Apakah kamu akan memberikan Novel ke ?
Berikan Novel ini kepada temanmu
Masukan nama pengguna

Scan dengan Aplikasi Kwikku
Untuk membaca langsung dari Aplikasi
Novel
+ Keranjang
Beli langsung
Blurb
Keganasan serdadu yang hatinya telah dicuri oleh amarah telah mendesak orang-orang dari berbagai penjuru kota untuk melakukan pembalasan semesta. Sama seperti serdadu mereka juga mencabut sanubari mereka sendiri dan mencampakkanya ke dalam gorong-gorong tepian kota. Dengan berbalut amarah menyerang, menyergap dan membantai anak bangsanya sendiri yang sama sekali tidak tahu-menahu apa yang sedang terjadi.
Bangunan-bangunan yang dulunya berdiri gagah segera saja dilalap api, seolah bangunan-bangunan itu hanya tumpukan sampah. Deretan toko yang dulunya permai tiba-tiba menjadi bara. Seumpama tentara NAZI yang memburu Jewish di masa lalu, mereka menyerang orang-orang bermata sipit dengan begitu ganas. Rumah-rumah mereka dibakar, tidak saja dengan amarah, tapi dengan api yang menyala-nyala. Harta mereka , dicuri, dijarah dan dirampas.
Tangisan dan rintihan terdengar di mana-mana. Namun, orang-orang yang sudah kerasukan setan itu tidak peduli. Mereka terus mendobrak dan memasuki kedai-kedai tempat orang bermata sipit itu mencari hidup. Mengambil apa yang bisa diambil dan lalu membakar kedai-kedai itu sembari tersenyum puas. Seorang anak kecil menangis memeluk kaki ibunya ketika orang-orang itu merampas sepeda kecilnya—sepeda yang telah membuat ia bersemangat untuk sekolah dan menyanyikan lagu Indonesia Raya di sana.
Bangunan-bangunan yang dulunya berdiri gagah segera saja dilalap api, seolah bangunan-bangunan itu hanya tumpukan sampah. Deretan toko yang dulunya permai tiba-tiba menjadi bara. Seumpama tentara NAZI yang memburu Jewish di masa lalu, mereka menyerang orang-orang bermata sipit dengan begitu ganas. Rumah-rumah mereka dibakar, tidak saja dengan amarah, tapi dengan api yang menyala-nyala. Harta mereka , dicuri, dijarah dan dirampas.
Tangisan dan rintihan terdengar di mana-mana. Namun, orang-orang yang sudah kerasukan setan itu tidak peduli. Mereka terus mendobrak dan memasuki kedai-kedai tempat orang bermata sipit itu mencari hidup. Mengambil apa yang bisa diambil dan lalu membakar kedai-kedai itu sembari tersenyum puas. Seorang anak kecil menangis memeluk kaki ibunya ketika orang-orang itu merampas sepeda kecilnya—sepeda yang telah membuat ia bersemangat untuk sekolah dan menyanyikan lagu Indonesia Raya di sana.
Tokoh Utama
Tio Moh Lam
Johan
#1
Kota Kenangan
#2
Toko Abadi Jaya
#3
Film
#4
Terminal yang Bising
#5
Mekarnya Bunga-Bunga
#6
Langit Kelabu dan Peluru
#7
Serigala
#8
Orang-Orang Tak Dikenal
#9
Gurita
#10
Kepala Batu
#11
Poh An Tui
#12
Laki-Laki Misterius
#13
Senapan
#14
Layunya Bunga-Bunga
#15
Laporan yang Tak Selesai
#16
Pusara yang Diam
Ulasan kamu
Ulasan kamu akan ditampilkan untuk publik, sedangkan bintang hanya dapat dilihat oleh penulis
Apakah kamu akan menghapus ulasanmu?
Disukai
668
Dibaca
1.8k
Tentang Penulis
Tin Miswary
Pemulung
Bergabung sejak 2023-07-11
Telah diikuti oleh 458 pengguna
Sudah memublikasikan 2 karya
Menulis lebih dari 73,125 kata
Rekomendasi dari Sejarah
Novel
Fields of Blood
Mizan Publishing
Novel
Kutukan Koin Sang Raja
Kreta Amura
Novel
Oma Hiroshima
Nurinwa Ki. S Hendrowinoto
Novel
Kartini (Movie Tie-In)
Noura Publishing
Novel
WANGI
Linggar Rimbawati
Novel
Ambang Senja
indra wibawa
Novel
Juni Berdarah Pasca-Reformasi
Hariyadi Eko Priatmono
Novel
Selling Yourself
Mizan Publishing
Novel
The Storyteller, Macedonia
Yayuk Yuke Neza
Novel
Sang Kiai
Khairul Azzam El Maliky
Novel
Nun Mati 1962
Tian Setiawati Topandi
Novel
Hanya Mimpi
Binti Uti
Novel
Tan Hua Di Kolam Darah
LaVerna
Novel
Pita Merah
Miftachul W. Abdullah
Novel
Kolecer & Hari Raya Hantu
Mizan Publishing
Rekomendasi