Tutorial Patah Hati
6. Perempuan Religius

66.INT. KAMAR RS GILANG - DAY (FLASHBACK.)

Gilang kecil baru saja siuman dan terbaring lemah, dilihatnya di ranjang sebelah Ibunya pun tampak tergolek lemas. Ayah tampak muram menggenggam tangan Ibu, sementara Om Arga di luar terlihat sedang berbicara serius dengan seorang pria yang tak bisa Gilang lihat. 

IBU
Akang beneran nggak pa pa?
AYAH
Yang penting kamu dan Gilang sehat 
dulu.
IBU
Akang bukannya ada shooting hari ini? 
Kan udah ada Arga yang jaga.
AYAH
Akang udah izin kok sama PH-nya.
GILANG KECIL (O.S.)
Memang Ibu sakit apa?

Mereka berdua kaget melihat Gilang sudah siuman. Mereka saling bertatapan kebingungan.

AYAH
Eh begini Lang.. Ibu itu..
IBU
(memotong)
Ibu kecapean aja Lang, besok
juga udah sembuh kok. Malah enak kan
bisa nginep sekamar sama Gilang.

Gilang kecil mengangguk mengerti, suasana hening sesaat hingga terdengar azan Dzuhur berkumandang dari Mushola RS.

IBU
Kang, bisa minta tolong?
Ayah pun dengan sigap berdiri
siap melayani.
AYAH
Kamu butuh apa Sayang?
IBU
Aku mau sholat jamaah sama
Kamu dan Gilang.
AYAH
Tapi kan.. 
IBU
Kan boleh sambil tiduran,
wudhunya tayamum aja.

Ibu pun menengok ke Gilang.

IBU
Kita Dzuhur berjamaah ya Sayang,
kita sama-sama berdoa
biar cepat diberi kesembuhan.

67.INT. DEPAN KAMAR RS GILANG - MOMENTS LATER (FLASHBACK.)

Om Arga sedang duduk terpekur melihat sebuah surat bermaterai bertuliskan “Surat Perjanjian”.  

Ia menghela napasnya yang berat, ia berdiri melihat dari kaca kamar RS Gilang. Dilihatnya keluarga kecil itu sedang sholat berjamaah, dipimpin oleh Ayah yang berdiri, sementara Gilang dan Ibu menjadi makmum sambil berbaring.

(Flashback End.)

68.INT. RUANG TAMU APARTEMEN GILANG - DAY

Gilang sedang diskusi dengan Om Arga. Di meja terlihat poster “Cahya Suci Ramadhan” dengan tampilan Gilang yang berbaju kok dan SUCI (22 tahun) yang berhijab syar’i.

OM ARGA
Ramadhan sebentar lagi Lang,
jadi besok udah mulai shooting taping acaranya.
GILANG
Cahya Suci Ramadhan?
OM ARGA
Iya, dari nama dua pembawa acara. 
Gilang Cahya Gemilang dan Suci Kahirunnisa.
GILANG
(Sambil menunjuk Suci)
Kok, aku belum pernah lihat?
OM ARGA
Artis pendatang baru, lulusan Al-Azhar Mesir. Jadi dia yang akan jadi narasumber dakwahnya. Kamu mendampingi saja.

Gilang mengangguk mengerti sambil fokus menatap poster tersebut. Om Arga terlihat cemas.

69.INT. KAMAR APARTEMEN GILANG - NIGHT

Gilang menatap whiteboard-nya, telah tertulis sasaran selanjutnya “4. Perempuan Religius”.

GILANG (V.O.)
Ini bukan sasaran yang mudah,
karena perempuan yang benar-benar religius
gak percaya sama konsep pacaran.

70.INT. STUDIO LOKASI SHOOTING - DAY

Gilang dengan pakaian koko bersama Suci yang berhijab syar’i berakting di depan kamera.

GILANG
Jadi kalo dari sketsa tadi apa pelajaran
yang bisa dipetik tuh Kak Suci?
SUCI
Insya Allah hikmahnya adalah,
kalau ibadah kita harus ikhlas,
bukan karena dilihat orang lain,
bukan karena mau dipuji orang lain. 
Begitu Kak Gilang.
SUTRADARA
YAK CUTT!! Bagus,
kita break makan siang dulu,
setengah jam ya!

Langsung saja kesibukan berganti, semua bersiap makan siang. Para kru makan nasi kotak di lokasinya masing-masing. Ada yang dekat kamera, ada yang duduk lesehan.

Sementara Gilang dan Suci menuju ruang tunggu artis, di sana sudah ada prasmanan beragam makanan. Gilang heran melihat Suci malah mengambil sajadah yang diberikan oleh Tante yang merangkap manajernya, seorang wanita berjilbab setengah baya.

