JARAMBAH
Hendra Wiguna
Chapter #12
Keluarga yang Kehilangan dan Terungkapnya Masa Lalu Bapak
Bagikan Chapter
  • Bookmark Paragraf ini
  • (1) "Iwan? Ini Iwan? Anaknya Pak Juned?"

    (2) "Iya, Pak."

    (3) "Kenapa nggak sama Cecep?"

    (4) "Iya."

    (5) "Oh, tidak, Pak."

    (6) "Sendirian saja?"

    (7) "Iwan kenapa tidak sama Cecep? Si Cecep mana?"

    (8) "Kenapa tidak kasih tahu Iwan kalau si Cecep ke Jakarta?"

    (9) "Ibu tidak punya alamat kamu di Jakarta."

    (10) "Tahu begitu, mungkin dulu Iwan ajak Cecep juga ke sana. Ya sudah. Nanti sore Iwan balik lagi ke Jakarta."

    (11) "Jangan dulu ke Jakarta. Di sana sedang rusuh. Ibu takut kenapa-napa. Bukannya kamu pulang untuk menghindari kerusuhan, kan?"

    (12) "Terus bagaimana dengan Cecep? Mungkin dia masih cari Iwan di sana. Luntang-lantung tidak jelas. Sudah tiga bulan. Apa ibu tidak takut kenapa-napa dengan Cecep? Jangan kayak bapak yang tidak peduli anaknya hilang!"

    (13) "Biarlah. Biar bapak dengar. Dia memang tidak peduli, kok!"

    (14) ""Jangan ke Jakarta lagi. Biarlah Cecep di sana. Ibu tahu dia sendirian. Ibu takut dia kenapa-kenapa. Tapi ibu lebih takut jika harus kehilangan kamu juga, kehilangan kalian berdua."

    (15) "Aduh. Gimana ya. Di Jakarta kan lagi rusuh. Emang tidak kenapa-napa si si Cecep sendirian?"

    (16) "Itu kenapa, Pak?"

    (17) "Bapak pernah mencari si Cecep?"

    (18) "Iwan mau balik lagi ke Jakarta besok. Ibu melarang. Tapi Iwan tidak bisa diam terus di sini saja kan, sementara si Cecep teu apal kumaha nasibna."

    (19) "Kalau kata ibumu jangan, ya jangan!"

    (20) "Kasihan Ibumu semenjak si Cecep kabur, dia sering sakit, sakitan."

    (21) "Terus kumaha si Cecep?"

    (22) "Biarkan saja dulu. Lagian bapak udah lapor polisi."

    (23) "Polisi tidak bisa diandalkan. Buktinya sudah tiga bulan belum juga ketemu.

    (24) " Terserah kamu saja. Bapak tidak peduli. Cuma, pikirkan ibumu. Apa kamu tidak kasian sama ibumu? Bapak masih sayang sama ibumu!"

    (25) "Kalau bapak bisa sayang sama Ibu, lalu kenapa tidak bisa sayang sama saya? Sama Cecep?!!"
    Chapter Sebelumnya
    Chapter 11
    Kerinduan Dua Kawan Jarambah
    Chapter Selanjutnya
    Chapter 13
    Kegundahan Seorang Lelaki dan Perjuangan Pro Reformasi
    Komentar
    Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar