STALKER

Namaku Silvia Putri, biasa dipanggil Silvi. Seperti biasa aku berangkat ke kampus pukul 7 pagi. Aku harus berjalan sekitar 15 menit menuju terminal bus. Tapi anehnya akhir-akhir ini, aku merasa seseorang mengikutiku. Aku sesekali melihat kebelakang, sekitar 3 meter dibelakangku ada seorang pria menggunakan tudung hitam yang tampaknya mengikutiku. Aku pikir itu hanya suatu kebetulan. Tapi setelah 1 minggu, hal itu tetap berlangsung.

Karena aku tidak tahan lagi, hari ini aku putuskan untuk menghajar pria itu. Seperti biasa hari ini aku berjalan menuju terminal, dan benar pria itu dibelakangku. Kupegang erat tasku dan kemudian kupukuli pria itu.

"Dasar penguntit!! Penguntit gila!!", kataku sambil memukuli pria itu.

Pria itu kesakitan dan kemudian memegang tanganku untuk menghentikanku memukulinya.

"Stop!Stop!" kata pria itu padaku.(sambil memegang tanganku)

Aku menatap pria itu, ia tampak seperti pria normal dan wajahnya juga sangat tampan. (Silvi terpesona...tralala)

"Siapa yang kau sebut penguntit?" tanya pria itu. (Pertanyaan pria itupun menyadarkanku)

"Tentu saja kamu. Sudah seminggu ini kamu terus menguntitku. Dari jalan sampai di bis dan juga kampus." jawabku kesal.

Pria itu kemudian menunjukkan kartu identitas mahasiswa. Ia adalah mahasiswa dikampusku juga. Aku mengembalikan identitasnya dan meminta maaf. Dia sangat kesal dan pergi begitu saja.

Sudah 3 hari berlalu sejak kejadian itu, tapi pria itu tak pernah terlihat lagi. Aku tiba dikampus dan melihat pria itu sudah ada disana. Aku kemudian bertanya pada temanku tentang pria itu.

"Siapa dia?" tanyaku pada temanku. (sambil menunjuk pada pria itu)

"Dia mahasiswa jurusan TI. Julukannya adalah Si Hacker Tampan." jawab temanku.

"Apa maksudmu?", tanyaku lagi.

"Dia pemenang lomba Hacker se-Asia. Namanya Nico. Pokoknya dia sangat jenius." jawab temanku lagi.

Akupun hanya mengangguk. Keesokan harinya, aku berangkat lebih pagi dari biasanya. Aku kemudian berhenti sejenak di sebuah toko dan menunggu Nico. Aku tidak tahu apa dia sudah berangkat apa belum. Sekitar 5 menit, Nico pun datang. Aku bersembunyi, kemudian diam-diam mengikutinya dari belakang. Hal itupun akhirnya menjadi kebiasaanku. Awalnya aku hanya ingin mengikutinya selama beberapa hari. Namun sekarang sudah hampir 2 minggu aku mengikutinya. Sekarang akulah yang malah menjadi 'stalkernya'.

Aku tidak mau dia salah paham, akupun berhenti mengikutinya. Hari ini aku berangkat agak siang, agar aku dapat menghindari bertemu dengannya. Setelah sampai di dekat toko yang biasanya, aku melihat Nico. Sepertinya di membeli sesuatu disana. Nico sepertinya tidak melihatku, ia berjalan lagi setelah membeli sesuatu di toko itu. Akupun berjalan dibelakangnya, dalam hati kukatakan 'aku jadi stalkernya lagi hari ini'.

Sesaat kemudian Nico berhenti berjalan, akupun juga berhenti. Nico pun berkata,

"Kamu adalah gadis pertama yang memukuliku seperti itu." kata Nico.

Aku hanya terdiam dan terkejut. Aku berpikir dia sedang berbicara padaku. Aku tidak bisa berkata apa-apa, rasanya seperti tenggorokanku tercekat.

"Ayo, berjalan bersamaku !" kata Nico. (sambil berbalik dan membuka tudung jaketnya)

"Ayo...My Stalker!", kata Nico sambil mengulurkan tangannya dan tersenyum.

Aku terkejut dan wajahku memerah karena malu. Hatiku dag dig dug tak karuan. Namun pada akhirnya, aku tetap menerima uluran tanggannya. Dalam hati aku berkata, 'ia ternyata selama ini tahu, kalau aku mengikutinya'.

6 disukai 4 komentar 5.7K dilihat
Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
@misstravelbeautylife : Kisah cinta hanya imajinasi penulis. Tapi siapa tahu, ada kisah cinta semudah itu. Kita kan nggak tahu setiap kisah cinta orang didunia ini. SALAM 🙏🙏🙏
@misstravelbeautylife : Makasih udah mau mampir.......
Plotnya nggak nge-twist
Andai kisah cinta semudah itu ya 😏
Saran Flash Fiction