Salah Panggil

Senja di bangku taman kota, menjadi saksi sejoli menaut hati.

Kim Yo-no dan Seo Sa-ni, sejak senja di bangku taman itu, hidup mereka tak lagi kelabu, apalagi untuk Seo Sa-ni, bunga di bibirnya yang lama layu, kini tersirami senyum Yo-no.

Sa-ni, adalah wanita yang melebihi kualifikasi standar kecantikan pria, rambutnya lembut, bibirnya manis, bodynya KUTILANG (kurus, tinggi, kulitnya belang), tak ayal ia menjadi gadis idola dikalangan pria. Selain fisiknya yang hampir sempurna (kesempurnaan hanya milik Allah), Sa-ni juga wanita yang cerdas, hingga namanya di blacklist dari berbagai kompetisi, karena jika Sa-ni ikut kompetisinya, sudah dipastikan juaranya.

Fisik dan kecerdasan sama sekali tidak ada artinya tanpa akhlak, dan kalian jangan sekali-kali mempertanyakan akhlak Sa-ni. Hatinya selembut sutra, Sa-ni sering kali terlibat di acara amal, dan ia juga aktif sebagai remaja masjid, padahal ia terlahir dikeluarga atheis, tapi ia menjunjung tinggi nilai-nilai agama, bahkan ia juga sempat aktif di gerakan “remaja tanpa pacaran” tapi semua berubah sejak ia mengenal Yo-no.

 

Sekarang mari kita kenali yo-no lebih jauh.

“aku bingung mulai dari mana, sebenernya ini juga cerita aneh, masa ada orang korea namanya Yo-no, kek kang sayur” ini isi hati author.

Yo-no, pria yang terlahir dengan segala kesialan di dunia, tapi ada satu keberuntungan yang membuat pria-pria di luar sana ingin meludahi Yo-no, yaitu ia tak pernah gagal soal mendapatkan hati wanita yang ia cinta, dan banyak wanita yang luluh oleh dia, hingga teman-temannya (teman-teman online, Yo-no itu nolep di real life) menjuluki Yo-no sebagai Duta Asmara.

Seperti biasa, setiap malam minggu, Yo-no dan Sa-ni kencan keliling kota, diawali membeli makan (Sa-ni yang bayar), berkeliling sebentar, lalu duduk di bangku taman tempat mereka pertama menjalin cinta.

Angin yang begitu setia pada dedaunan, menyanyikan hymne berjuta kenangan, rembulan menjadi payung dari hujan kepedihan, sejenak orang-orang di taman lupa akan beban. Tak terkecuali Yo-no dan Sa-ni, mereka duduk bersandar beriringan sambil menatap satu sama lain.

“dek ”

“mas”

“dek”

“mas”

“dek”

“sekali lagi, aku cubit bola mata kamu mas” manja Sa-ni.

“ih adek ini gemes banget deh” kata Yo-no sambil mengelus, sepatu Sa-ni.

“dek, mas Yo-no mau Tanya” lanjut Yo-no.

“mas, adek mau jawab” sahut Sa-ni

“adek pernah ngga, di gampar Tentara?”

“belum pernah mas, emang kenapa?”

“cobain deh, rasanya… ahh mantap”

“ih mas Yo-no ini gombal banget” Sa-ni tersipu.

“dek, mas Yo-no pengin lempar adek ke langit” kata Yo-no.

“kok gitu mas?”

“biar semua orang di dunia tau, ada yang lebih indah dari pelangi” rayu Yo-no.

“ahh mas Yo-no sukanya gitu” salting Sa-ni sambil garuk-garuk tanah.

“dek, kamu itu Tik Tok” lanjut Yo-no.

“maksudnya?”

“iya, kamu Tik Tok, cantiknya mentok” gombal Yo-no sambil mengelus rambut Sa-ni.

Sa-ni yang wajahnya semakin memerah, langsung menutupi wajahnya pake kaki.

“mas, udah ah jangan gombal terus” ucap Sa-ni.

(ngga papa lanjut aja, authornya bingung mau nulis apa lagi).

“yaudah sekarang coba adek yang gombalin mas Yo-no” Yo-no memancing topic obrolan.

“mas tau apa yang aku suka dari youtube?” Tanya Sa-ni.

“apa?”

“tiga huruf diawal” rayu Sa-ni

“ih dek lasmi ini bisa aja” sahut Yo-no.

“lasmi siapa mas?!”

 

Tamat

8 disukai 5 komentar 5.4K dilihat
Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
lucu banget. 😂 aku jadi semangat bacanya. 😁
@faridapane : Jangan salah, dia marganya Kim
huahhahaha.. yo-no....
@lirinkw : Sering terjadi di kota-kota besar wkwkwk
wkwkwk padahal uwu banget gombalannya, eeeh ternyata ...
Saran Flash Fiction