"Jangan Dihabisin!"
Kata Gino tiap kali dia membagi jajanannya kepada Kukuh.
Gino dan Kukuh adalah sahabat sejak kecil. Gino memiliki kecerdasan yang kurang, tetapi rezeki yang lebih, sementara Kukuh sebaliknya.
Gino selalu membagi jajanannya kepada Kukuh. Sebagai gantinya, Kukuh akan membagi jawaban tugas dan ujiannya kepada Gino.
Mereka merasa hidup dalam simbiosis mutualisme. Namun, orang lain merasa bahwa Gino yang bergantung pada Kukuh.
Menurut mereka, Kukuh akan mendapatkan beasiswa kuliah dan hidupnya akan sukses sehingga tidak akan butuh lagi bantuan dari Gino.
Mendengar itu, Gino jadi rajin belajar. Dia ingin bisa bersanding setara dengan Kukuh di kampus yang sama.
Namun, upaya kebut semalam memang tidak bisa mengalahkan kecerdasan sedari lahir.
Gino gagal masuk kuliah. Dia harus berpisah dengan Kukuh. Mereka berjanji akan saling berkontak.
Namun, janji itu hanya bertahan pada tiga bulan pertama. Setelah itu, Kukuh tidak pernah kembali pulang.
Meskipun gagal masuk kuliah, semangat belajar Gino untuk mandiri tidak lah padam. Dia belajar membantu mengolah bisnis milik ayahnya.
Perlahan Gino mulai bisa dipercaya ayahnya dan diberikan kuasa sepenuhnya. Gino sangat gembira, ia ingin memberitahu hal ini pada Kukuh, tetapi mereka telah hilang kontak.
Gino hanya mendengar kabar bahwa Kukuh telah menjadi sukses. Dia menjadi seorang Bos besar. Gino percaya pada hal itu. Dia merasa senang karena dirinya juga bisa menjadi seorang bos, dengan kata lain, setara dengan Kukuh.
Bisnis Gino berkembang pesat, bahkan dia mampu menyaingi produk dari para pesaingnya yang sudah lama terkenal.
Kesuksesan itu mengundang para preman berseragam yang meminta jatah untuk izin Gino berbisnis di sana.
Gino yang telah merasakan sulitnya mencari uang, jelas menolak upaya pungli tersebut. Dia melawan tiga orang preman yang mencoba mengancamnya itu.
Gino berhasil mengalahkan mereka. Namun, dia tidak berhasil mengalahkan apa yang datang selanjutnya.
Gino dikeroyok oleh sepuluh orang preman dan diculik. Dia dibawa ke hadapan Bos mereka di markas rahasia.
Di tengah kondisi terluka dan setengah sadar, Gino melihat Sang Bos sedang berbicara pada orang penting lainnya. Mereka meminta Sang Bos untuk menjaga keamanan bisnis mereka dari pesaing seperti Gino.
Mereka pergi mempercayai Sang Bos akan mengurus semuanya. Sang Bos lalu melihat ke Gino. Perlahan pandangan samar-samar Gino menjadi jelas. Sang Bos yang berdiri di hapadannya itu memiliki wajah yang sangat ia kenal.
Gino syok tidak percaya, dia tidak mempedulikan pada para preman yang mulai mengambil senjata, cangkul, dan karung ke arahnya.
Perhatian Gino terfokus pada sosok sahabat yang telah lama tidak ia temui.
Gino memanggil nama sahabatnya itu, tetapi orang itu hanya diam dan berjalan pergi setelah memberikan perintah terakhir pada anak buahnya.
"Jangan Dihabisin!"