Langit mulai berubah jingga. Ajun yang merasa lelah, duduk di ayunan yang ada di sebuah taman. Melihat seisi taman yang terasa familiar membuat pikirannya pun melayang-layang.
Ajun kecil yang lelah sehabis bermain di taman, duduk di sebuah ayunan sendirian. Teman-temannya sudah pulang lebih dulu, orang tua mereka menjemput; menyuruh mereka pulang untuk mandi, makan, lalu istirahat. Ajun biasanya memang pulang paling akhir. Selalu dijemput oleh kakeknya. Kakeknya memang punya kebiasaan jalan-jalan santai mengitari komplek rumahnya di sore hari. Ajun pernah bertanya “Kenapa sih kakek suka sekali jalan-jalan sore?” Kakeknya menjawab dengan sedikit gurauan “Tidak ada yang spesial, nak. Kakek cuma ingin sehat. Kalau bisa sih sampai cucu kesayangan kakek ini tumbuh dewasa dan menikah hahaha”
Tak lama berselang, kakeknya pun datang. Ajun kecil berteriak memanggil “Kek!” sembari melambaikan tangannya. Sang kakek pun membalas lambaiannya, lalu menyuruh Ajun kecil mendekat “Kemarilah, nak! Ayo pulang! Sudah sore” Mengingatkan cucunya kalau hari sudah hampir gelap dan mulai dingin. Ajun kecil berlari riang dan sang kakek mulai merendah, jongkok. Menawarkan punggungnya untuk dinaiki cucu kesayangannya itu. Tanpa segan, Ajun kecil menerimanya. Ia naiki punggung kakeknya dan merangkul erat. Ajun kecil pun tersenyum senang, seakan-akan sedang menaiki kendaraan paling nyaman di dunia.
Dalam perjalanan pulang, sang kakek berkata “Lihatlah, nak! Kali ini langitnya tampak bagus ya?” Dalam sekejap Ajun kecil pun mengalihkan pandangannya ke langit, lalu menanggapinya dengan semangat dan rasa kagum yang meluap “Waaah..iyaa kek, Baguss!”
.............
.............
“Jun, Ajuunnn!”
Tiba-tiba seorang wanita memanggil sambil menjentikkan jarinya di samping telinga Ajun. Ajun pun tersadar dari lamunannya.
“Eh, Risa. Udah dari tadi nyampenya?”
“Barusan kok, ngelamun mulu sih kamu. Tumben janjian di taman dulu, biasanya langsung ke tempat makan?”
“Pengen nostalgia aja. Dulu waktu kecil, kakek selalu jemput aku di taman ini, terus aku digendong sampe ke rumah. Pas di perjalanan pulang, aku sering banget tanya dan cerita ini itu ke kakek. Ngga kerasa aja, waktu cepet banget berlalu ya”
“Yaa ampuun. Cucu kesayangan kakek sedih lagi nih ceritanya”
“Coba aja kakek masih bisa sempet liat kita tunangan, dua minggu lagi. Dia pasti senang”
“Yang tabah, Jun. Kakek sudah istirahat dengan tenang sekarang. Seenggaknya beliau tau kalo cucu kesayangannya sudah nggak jomblo lagi, iya kan. Sudah, sini sini!” jawab Risa sembari merentangkan tangannya, lalu memberi isyarat menyuruh Ajun mendekat.
“Apa?” jawab Ajun.
“Peluk?” balas Risa.
Ajun menerimanya, ia peluk erat Risa sembari berkata “Terima kasih ya”
“Sama-sama” ucap Risa dalam dekapan Ajun sembari menepuk-nepuk pelan punggungnya yang lebar, mencoba menenangkannya.