Kehilangan ayah ketika terjadi pertempuran 5 hari di Semarang tahun 1945 menjadikan Udjo bertekad menjadi seorang tentara. Saat kejadian itu seorang anak perempuan bernama Ina menyelamatkan Udjo dari tentara Jepang walaupun Ina harus kehilangan ibunya juga dalam pertempuran itu, Udjo juga terluka cukup parah, kedua kakinya tak normal lagi.

Lima belas tahun berselang sekarang Udjo menjadi pengantar surat meneruskan pekerjaan ayahnya, bekerja di kantor pos besar Semarang. Tekad yang besar untuk menjadi tentara memberanikan Udjo untuk mengikuti seleksi tentara nasional di Ambarawa di tahun 1960, berbagai usaha dilakukan untuk menggapai cita-citanya tersebut walaupun dengan berbagai keterbatasan.

Terjadi pertentangan batin ketika Udjo harus menghadapi situasi negara yang sedang bergejolak di tahun 1965 sebagai tentara nasional. Hati nurani dan moral Udjo benar-benar diuji pada saat peristiwa tersebut termasuk bagaimana akhirnya Udjo kembali bertemu Ina tetapi pada situasi yang kurang baik.