Engklek

"Bisa tenang sedikit?"

"Tidak." Satu meter di depanku, kaki pendeknya bergerak akas seperti sedang bermain engklek, tanpa kotak, tanpa gaco sambil mengidung. Meski begitu, lompatannya sangat meyakinkan.

"Aku memutuskan jalan denganmu bukan tanpa maksud, tahu."

"Aku tahu, Diki...." Dari engklek, cewek itu melompat maju, mendarat dengan kaki terbuka selebar bahu, lompat lagi sambil berputar sehingga dirinya berhadapan denganku. Kupikir lasaknya sudah selesai. Rupanya gadis tersebut mengangkat kaki kiri dan mulai engklek mundur.

"Aku mau bicara. Tolong dengarkan."

"Dari tadi aku mendengarkanmu." Ia melompat ke kanan karena di kirinya ada orang hendak lewat.

"Ya. Tapi sambil bermain. Diam sebentar saja bisa?"

1 disukai 4.6K dilihat
Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Saran Flash Fiction