Flash Fiction
Disukai
3
Dilihat
5,566
You Are My Angel
Romantis

Kata orang, cinta itu unik, kau tidak akan pernah tahu bagaimana bisa kau mulai menyadarinya.

Sialnya, aku terlambat menyadari cinta itu. Tetapi aku juga tidak yakin apakah dia benar-benar mencintaiku?

Namanya Erlan, teman sekelasku waktu SMP. Anaknya bodoh, urakan, tapi anehnya dia tidak pernah bolos sekolah. Dan karena tidak pernah bolos sekolah itu kerjaannya setiap hari di kelas hanya mengajakku ribut. Dia sering mengacak-acak rambutku, mencubit pipiku, sampai menyebar fitnah bahwa aku adalah pacarnya.

Sampai pada saat hari kelulusan SMP, dia menyatakan perasaannya padaku.

"Aku diterima di SMA XYZ, jadi kau harus tahu perasaanku padamu, Dinta," katanya.

"Hahaha, bodoh, aku nggak akan mau jadi pacarmu," tolakku dengan sadis.

"Hahaha, tapi aku mau menunggumu." Lho? Bukannya menangis, Erlan malah tertawa.

"Terserah kau saja." Aku melambaikan tangan dengan angkuh, lalu pergi.

Terus terang, saat itu aku berpikir Erlan hanya iseng, mengacu pada sifatnya yang urakan dan tidak bertanggungjawab. Lagi pula, kami akan berpisah, cepat atau lambat dia pasti akan melupakanku.

Tapi pada saat hari pertama orientasi murid baru di SMK Perhotelan yang kupilih, aku benar-benar terkejut.

"Lama tidak berjumpa! Aku merindukan gadis paling cantik di seluruh sekolah ini." Erlan mengenakan seragam PDH SMA XYZ, tertawa sambil menyandang tas hitamnya di bahu, berdiri di depan gerbang sekolah. Menungguku. "Apa kau sudah mau jadi pacarku?"

Aku sama sekali tidak bereaksi, hanya melambaikan tangan malu-malu padanya, kemudian berjalan memasuki kelas.

Selanjutnya, Erlan selalu datang di saat-saat yang tidak terduga.

Seperti saat aku sedang dilabrak oleh seniorku karena disangka telah merebut pacarnya.

"Kata siapa Dinta merebut pacarmu!" serunya pada senior, saat Erlan berusaha menengahi keributan ini. "Asal kau tahu, ya, Dinta itu pacarku. Kami sudah pacaran sejak SMP."

Pacarmu? Ngaco, kau, Erlan, sinting!

Anehnya, kakak kelas itu percaya dengan omongan Erlan dan dia langsung meminta maaf padaku.

"Terima kasih." Aku pun tersenyum malu-malu pada Erlan. Entah kenapa aku tidak bisa melontarkan kata-kata yang seenaknya lagi padanya, seperti saat kami duduk di bangku SMP.

Kejadian selanjutnya seperti dalam film aksi saja.

Sepulang sekolah saat aku sedang menunggu bus di halte, ada segerombolan murid SMA nakal yang iseng-iseng menggodaku. Saat itulah Erlan datang bak pahlawan bertopeng.

"Pergi kalian! Jangan ganggu pacarku!" hardiknya, lalu memukul salah satu gerombolan murid SMA tersebut.

Salah seorang gerombolan yang lain berusaha membalas, tapi langsung ditendang oleh Erlan sambil melompat ke belakang. Akhirnya, gerombolan itu lari terbirit-birit karena menyangka Erlan jago pencak silat.

Gadis mana pun yang melihat kejadian ini pasti langsung terlena.

"Kau baik-baik saja?" tanya Erlan begitu melihat kondisiku yang sedikit gemetaran.

"Iya."

"Kalau begitu, kuantar kau pulang, ya."

Aku tak sanggup berkata-kata dan hanya bisa mengangguk.

Hari itu, Erlan mengantarku pulang menggunakan motor Honda Tiger 2000. Di sepanjang perjalanan, aku memeluk tubuhnya dan menyandarkan pipiku ke punggungnya karena masih merasa ngeri dengan kejadian, barusan.

Kalau dipikir lagi, saat itu aku tidak mengerti perasaanku sendiri. Tidak tahu kalau di dalam hatiku mulai tumbuh benih-benih cinta kepada Erlan. Dengan polosnya aku masih berpikir kalau dia hanya cowok urakan yang iseng-iseng menyatakan perasaannya padaku.

Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Romantis
Rekomendasi