Habitat

Bumi berjanji pada pencipta untuk memeluk setiap kesedihan yang datang dengan wajah yang ceria. Namun hidungnya membaui aroma mawar putih mengisi sudut ruangan. Gelap. Matanya tertutup rapat dan tak terbuka lagi. Saat itu Bumi tahu dia harus kembali ke habitatnya dan mengikhlaskan kehidupan.

"Maaf waktumu telah tiba." Bisik makhluk besar dengan sayapnya yang memeluk tubuh Bumi dengan erat hingga tarikan nafas terakhirnya.

3 disukai 6.9K dilihat
Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Saran Flash Fiction