Kinjeng Biru (Cinta yang Kandas)
Drama
Ketika Surip masih bercelana pendek dan hidung sering ingusan, ada sebuah gubuk di tengah sawah milik Haji Karmijan. Semua sawah di kampung pasti punya gubuk di tengahnya, tetapi gubuk di sawah Haji Karmijan adalah yang istimewa bagi Surip. Di sanalah ia menemukan cinta pertamanya.
Gubuk itu seperti gubuk di tengah sawah pada umumnya, berukuran dua kali dua meter dan berbentuk panggung setinggi satu meter. Dindingnya berupa bilah-bilah bambu setinggi satu meter yang disusun vertikal dengan jarak tertentu...
Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp2.000
Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Drama
Novel
Balada Ibu Rumah Tangga
Gie Salindri
Novel
Akhi-akhi Kosan Sebelah
Meilia Ningrum
Novel
Cermin Kusam di Sudut Kota
slwanadh
Novel
Kita & Saling Part 2
Aneke Putri
Novel
With You, I'm Okay (NOVEL)
Nadia Amalia
Novel
Syahid : Selama Masih Bernyawa
Jaka Ferikusuma
Novel
Lubang di Daster Ibu
Edelmira (Elmira Rahma)
Novel
Bayang Cinta Di Balik Tirai
Gie
Flash
Kesalahan yang Sama
B12
Flash
Sebutir Apel
Afri Meldam
Cerpen
Kinjeng Biru (Cinta yang Kandas)
Sulistiyo Suparno
Novel
My Real Espresso
Kandil Sukma Ayu
Novel
Kais Manis
Louis Sabin
Flash
Cinta Maya Yang Nyata
Sunarti
Novel
Kasih Ibu Sepanjang Malam
Indah lestari
Rekomendasi
Cerpen
Bronze
Kinjeng Biru (Cinta yang Kandas)
Sulistiyo Suparno
Cerpen
Bronze
Rolet dan Pisau Lipat
Sulistiyo Suparno
Cerpen
Bronze
Mengampuni Maling
Sulistiyo Suparno
Flash
Bronze
Gagal Jadi Tentara
Sulistiyo Suparno
Cerpen
Bronze
Bandit Cilik
Sulistiyo Suparno
Flash
Bronze
Gadis Berkuncir Ekor Kuda
Sulistiyo Suparno
Flash
Bronze
Skripsi
Sulistiyo Suparno
Flash
Bronze
Pengintip Malam Pengantin
Sulistiyo Suparno
Flash
Nyanyian Penyemangat Hidup
Sulistiyo Suparno
Flash
Bronze
Membunuh Tanpa Senjata
Sulistiyo Suparno
Flash
Bronze
Kecupan Rere
Sulistiyo Suparno
Flash
Merpati Kecil Itu Tetap Terbang
Sulistiyo Suparno
Flash
Bronze
Warisan Tuan Reading
Sulistiyo Suparno
Flash
Bronze
Nama Istimewa
Sulistiyo Suparno
Flash
Matahari Tak Pernah Lelah
Sulistiyo Suparno