Daftar isi
#1
Prolog
#2
Wartawan Kampung dan Kisah Anak-Anak Hilang
#3
Ibu Kota tak Lebih Kejam dari Bapak?
#4
Jarambah ke Jakarta
#5
Akhir Tragis Anak Layangan
#6
Sosok Bocah di Tengah Demontrasi
#7
Kerisauan di Malam Tragedi
#8
Jalan Panjang Pencarian sang Bocah
#9
Bocah Kelaparan di Tragedi Plaza Klender
#10
Mereka yang Khawatir
#11
Kerinduan Dua Kawan Jarambah
#12
Keluarga yang Kehilangan dan Terungkapnya Masa Lalu Bapak
#13
Kegundahan Seorang Lelaki dan Perjuangan Pro Reformasi
#14
Ibu Kota tak Lebih Kejam dari Bapak
#15
Aku Ingin Pulang
#16
Kembalinya Anak-anak Kampung
#17
Epilog
Apakah Anda akan menghapus komentar ini?
Apakah Anda akan menghapus komentar ini?
Chapter #3
Ibu Kota tak Lebih Kejam dari Bapak?
Bagikan Chapter
*arit : semacam celurit untuk mencari rumput.
(1) "Cepat, ayo kita nonton konser band."
(2) "Kenapa?"
(3) "Kenapa ke sana? Bukannya mau ke kota?"
(4) "Tidak jadi ah kalau tidak ada kamu. Mending ke lapangan saja, main layang-layang."
(5) "Siapa ini yang simpan arit di sini?"
(6) "Sini!"
(7) "Lihat itu jadi pada sobek begitu!"
(8) "Mau ke mana kamu?"
(9) "Yud, antar aku ke Jakarta, yuk."
(10) "Ke Jakarta mau apa?"
(11) "Mau menemui abangku. Aku mau tinggal sama abangku. Daripada tinggal di sini bikin sakit hati saja."
(12) Bukannya kamu pernah kerja di sana juga, kan?"
(13) "Oke, aku antar sampai Jakarta. Tapi ada yang harus kamu tahu, Jakarta itu kejam."
(1) "Cepat, ayo kita nonton konser band."
(2) "Kenapa?"
(3) "Kenapa ke sana? Bukannya mau ke kota?"
(4) "Tidak jadi ah kalau tidak ada kamu. Mending ke lapangan saja, main layang-layang."
(5) "Siapa ini yang simpan arit di sini?"
(6) "Sini!"
(7) "Lihat itu jadi pada sobek begitu!"
(8) "Mau ke mana kamu?"
(9) "Yud, antar aku ke Jakarta, yuk."
(10) "Ke Jakarta mau apa?"
(11) "Mau menemui abangku. Aku mau tinggal sama abangku. Daripada tinggal di sini bikin sakit hati saja."
(12) Bukannya kamu pernah kerja di sana juga, kan?"
(13) "Oke, aku antar sampai Jakarta. Tapi ada yang harus kamu tahu, Jakarta itu kejam."
Chapter Sebelumnya
Chapter 2
Wartawan Kampung dan Kisah Anak-Anak Hilang
Chapter Selanjutnya
Chapter 4
Jarambah ke Jakarta
Komentar
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar