkan ayahnya.
Akhirnya berita yang menguak penyalahgunaan DAU menghebohkan masyarakat. Majalah Reforma laris manis. Beberapa anggota DPR, Kemenag dan LSM pun terseret kasus itu. Zul pun mendapat hadiah uang dari kantor, karena dalam sehari majalah sudah habis terjual, yang digunakannya sebagai mahar untuk melamar Aisyah. Akad nikah terpaksa dilangsungkan di Polres, karena haji Murod sedang ditahan untuk proses pemeriksaan. Namun sebelum akad nikah Haji Murod mengganti maharnya pernikahan mereka dengan hafalan surat Ar Rahman. Zul pun bahagia karena Sacred Promise nya dengan Rahman telah terbayar lunas.
Dalam Rapat Redaksi, Zulfikar mengusulkan untuk melakukan investigasi DAU. Awalnya Batubara, sang Pimred, tak terlalu serius menanggapi, apalagi Zul termasuk wartawan yang prestasinya biasa saja. Namun ketika Zul mengeluarkan data-data yang sudah dihimpunnya dan melakukan presentasi singkat, Batubara, akhirnya menerima usul tersebut kemudian membentuk tim beranggotakan 3 orang untuk melakukan investigasi reporting. Zul merasa tertantang untuk membuktikan diri sebagai wartawan yang handal. Apalagi Aisyah kekasihnya, mendukung agar Zul bisa menjadi wartawan yang "berbeda" untuk meyakinkan ayahnya Haji Murod, yang selama ini menganggap Zul sebelah mata.
Suatu hari, Zulfikar mewawancarai pengelola DAU, Dolalah, pejabat eselon II di Kemenag. Menurut Dolalah, bunga DAU digunakan untuk bantuan keagamaan dan sosial. Namun ia enggan memberikan data penerima DAU lebih rinci. Ketika pulang, Dolalah sempat memberikan amplop, namun Zul menolaknya. Di lain pihak, LSM pengawas Haji pimpinan Khudori mengatakan tidak ada masalah dengan pengelolaan DAU. Zul melihat ada sesuatu yang disembunyikan dari keterangan tersebut. Akhirnya ia menemukan Peraturan Presiden dan Kepmen yang menjelaskan penggunaan DAU.
Zulfikar kesulitan mendapatkan data penerima DAU. Dari Haji Darwis, ia mendapat informasi tentang bekas pejabat Kemenag yang dimutasi ke daerah karena mengkritisi DAU, yakni Rahman yang menjadi kepala KUA di Garut, Jawa Barat. Rahman sebelumnya adalah Direktur Pengelola Dana Haji yang kini ditempati Dolalah. Kemudian Zul menemui Rahman yang awalnya enggan membeberkan hal itu. Rahman mau memberikan data itu, bila Zul berhasil menghafal surat Ar Rahman. Beruntung Zul pernah mengaji sehingga dalam 2 hari dia sudah hafal surat Ar Rahman. Selama di Garut, Zul mengenal Fatimah, perempuan bercadar anak Rahman. Bahkan tak hanya data, Rahman merestui bila Zul melamar anaknya dengan mahar Hafalan Ar Rahman. Namun, Zul ingin fokus untuk menguak skandal DAU. Sebelum menyerahkan data itu, Rahman minta Zul mengucapkan janji suci "Sacred Promise" untuk menguak penyimpangan DAU, meski nyawa taruhannya.
Zulfikar terkejut karena yayasan As Salam, yang dikelola Haji Murod menjadi tangan kanan pembagian DAU. Khudori pun memperhatikan gerak-gerik Zul menguak DAU. Dengan didukung Dolalah, Khudori dan Handoko melakukan upaya mulai dari suap hingga penganiayaan agar Zul menghentikan investigasinya. Bahkan Aisyah ditekan ayahnya agar meminta Zul tidak melanjutkan investigasi DAU.
Saat Zul menghadapi dilema, Fatimah menyampaikan kabar bahwa ayahnya meninggal akibat dianiaya orang. Zul menduga apa yang menimpa Rahman terkait dengan DAU, karena dia juga menghadapi teror serupa. Kepergian Rahman dan dukungan Aisyah memotivasi Zul untuk menunaikan Sacred Promise-nya. Aisyah ternyata kawan Pesantren Fatimah dan akhirnya Aisyah memberi dukungan pada Zul untuk mengungkap skandal yang melibatkan ayahnya.
Akhirnya berita yang menguak penyalahgunaan DAU menghebohkan masyarakat. Majalah Reforma laris manis. Beberapa anggota DPR, Kemenag dan LSM pun terseret kasus itu. Zul pun mendapat hadiah uang dari kantor, karena dalam sehari majalah sudah habis terjual, yang digunakannya sebagai mahar untuk melamar Aisyah. Akad nikah terpaksa dilangsungkan di Polres, karena haji Murod sedang ditahan untuk proses pemeriksaan. Namun sebelum akad nikah Haji Murod mengganti maharnya pernikahan mereka dengan hafalan surat Ar Rahman. Zul pun bahagia karena Sacred Promise nya dengan Rahman telah terbayar lunas.
Tokoh Utama
Aisyah
Zulfikar
Dolalah
Rahman
Fatimah
#1
Cinta Bersemi di Taman Hati
#2
2.Majalah Derita Mingguan
#3
3. Bingkisan Sobat Tak Bersahabat
#4
4. Dana Abadi Keramat
#5
5. Kartu Nama Penuh Makna
#6
6. Ketika Cinta Terganjal Harta
#7
7. Ditolak Wawancara Pejabat Negara
#8
8. Dana Abadi Kemenag
#9
9. Reklamasi yang Tak Pasti
#10
10. Apresiasi di Rapat Redaksi
#11
11. Kue Dibagi Seenak Hati
#12
12. Curahan Hati Aisyah
#13
13. Data DAU di Sumur Batu
#14
14. Terbakarnya Jenggot Pejabat Negara
#15
15. Dilema si Kuli Tinta
#16
16. Berita Bertaruh Nyawa
#17
17. Akhirnya Terbit Juga
#18
18. Janji Suci Terlunasi
Ulasan kamu
Ulasan kamu akan ditampilkan untuk publik, sedangkan bintang hanya dapat dilihat oleh penulis
Apakah kamu akan menghapus ulasanmu?
Disukai
5
Dibaca
8.9k
Tentang Penulis
Dudun Parwanto
-
Bergabung sejak 2020-01-01
Telah diikuti oleh 84 pengguna
Sudah memublikasikan 4 karya
Menulis lebih dari 112,434 kata
Rekomendasi dari Drama
Novel
Sacred Promised
Dudun Parwanto
Novel
The Pain of Yesterday
Lina A. Karolin
Novel
Karsa
Ananda Galih Katresna
Novel
Flatulensi
asade
Novel
My Home
Nur Irawati
Novel
Senja kutitip rindu
lintang wibawati
Novel
AZALEA
Aksara
Novel
My Amazing Brother
Yaz
Novel
BISNIS BODONG
Tia Dia
Novel
KENNIE
Asrina Lestari
Flash
Reuni Bumi
Farida Zulkaidah Pane
Flash
Surat untuk Ibu
Permatasai
Cerpen
Harmoni Kehidupan
syamwiel nino albahri
Novel
ANOMALI AIR
Mochammad Eko Priambudi
Novel
Siapa Tau?
Airlangga Kusuma
Rekomendasi