Daftar isi
#1
Prolog
#2
Bab 1. Tanah Kelahiran
#3
Bab 2. Surat Misterius
#4
Bab 3. Jejak Lawas
#5
Bab 4. Loji Antik
#6
Bab 5. Gundah Gelisah
#7
Bab 6. Kabar Duka
#8
Bab 7. Amukan Hati
#9
Bab 8. Sebuah Kebetulan
#10
Bab 9. Pelosok Desa
#11
Bab 10. Setitik Tegun
#12
Bab 11. Tamu Bertandang
#13
Bab 12. Puri Bali
#14
Bab 13. Runtutan Peristiwa
#15
Bab 14. Melukat Sengkala
#16
Bab 15. Percakapan Rahasia
#17
Bab 16. Alam Seberang
#18
Bab 17. Kecelakaan Kecil
#19
Bab 18. Datang Menjenguk
#20
Bab 19. Rasa Batin
#21
Bab 20. Pertemuan Keluarga
#22
Bab 21. Pusara Kerabat
#23
Bab 22. Mimpi Buruk
#24
Bab 23. Benang Merah
#25
Bab 24. Titipan Keris
#26
Bab 25. Menerawang Batin
#27
Bab 26. Wejangan Si Mbok
#28
Bab 27. Wacana Buku
#29
Bab 28. Rumah Kulon
#30
Bab 29. Tidur Meracau
#31
Bab 30. Lumuran Darah
#32
Bab 31. Trauma Malam
#33
Bab 32. Jamuan Ningrat
#34
Bab 33. Kisah Rahasia
#35
Bab 34. Bintang Kecil
#36
Bab 35. Lorong Misteri
#37
Bab 36. Sinar Bulan
#38
Bab 37. Hitam Cermin
#39
Bab 38. Wangsit Leluhur
#40
Bab 39. Rogo Sukmo
#41
Bab 40. Pesan Wasiat
#42
Epilog
#43
Ucapan Terima Kasih
Apakah Anda akan menghapus komentar ini?
Apakah Anda akan menghapus komentar ini?
Chapter #23
Bab 22. Mimpi Buruk
Bagikan Chapter
4
[1] "Bocah wingi sore! Berani-beraninya kowe teko ke pertemuan kerabat! Opo maksudmu mau menunjukkan eksistensimu, hah?": Anak kemarin sore! Berani-beraninya kamu datang ke pertemuan kerabat! Apa maksudmu mau menunjukkan eksistensimu, hah?" [Ngoko]
[2] "Ojo wani-wani kowe karo aku.": Jangan berani-berani sama aku. [Ngoko]
[2] "Ojo wani-wani kowe karo aku.": Jangan berani-berani sama aku. [Ngoko]
Chapter Sebelumnya
Chapter 22
Bab 21. Pusara Kerabat
Chapter Selanjutnya
Chapter 24
Bab 23. Benang Merah
Komentar
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar