Kisah mengambil latar tahun 1995.
Sekawanan manusia bercumbu dengan kepekatan hidup. Mencintai kegelapan, nyaris tidak ada area putih yang tampak. Mereka bagian dari penghuni bumi yang menampilkan takdir-takdir laknatnya. Kedurjanaan begitu berserakan. Disaat orang-orang merindukan sorga, mereka semakin menjauhi Tuhannya. Agama yang memabukan serta pengkultusan adalah bagai cawan anggur yang melenakan. Bahkan lebih najis dari bangkai nista sekalipun.
***
Sahabat terbaik sejak di bangku kuliah dan hingga kini, Nenden, pernah menasehati Rosma agar kembali memikirkan soal rumah tangganya dengan Baban. Baban sangat tidak layak dijadikan sebagai suami. Jawaban Rosma menohok jantung Nenden.
"Dia mungkin bukan suami yang baik. Tetapi bagiku, dia adalah laki-laki terbaik!" ujar Rosma. Kemudian melanjutkan,
"Apapun bukan apapun, kecuali seks, itu adalah segalanya!