GILANG
Gak makan dulu?
SUCI
Nanti aja Kak Gilang..
MANAJER SUCI
Sucinya puasa senin kamis.
SUCI
Ihh, Tante puasa kok riya sih.

Tantenya menggamit gemas Suci, lalu mereka beriringan ke tempat sholat darurat yang dibangun dadakan di sudut studio. Dipisahkan dengan partisi sederhana untuk memisahkan jamaah lelaki dan perempuan.

Gilang menatap kepergian Suci dan Manajernya.

GILANG (V.O.)
Hmm.. Oke saatnya belajar ilmu agama lagi.

71.INT. KAMAR APARTEMEN GILANG - NIGHT

Gilang tekun membaca beberapa literatur dan buku. Mulai dari “Perempuan” karya Quraish Shihab hingga pencarian di internet soal kata “Ta’aruf”.

GILANG (V.O.)
Enaknya, perempuan tipe ini selalu positif thinking, selalu khusnudzon. Jadi perubahan kita yang mendadak gak akan dianggap modus sama mereka.

72.INT. STUDIO SHOOTING - RUANG SHOLAT - NIGHT

Terlihat Suci bersiap mau sholat magrib berjamaah, saat dia menyadari di ruang cowok baru selesai iqamat dan bersiap sholat jamaah.

Terdengar suara Gilang menjadi imam dengan bacaan dan tartil yang lumayan.

GILANG (V.O.)
Untungnya waktu kecil gue rajin ngaji.

73.INT. STUDIO SHOOTING - DAY

Break shooting Gilang asik membaca “Fiqih Sunah” karya Sayyid Sabiq. Suci tak bisa menyembunyikan kekagumannya.

SUCI
Kak Gilang suka baca buku agama juga?

Gilang dengan kalem menjawab.

GILANG
Baru mulai, Ci. Masak bawain acara agama
tapi gak ada ilmunya. Malu sama Kamulah.
SUCI
Ahh Suci juga masih belajar Kak.

Masih dengan sopan menjaga jarak, Gilang berdiskusi soal isi buku tersebut dengan Suci, yang ditanggapi dengan senang hati. Percakapan tersebut ditanggapi dengan senyum penuh arti dari manajer Suci, tapi Om Arga malah menghela napas berat.

74.INT. KAMAR APARTEMEN GILANG - NIGHT

Gilang sedang menekuni laptopnya, di kasurnya bergeletakan bermacam buku agama.

GILANG (V.O.)
Besok shooting selesai, tapi Suci belum ada
tanda-tanda jatuh hati.

Gilang berpikir keras menatap layar laptopnya.

GILANG (V.O.)
Apa langkah ini tidak keterlaluan?

Tampak Gilang memantapkan tekadnya sambil menutup laptopnya.

GILANG (V.O.)
Ingat Gilang, perempuan ini mirip Ibumu. 
Dan Perbuatan Ibumu jelas sudah lebih dari keterlaluan pada kamu dan ayahmu.

75.INT. STUDIO SHOOTING - RUANG SHOLAT

Gilang baru saja selesai menjadi imam. Gilang sudah gelisah menengok ke belakang, meski terhalang partisi dia tahu tinggal tersisa Suci di ruang jamaah perempuan. Suci masih khusyuk berdoa.

GILANG
Ehem.. eh maaf Suci
ada yang harus aku sampaikan.  
SUCI (O.S.)
Eh Iya Kak?
GILANG
Aku mau menyempurnakan agama..

Hening tidak ada jawaban.

GILANG
Izinkan aku menyempurnakan agama..
..bersama kamu.

Suara nafas tercekat dari balik partisi yang diikuti langkah tergesa keluar dari mushola darurat tersebut.

76.INT. KAMAR APARTEMEN GILANG - NIGHT & EARLY DAY

Gilang uring-uringan melihat wa-nya belum juga dijawab. Wa yang sangat to the point. tampil grafis percakapan wa tersebut. Gilang : “Ci, bolehkah aku datang melamar ke rumah kamu?” Pesan yang dikirimkan beberapa jam lalu itu belum juga dijawab Suci.

(timelaps) HP Gilang menyala terang, berbunyi notifikasi wa.  Gilang yang masih tidur ayam segera bangun, dia tahu ini jawaban dari Suci. Sepintas dilihatnya jam, sudah masuk jam 3 dinihari.

Grafis jawaban wa dari Suci : “Kak Gilang masih bangun? Bisa ngobrol?”

Gilang langsung menghubungi seketika itu juga.

GILANG
Assalamu’alaikum, Ci..

INTERCUT.

77.INT. KAMAR SUCI - EARLY DAY

Suci menerima telpon dengan masih mengenakan mukena, dia ada di atas sajadah.

SUCI
Alaikum salam warahmatullah wabarakatuh. Kak, Kakak serius dengan kata-kata Kakak?
GILANG
Demi Allah Ci, niatku baik.
SUCI
Iya Kak, Suci percaya.
GILANG (V.O.)
Perempuan seperti ini, memang paling lemah
kalo kita udah bawa-bawa nama Tuhan.  
SUCI
Orangtua Suci mau kenal lebih dulu,
gak mau buru-buru.
GILANG
Gak pa pa sih Ci, aku mengerti. 
Tapi aku sudah membayangkan
Ramadhan ini bisa bareng sama kamu.

Hening, tak ada jawaban dari Suci.

GILANG
Insya Allah aku bisa jadi imam. 
Ajari aku jadi imam yang baik Ci.
SUCI
Suci percaya Kak, tapi Kakak belum kenal
Suci sepenuhnya. Aku gak yakin Kakak
masih mau kalau tahu aib Suci.
GILANG
Insya Allah niat baik gak akan
kalah dengan aib Ci. Setiap manusia
pasti punya aibnya sendiri-sendiri. 
Cuma beruntung aja Allah menutupi aib mereka.

Hening, hanya terdengar helaan napas tak teratur dari Suci, Gilang sabar menunggu.

SUCI
(Menghela napas berat)
Suci.. Suci sudah tidak suci lagi, Kak.

Gilang tidak menyangka jawaban tersebut yang akan keluar.

GILANG
Itu masa lalu Ci, aku gak masalah. 
Beneran. Demi A..

Hening, hanya terdengar isakan Suci.

SUCI
(Sambil terisak)
Iya Kak, Suci percaya. 
Jadi saat SMA Suci pacarannya kebablasan. 
Makanya langsung dikirim Abi
sekolah ke Mesir.
GILANG (V.O.)
Ini di luar skenario. Apakah gue
akan jadi raja tega, bikin patah hati
perempuan sebaik dan sejujur ini?
GILANG
Gak masalah Ci, malah kalau kamu
mau denger aibku, 1001 malam juga
gak bakal cukup buat nyeritainnya. 
Jadi kapan aku bisa ke rumah?
SUCI
Kakak baik banget, Suci takut
gak bisa sebanding dengan keikhlasan
hati Kak Gilang nerima Suci yang begini.
GILANG (V.O.)
Hmm, malah bikin makin gak enak hati.
GILANG
Kamu terlalu tinggi menilai aku Ci. 
Jadi besok boleh gak aku ke rumah?
SUCI
Nanti Suci kabari ya Kak. 
Suci mau sholat istikharah dulu,
Suci masih mau nanya ke Allah Kak.

Jawaban Suci membuat Gilang mati kutu, tak mampu lagi mencari celah jawaban. 

GILANG (V.O.)
Duh Back up-nya bawa-bawa Tuhan segala.  

78.INT. KAMAR APARTEMEN GILANG - MOMENTS LATER

Jam 6 pagi, Gilang baru saja tidur sebentar ketika terbangun dengan suara ketukan mendesak di pintu kamarnya. “TOK! TOK! TOK! TOK!”

OM ARGA (O.S.)
LANG! GILAANG!! BANGUN, LANG!!!

Merasa terganggu Gilang segera bangun sambil bersungut-sungut, membuka pintu kamarnya. Om Arga langsung menerobos masuk, membuka jendela kamar, hingga situasi seketika terang bermandikan matahari. Gilang menyipitkan matanya.

GILANG
Hari ini kan gak ada jadwal? 
Ada apa sih Om?
OM ARGA
Mestinya Om yang nanya Lang! 
Ada apa ini?

Om Arga menyerahkan hp-nya ke Gilang. Tampil grafis percakapan wa antara Om Arga dan Manajer Suci dengan screen shot-an percakapan Gilang dan Suci.

Manajer Suci : “Maaf Mas, ini serius Gilang mau melamar Suci?”

GILANG
Oooh ini..

Gilang mencoba mengumpulkan nyawanya dulu untuk membuat alasan. Belum selesai, suara Om Arga yang lebih marah sudah menginterupsinya. Tidak berteriak, tapi malah menyiratkan kemarahan yang teramat.

OM ARGA
(Berbisik ngeri)
Ini.. Ini apa, Lang?

Om Arga sudah berdiri di depan whiteboard tempat korban-korban Gilang tercatat. Gilang ternganga menyadari kebodohannya yang lupa menutup whiteboard-nya tadi malam.

Om Arga mengguncang bahu Gilang dengan tak percaya.

OM ARGA
Kamu mau jadi apa. Lang? 
Kamu mau jadi jagoan, hah! 
Yang bikin patah hati banyak perempuan?!!

Gilang membalas tatapan Om Arga dengan ketenangan yang mengerikan.

GILANG
Mungkin sudah bakat turunan, Om. 
Ibu kan juga jagonya bikin sakit hati, tuh?

Reflek tangan Om Arga melayang ke wajahnya.

CUT TO BLACK.

SFX : PLAKK!!

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar