Tutorial Patah Hati
1. Surga Tidak di Telapak Kaki Ibu

1.INT. KAMAR APARTEMEN GILANG - DAY

Kalender bulan Desember bergambar wajah Gilang (23 Tahun), artis yang sedang naik daun berwajah indo. Tepat di tanggal 22 Desember ada bulatan merah dengan tulisan spidol “Hari Ayah”.

Kita melihat yang fotonya ada di kalender ternyata adalah pemilik kamar tersebut. Gilang sudah siap di depan kaca menyisir rambutnya.

GILANG (V.O.)
Buat gue cuma ada hari ayah. 
Ibu cuma tubuh tempat gue
numpang hidup sebelum brojol aja. 
Gue gak minta, dan gue yakin
dia juga gak suka ngejalaninnya. 
Buktinya dia tega kok
ninggalin gue dan ayah.

Semua foto yang ada di situ adalah foto Gilang kecil dan ayah, kalau pun ada foto bertiga, maka foto sang Ibu digunting atau dicoret spidol hitam seolah penjahat.

GILANG (V.O.)
Kalau pun gue mau terima kasih ke dia,
terima kasih deh udah ngewarisin
darah belandanya ke gue. 

Gilang nampak berkaca dengan penuh kesadaran kalau wajahnya ganteng.

GILANG (V.O.)
Asmara Aurora Van Houten,
Yup kayak nama coklat. 
Manis sih, tapi manisnya Ibu
malah bikin sakit di hidup gue.

Gilang memilih lagu di perangkat digitalnya. “Lagu Ayah, Ebiet G. Ade”. Intro lagu mengalun.

GILANG (V.O.)
Lagu ini memang gak seterkenal
“Ibu-nya Iwan Fals” atau
“Bundanya-Melly Goeslaw.” 
Emang Ibu tuh overrated banget di mana-mana.

DISSOLVE TO:

2.INT. TEMPAT MENGAJI - NIGHT (FLASHBACK.)

Pak Ustadz sedang mengajari Gilang Kecil (8 tahun) dan kawan-kawannya tentang keutamaan seorang Ibu.

USTADZ
Kepada siapa kita harus berbakti? 
Nabi menjawab hingga tiga kali. 
Ibumu. Ibumu. Ibumu. 
Baru kemudian Ayahmu.
GILANG KECIL
Tapi kalo Ibunya kayak Ibu saya
gimana Pak Ustadz?

Ustadz tampak tak siap dengan pertanyaan itu, teman-teman Gilang kasak-kusuk tak enak hati.

DISSOLVE TO:

3.INT. KORIDOR RUMAH SAKIT - DAY (FLASHBACK.)

“15 Tahun yang Lalu”

Ayahnya Dedi Sunardi (33 Tahun) dan Ibunya, Asmara Aurora Van Houten (28 tahun) dan Om Arga Dewantara (25 tahun) mendorong kursi roda Gilang kecil yang baru pulang dari Rumah Sakit.

GILANG (V.O.)
Kalian boleh gak percaya. 
Tapi hari-hari paling indah gue sama
ayah dan ibu tuh ada di sini.
Dulu gue langganan ke rumah sakit. 
Sampai semua pegawai rumah sakit
udah kayak keluarga. 

Di sepanjang koridor; Dokter, perawat dan semua pegawai menyambut gembira campur haru kepulangan Gilang. Seorang perawat memberi karangan bunga bertuliskan “Semoga Tetap Sehat”.

GILANG (V.O.)
Orang bilang bersakit-sakit dahulu,
bersenang-senang kemudian. 
Kalo di gue bersakit dahulu
lalu sengsara kemudian.

4.INT. KAMAR AYAH-IBU - NIGHT (FLASHBACK.)

Ayah dan Ibu berbicara dengan suara berbisik agar tak didengar Gilang kecil di kamar.

AYAH 
Pokoknya Akang gak ikhlas.
IBU
Pilihannya sulit Kang,
Aku sama-sama cinta kalian berdua. 
Jangan paksa aku untuk milih.
AYAH
Beri Akang waktu,
bulan ini Akang banyak ikutan casting. 

Ibunya menatap Ayah yang langsung menyambung meyakinkan.

AYAH
Bukan. Ini bukan figuran lagi kok. 
Insya Allah Akang dapat peran yang lumayan.
IBU
Aamiin.. Semoga ya Kang.

Di kamar Gilang belum tidur, dia mendengar percakapan tersebut penuh rasa tak menentu.

GILANG (V.O.)
Ibu punya cinta yang lain,
dan ayah nggak marah?  

5.INT. RUANG TAMU RUMAH GILANG - NIGHT (FLASHBACK.)

Ada banyak pajangan ayah berfoto dengan bintang sinetron dan bintang film terkenal. Televisi menyala tanpa ada yang menonton.

GILANG (V.O.)
Dulu ayah sempat jadi artis terkenal
waktu jadi peran utama
di sinetron Kabayan Milenial. 
Logat ayah yang Sunda banget
bikin ayah kepilih.

Ayah yang baru pulang casting masuk ruang tamu dengan wajah lelah. Sinetron di televisi menampilkan ayah ‘hanya’ sebagai pengunjung kafe. Sebagai latar belakang tokoh utama yang sedang berakting.

Dengan geram ayah mengambil remote mematikan televisi.

GILANG (V.O.)
Tapi karir artis ayah cepat padam. 
Wajah ganteng versi lokal udah gak laku. 
Apalagi logat sunda Ayah yang susah diubah. 
Pelan-pelan peran ayah jadi berkurang. 
Jadi langganan figuran.  

6.INT. KAMAR AYAH-IBU - NIGHT (FLASHBACK.)

Ayah tertunduk kalah, menangis. Ibu menghela napas mengusap punggung ayah. Di pinggir tempat tidur terlihat travel bag, lemari pakaian Ibu terbuka, isinya sudah berpindah ke dalam tas. Om Arga salah tingkah mengawasi dari pintu kamar.

IBU
Akang sudah berusaha,
tapi kita juga sudah berjanji kan Kang?
AYAH
Apa nggak ada cara lain, Neng?

Ibu yang sudah berdiri duduk lagi di tepi kasur.

IBU
Kalau Akang punya jalan keluar sekarang,
aku akan tetap di sini.
AYAH
Kenapa mesti sekarang Neng?
IBU
Akang Dedi Sunardi! 
Om Tan sudah memberi kita waktu 1 bulan. 
Lebih malah. Ini yang terbaik Kang,
demi Gilang!

Ayah tak menjawab, hanya makin tertunduk, menyerah kalah.

7.EXT. TERAS RUMAH GILANG - DAWN (FLASHBACK.)

Alphard terparkir dengan mesin menyala. Ibu mengendap-endap keluar dengan travel bag. Ayah duduk terpaku tak tahu harus berbuat apa. Om Arga tampak serba salah di situasi tersebut.

IBU
Arga, titip Gilang ya..
dan titip Akang juga.

Arga mengangguk melepas Ibu masuk ke dalam Alphard, sekilas dari pintu Alphard yang terbuka nampak Om Tan (55 tahun) yang tersenyum ke arah Arga dan Ayah.

Tiba-tiba dari arah pintu berlari Gilang kecil yang terbangun dari tidur.

GILANG KECIL
Ibuu.. Ibu mau ke mana?!!
Ibuuuu!!

Ibu hanya menatap sedih dari dalam mobil, kaca perlahan tertutup seiring mobil yang mulai berjalan.

Gilang kecil pun berlari ingin mengejar, ayah bergeming, untung ada Om Arga yang sigap menyambar.

GILANG KECIL
Gilang ikut Buuu!! IBUUUUUU!!!

Beberapa rumah tetangga tampak mengintip ingin tahu, ada peristiwa apa di hari yang masih terlalu dini ini.

8.INT. TEMPAT MENGAJI - NIGHT (FLASHBACK.)

GILANG KECIL
Nabi Adam kan turun ke bumi
gara-gara Siti Hawa,
sama tuh Ayah juga
bunuh diri gara-gara Ibu.

Pak Ustadz bingung mau menjawab apa.

9.INT. KAMAR AYAH-IBU - NIGHT (FLASHBACK.)

Ayah tertelungkup miring. Mulutnya penuh busa. Terlihat gelas yang di dasarnya tersisa sedikit racun serangga.

Gilang kecil yang memergoki langsung didekap oleh Om Arga agar tak melihat pemandangan yang mengerikan tersebut.

GILANG KECIL
(Teriak panik dan takut)
Ayah kenapaaaa Om..
Ayah kenapaaa!???
GILANG (V.O.)
Kata Andy warhol, di masa depan
setiap orang akan terkenal
paling nggak selama 15 menit.  

Terlihat berbagai headline soal kematian Ayah yang tragis. “DS figuran FTV bunuh diri setelah ditinggal istri”, “Nasib Tragsis Mantan Artis”

GILANG (V.O.)
Nah, Ayah mendapatkan ketenaran lagi
di hari kematiannya.

10.EXT. PEMAKAMAN UMUM - DAY (FLASHBACK.)

Terlihat beberapa mobil stasiun TV terparkir. Mereka ingin mengabadikan kesedihan Gilang, anak mantan artis.

WARTAWAN 1
Gilang, bagaimana perasaannya?
WARTAWAN 2
Gilang, punya firasat gak sebelumnya?!

Om Arga terus mendekap erat dan mengusir para wartawan dengan gusar.

Tiba-tiba terlihat wartawan beralih perhatiannya ke sebuah mobil yang baru datang. Mobil Alphard yang sama, yang menjemput Ibunya dulu saat meninggalkan Gilang. Turun Ibu dengan kacamata hitam, busana hitam. Diiringi lelaki gendut yang sama.

Mata sedih Gilang berubah garang, ia berontak dan ingin menyongsong Ibunya. Tapi dicegah oleh Om Arga.

GILANG (V.O.)
Untung waktu itu ada Om Arga,
kalau nggak udah habis perempuan itu.  

11.I/E. MOBIL OM ARGA DI PEMAKAMAN - DAY (FLASHBACK.)

Gilang ada di dalam mobil yang dikunci Om Arga dari luar. Mobil yang tertutup rapat menyembunyikan teriakan marah Gilang.

Gilang hanya bisa melihat Om Arga bicara dengan dua orang tersebut. Ibu menatap dengan sedih ke arah Gilang. Dengan dipeluk Om gendut, Ibu pun berjalan meninggalkan kompleks pemakaman diiringi tatapan menyala Gilang.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar