Tutorial Patah Hati
11. Atas Nama Buah Hati

100.INT. RUANG TAMU RUMAH GILANG - DAY (FLASHBACK.)

Gilang kecil sedang main mobil-mobilan bersama Om Arga.

GILANG KECIL
Brum.. brum.. ayo om kita ke Ragunan bareng.
OM ARGA
Berdua aja, Lang?
GILANG KECIL
Iya, ayah lihatnya dari surga, kan? 
Eh orang bunuh diri masuk surga gak ya, Om?
OM ARGA
Kalo Gilang doain Insya Allah bisa,
kan doa anak yang soleh dihitung terus, Lang.
GILANG KECIL
Aamiin Om.. nah kita ke Ragunannya berdua,
ayah lihatin aja dari surga. Brumm.. brum..
OM ARGA
Ibu gak diajak, Lang?

Tiba-tiba Gilang menghentikan permainannya.  

GILANG KECIL
Ibu? Gilang gak punya Ibu, Om.. 
Dia udah bikin ayah mati.

Om Arga terdiam, tak tahu mau menjawab apa.

GILANG KECIL
Om juga pasti benci kan sama dia,
dia kan yang bikin Kakak Om nggak ada?

(Flashback End.)

101.INT. MOBIL GILANG - JALAN TOL - DAY

Gilang memacu kencang mobilnya. Di jok penumpang sudah ada kardus berisi bir kalengan yang dia beli dadakan di jalan, wadah bir tersebut menindih cd yang dtinggalkan Om Arga. Di lantai mobil terlihat dua kaleng sudah habis. Kini Gilang menyetir sambil minum kaleng bir-nya yang ketiga.  

Percakapannya waktu kecil dengan Om Arga seolah mengingatkan.

OM ARGA (V.O.)
Lang, kamu ingat kan dulu sering sakit?
Makanya kamu mesti rutin minum obat seumur hidup dan JANGAN pernah MINUM ALKOHOL ya? Bisa bahaya.
GILANG KECIL (V.O.)
Ya iyalah, Om. Kalo Gilang nggak sakit
juga tetap gak boleh. Di pengajian
kan dikasitahu, Om.

Ingatan percakapan malah membuat Gilang makin cepat menenggak bir ketiga dan kini sudah membuka yang ke-4.

Gilang menekan pedal gas dalam-dalam, hingga mengakibatkan kardus bir jatuh berantakan. Gilang tak peduli.

Tapi Gilang mendengar suara hatinya sendiri yang mengejek.

GILANG (V.O.)
Haha.. Lo emang anaknya Dedi, mirip!
Tipe orang yang lari dari masalah,
bukannya cari solusi malah cari mati.

Mobil pun perlahan melambat, napas Gilang memburu, dia berhenti di pinggir tol. Mencoba menilai situasi, di jok penumpang tinggal tersisa cd yang ditinggalkan paksa oleh Om Arga. Gilang pun mengambil CD tersebut.

Gilang melihat CD biasa, ada tulisan spidol hitam. Tulisan tangan Om Arga, “Perjanjian 13/05/2005”.

Gilang menimang CD tersebut, menimbang apakah akan mendengarkannya. Akhirnya dimasukkan ke pemutar cd, sambil ia mulai menjalankan kembali mobil dengan kecepatan normal.

Pada awalnya tak terdengar suara apa-apa, hanya angin, hingga terdengar suara Om Arga.

OM ARGA (V.O.)
Ok, sudah siap semuanya, silakan Mas.
NOTARIS (V.O.)
Selamat malam semua.

Terdengar jawaban lantang dari satu orang berlogat Tionghoa dan gumaman tak bersemangat dari beberapa orang yang ada di sana. Gilang menangkap suara Ibu dan Om Arga di sana, suara ayah tak kedengaran, mungkin karena terlalu pelan.

NOTARIS (V.O.)
Pada tanggal 13 Mei tahun 2005,
di hadapan Saya selaku notaris telah hadir Dedi Sunardi, untuk selanjutnya disebut pihak pertama.. (Count.)

DISSOLVE TO:

102.INT. PH TAN.CINEMA - RUANGAN OM TAN - NIGHT (FLASHBACK.)

Terlihat Notaris sedang membacakan surat perjanjian di depan Om Tan, Ayah, Ibu dan Om Arga. Semua tampak tegang kecuali Om Tan.

NOTARIS
(Count.) ..dan Sultan Salim untuk selanjutnya disebut pihak kedua.
Mereka berdua dalam keadaan sehat walafiat
jiwa raga dan tanpa ada paksaan dari
pihak manapun untuk melakukan perjanjian ini.

Ayah terlihat gugup dan menunduk, Ibu menggenggam tangan berusaha menguatkan.

Om Tan tersenyum seperti menghadapi hari yang menyenangkan. Om Arga tegang. Notaris pun melanjutkan.

NOTARIS
Satu. Pihak pertama akan menceraikan istrinya secara resmi, untuk selanjutnya akan dinikahi oleh pihak kedua setelah lewat masa idah.

JUMP CUT TO:

103.INT. MOBIL GILANG - DAY

Gilang terbelalak tak percaya mendengar itu semua.

NOTARIS (V.O.)
Dua. Semua biaya rumah sakit dari Gilang Cahya Gemilang, anak pihak pertama, tanpa kecuali akan menjadi tanggungan pihak kedua.

Tangan Gilang bergetar hebat, laju mobil mulai tak beraturan.

NOTARIS (V.O.)
Tiga. Semua biaya hidup pihak pertama termasuk untuk pendidikan anaknya hingga kuliah dan bisa mandiri, akan ditanggung oleh pihak kedua.

Suara dari CD tersebut selanjutnya cuma terdengan samar di telinga Gilang, karena ia sibuk dengan suara hatinya yang terkejut setengah mati.

GILANG (V.O.)
(Geram, lirih, gemetar)
Ibu dijual buat ngobatin gue? Ibu dijual
sama mereka kayak barang?! Persis kayak gue
yang sekarang memperlakukan ibu,
kayak benda mati yang gak punya hati.

Gilang berlinang air mata, penglihatannya kabur. Cahaya truk dari depan yang menyilaukan menyadarkan dirinya kalau ia sudah salah jalur. Gilang reflek banting setir dengan mata terpejam, sambil bibirnya bergetar berucap.

GILANG
Maaf.. Ibu...

SFX : Suara decit rem dan mobil yang membentur aspal.

FADE TO BLACK.


Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar