Truth Or Dance
9. Scene 81-90 (Melepaskan)

81.EXT/INT. RUMAH SAKIT. KORIDOR. SIANG                        

Dion masih mengikuti Freya yang berjalan cepat menghindarinya. Freya menghapus air mata yang terus menetes di pipinya. Freya berhenti. Dia menoleh sebentar untuk menyuruh Dion berhenti mengikutinya.

FREYA

Berhenti ikutin gue terus. Gue pengen sendiri.

Freya kembali berjalan, tapi Dion masih mengikutinya.

CUT TO:

82.EXT. RUMAH SAKIT. TAMAN. SIANG                       

Freya duduk di bangku taman yang tampak sepi. Freya menghapus air matanya. Freya mengira Dion masih mengikutinya.

FREYA

Kenapa sih, elo enggak pernah denger gue? Gue bukan anak kecil yang harus dijagain terus. Gue juga punya hak buat punya waktu sendiri.

Freya menoleh ke belakang dan Dion sudah tidak ada.

FREYA (CONT’D)

(mendumel)

Dasar hantu. Tau-tau ilang tanpa pamit.

Tidak lama kemudian Dion datang dan sudah berada di sebelahnya sambil menyodorkan Freya es krim. Freya diam saja.

DION

Tangan saya kedinginan, nih.

Freya pun mengambil es krim dari tangan Dion dan mulai menjilatnya.

FREYA

Kayaknya gue harus berenti dari kompetisi idol itu deh. Mungkin nyokap gue bener, kalo gue harus bisa memahami bokap gue. Siapa tau dengan begitu, semua keadaan jadi lebih baik.

Freya menoleh ke Dion.

FREYA (CONT’D)

Cuma bisa diem lagi? Enggak mau kasih komentar apa kek gitu?

DION

Enggak. Saya mau jadi pendengar yang baik aja.

Freya mengulum senyumnya malu-malu sambil memperhatikan Dion dari samping. Sedangkan Dion tidak menatap ke arah Freya.

CUT TO:

83.EXT/INT. RUMAH SAKIT. DEPAN KAMAR INAP. SIANG              

Bersamaan saat Freya dan Dion hendak ke kamar inap Dewi, Sheila dan Kevlar datang. Terlihat ada parcel buah yang dibawa oleh Kevlar. Suasana di antara mereka tampak canggung.

DION

Saya permisi dulu ya.

Freya mengangguk. Dion pun beranjak pergi.

SHEILA

Gimana keadaan Tante Dewi?

FREYA

Masih sama kayak sebelumnya.

KEVLAR

Kalo gitu gue ke dalem duluan ketemu nyokap lo. Siapa tau dengan kedatangan gue, tante Dewi langsung membaik.
(beat)
Elo Sheil, di sini dulu temenin Freya. Pasti enggak boleh banyak-banyak kalo mau jenguk orang sakit.

Kevlar buru-buru masuk ke kamar rawat. Sepertinya Kevlar memang sengaja membuat Freya dan Sheila hanya berdua.

FREYA

Kita duduk di sana aja kalo gitu.

Freya menuntun Sheila duduk di bangku depan kamar rawat. Mereka masih tampak canggung dan kikuk.

FREYA&SHEILA

Gue minta maaf.

Mereka berbicara secara bersamaan. Lalu mereka saling berhadapan dan terkekeh kecil.

SHEILA

Gue selalu bilang elo egois, tapi nyatanya gue yang paling egois.

FREYA

Tapi elo enggak sepenuhnya salah kok. Ada hal yang emang itu salah gue. Harusnya gue bilang makasih sama lo karena lo udah nyadarin gue.

SHEILA

Kayaknya udah cukup buat kita saling main salah-salahan.

FREYA

Elo bener, Sheil. Apalagi sebentar lagi ...

SHEILA

Sebentar lagi apa?

Freya dan Sheila saling pandang dengan lekat. Mata Freya sudah berkaca-kaca.

FREYA

Gue bakalan pindah ke US.

SHEILA

(terkejut)

Hah? Kok bisa? Terus soal kompetisi idol, gimana?

FREYA

Termasuk itu.

Mata Sheila berkaca-kaca. Dia tampak iba pada Freya. Sheila langsung mendekat ke Freya dan memeluknya.

DISSOLVE TO:

84.INT. RUMAH. RUANG MAKAN. PAGI                       

Juandi sedang sarapan. Freya turun dari anak tangga dan berlalu begitu saja melewati Juandi. Juandi menyadari keberadaan Freya di belakangnya.

JUANDI

Kamu enggak usah ke kampus lagi. Besok kamu akan berangkat ke US.

Freya menghentikan langkahnya.

FREYA

Aku emang enggak ke kampus. Tapi mau ketemu mama di rumah sakit.

Juandi menghampiri posisi Freya.

JUANDI

Kamu juga enggak perlu ke rumah sakit. Sudaha ada orang yang menjaga mama di sana.

Freya memandang papanya dengan kening berkerut.

FREYA

Bisa-bisanya papa nyuruh orang lain buat jagain mama? Kalo papa sibuk, Freya bisa jagain mama.

Freya pergi meninggalkan papanya yang terdiam.

CUT TO:

85.EXT/INT. MOBIL. PAGI                                 

Bertepatan Freya masuk ke mobil, Dion mengakhiri panggilan dari Juandi.

FREYA

Pasti itu dari papa?

Dion mengangguk.

FREYA (CONT’D)

Papa nyuruh lo nganter gue ke kampus kan?

DION

Iya.

FREYA

(menghela napas)

Lakuin apa yang perlu lo lakuin. Gue lagi enggak ada tenaga buat berdebat. Gue juga udah capek ngebantah terus. Enggak pernah berhasil.

DION

Saya akan bawa kamu ke tempat nyonya.

Freya tertegun dan tampak berbinar.

CUT TO:

86.INT. RUMAH SAKIT. KAMAR INAP. PAGI                  

Kita melihat Freya masuk ke kamar rawat. Freya terkejut sekaligus senang saat melihat Dewi yang sudah siuman.

FREYA

Mamah!

Freya berlari memeluk Dewi dengan erat. Termasuk Dewi yang mengusap rambut belakang Freya. Lalu Freya melepas pelukan mamanya.

DEWI

(pelan dan serak)

Kamu ke sini sama siapa?

FREYA

Dianter Dion.

Freya duduk di kursi yang ada di sebelah ranjang Dewi. Freya mengambil tangan mamanya untuk digenggam dan memandang wajah mamanya yang pucat.

FREYA (CONT’D)

Maafin Freya ya, Ma. Ini semua salah Freya.

Dewi menggeleng pelan.

DEWI

Bukan, Sayang. Ini bukan salah siapa-siapa. Kamu enggak perlu cemas ya.

Mata Freya berkaca-kaca. Dia seperti ingin menyampaikan sesuatu tapi masih tampak ragu.

FREYA

Ma ...

DEWI

Iya, Sayang.

FREYA

Freya janji kalau ... Freya akan berhenti dari kompetisi idol dan apapun yang bersangkutan sama idol. Freya enggak mau bikin mama kayak gini terus.

Dewi tersenyum simpul. Wanita itu juga terlihat lega.

DEWI

Makasih ya, Sayang. Terimakasih karena kamu udah mau mengerti papa.

Wajah Freya menjadi pias. Dia masih tampak tidak tenang dengan keputusannya.

CUT TO:

87.INT. KAMPUS. RUANG LATIHAN. SIANG                          

Kita melihat Freya datang menemui Sarah yang sedang melatih para mahasiswinya. Sarah menghentikan jam latihan dan para mahasiswi itu pun keluar ruang latihan. Freya tampak bingung dan ragu. Dia hanya bisa diam beberapa saat di depan Sarah.

FREYA

Saya ... saya mau berhenti. Mengubur mimpi saya sedalam mungkin sampai enggak bisa terlihat lagi. Saya minta maaf.

SARAH

Kenapa harus minta maaf sama saya? Harusnya ke diri kamu sendiri.

FREYA

(sedikit emosi)

Sebenernya saya juga berat ngelakuin ini. Saya masih mau meraih mimpi saya. Tapi kalau saya terus egois, sikap papa dan mama saya enggak akan pernah berubah.

Air mata Freya mengalir sangat banyak. Dia meluapkan emosinya.

FREYA (CONT’D)

Mereka bakalan selalu protektif dan curiga sama saya. Apalagi mama saya yang selalu kambuh setiap kali saya berantem sama papa. Insiden yang terjadi enggak cuma sekali dua kali.

Napas Freya terengah-engah.

SARAH

Truth or dance?

Freya menghela napas sambil memandang Sarah dengan bingung.

FREYA

Kenapa sih harus pertanyaan itu terus yang Kak Sarah kasih ke saya? Setiap kali saya tanya maksudnya, Kak Sarah enggak pernah jawab.

Sarah mendekat ke Freya dan memeluknya. Freya semakin terisak.

CUT TO:

88.EXT/INT. KAMPUS. KANTIN. SIANG

Kita melihat Sheila dan Kevlar sedang menyantap sarapan bersama. Namun, suasana tampak hening. Tidak ada obrolan di antara keduanya. Sesekali mereka hanya saling melirik tanpa saling tahu. Sampai akhirnya Sheila menyingkirkan makanannya dan fokus ke Kevlar untuk memulai pembicaraan.

SHEILA

Gue minta maaf.

Kevlar pun mulai memperhatikan Sheila.

KEVLAR

Udah gue maafin.

Sheila mendecih sambil tersenyum kecil. Begitupun Kevlar yang sok angkuh dan santai.

SHEILA

Gue enggak janji bisa ilangin perasaan ini secepatnya. Tapi gue akan berusaha.

KEVLAR

Soal itu, gue juga gak bisa maksa. Karena gue pun ngalamin hal yang sama.
(beat)
Tapi intinya, kita udah bisa balik kayak dulu lagi kan?

Sheila mengangguk. Keduanya pun saling tersenyum. Kemudian Freya datang bergabung.

FREYA

Gue ganggu ya?

SHEILA

Enggak lah. Apaan sih? Sini duduk.

Freya duduk bersebelahan dengan Sheila.

KEVLAR

Elo udah nemuin Kak Sarah?

Freya hanya mengangguk dengan wajah tidak bersemangat.

SHEILA

Terus? Dia bilang apa?

Bukannya menjawab, pelan-pelan wajah Freya malah semakin sendu dan menangis. Sheila pun hanya bisa memeluk Freya. Sementara Kevlar mengusap punggung tangan Freya.

CUT TO:

89.EXT. RUMAH KEVLAR. TERAS. MALAM

Kita melihat Kevlar membuka pintu dengan terburu-buru. Di depan teras sudah ada Freya yang duduk di sana.

KEVLAR

Ngobrol di dalem aja yuk?

FREYA

Enggak usah. Di sini aja lebih adem.

Kevlar pun duduk di sebelah Freya. Mereka duduk di lantai teras yang langsung berhadapan dengan taman.

KEVLAR

Kenapa? Masih berat ngelepasin kompetisi itu?

Freya terdiam sebentar. Matanya mulai berkaca-kaca, tapi dia mencoba untuk memahan agar air matanya tidak keluar.

FREYA

Emang berat. Tapi gue bisa apa? Udah enggak ada lagi yang bisa gue lakuin selain nurut sama bokap gue. Mungkin emang bukan jalan gue buat ada di dunia itu. Gue cuma perlu belajar yang bener, selesai kuliah, dan ngurusin perusahaan kayak yang dimauin sama bokap.

Kevlar menjulurkan tangannya untuk merangkul bahu Freya. Dia berusaha menenangkan sahabatnya itu.

FREYA (CONT'D)

Oke, udah cukup bahas soal mimpi gue yang udah gue kubur itu. Sekarang gue mau fokus ke elo.

Freya menghapus air mata yang baru saja keluar dari sudut matanya. Dia mengubah posisi duduknya lebih mengarah ke Kevlar.

KEVLAR

Kok ke gue? Emangnya gue kenapa?

FREYA

Soal perasaan lo ke gue.

Seketika Kevlar membungkam mulutnya. Dia jadi sedikit canggung.

FREYA (CONT'D)

Awalnya gue emang marah karena gara-gara perasaan lo itu, sikap Sheila berubah. Tapi setelah gue pikir-pikir lagi. Ya yang namanya perasaan juga enggak bisa disalahin. Gue tau semua itu datang dengan sendirinya.
(beat)
Tapi, Kev. Gue minta maaf karena enggak bisa merasakan hal yang sama kayak elo. Gue sayang sama elo. Tapi cuma sebagai sahabat. Enggak lebih. Perasaan buat lo dan ke Sheila, itu sama buat gue.

Kevlar manggut-manggut tanda mengerti.

KEVLAR

Gua paham kok, Fre. Dari awal gue juga enggak ada niat buat ungkapin perasaan sialan ini. Gue enggak mau merusak persahabatan kita. Gue pengen kita, termasuk Sheila tetep kayak gini selamanya. Enggak ada batasan di antara kita.

Freya pun tersenyum lega.

FREYA

Makasih ya, Kev.

Mereka saling memandang. Tapi kemudian Freya memeluk Kevlar lebih dulu.

CUT TO:

90.INT. RUMAH SAKIT. KAMAR INAP. PAGI                          

Kita melihat Freya masuk ke kamar sambil membawa beberapa tas berisi pakaian mamanya. Freya berusaha tersenyum. Namun, Freya terkejut ketika tidak menemukan mamanya di kamar rawat. Saat Freya berbalik hendak keluar, Dion masuk ke kamar.

FREYA

Mama enggak ada.

DION

Maafin saya ... Pak Juandi meminta saya membawa kamu ke bandara sekarang.

Mata Freya berkaca-kaca sambil menggeleng.

FREYA

Enggak bisa. Gue harus ketemu papa dulu buat nanya keberadaan mama.

Freya bergegas pergi. Dion mengikuti dari belakang.

CUT TO:







Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar