Truth Or Dance
8. Scene 71-80 (Sampai Kapan?)

71.INT. RUMAH. RUANG TAMU. MALAM                               

Juandi menghadang Freya yang baru datang dari arah luar. Ada Dion di belakangnya.

JUANDI

Dari mana aja kamu, jam segini baru pulang?

FREYA

Ada kelas tambahan, Pa.

DION

Iya, Pak. Non Freya ada kelas tambahan.

Juandi memandang Freya dan Dion bergantian. Wajah Juandi tampak tegang menahan marah.

JUANDI

Bohong.

CUT TO FLASHBACK:

72.INT. RUMAH. RUANG TENGAH. SORE                     

Beberapa jam yang lalu.

Dewi tampak gusar karena sudah lebih dari jam 5 sore Freya belum pulang. Dewi berjalan mondar mandir. Dewi pun memutuskan untuk menelepon Sheila.

DEWI

Hallo, Sheil, ini tante Dewi. Freya masih sama kamu?

SHEILA (O.S)

Maaf, Tan. Saya enggak sama Freya. Jam 3 tadi udah slesai kuliah.

Dewi terkejut saat Freya tidak bersama Sheila.

DEWI

Oh, gitu ya. Berarti harusnya Freya udah pulang dari tadi. Atau mungkin Freya bilang ke kamu mau ke mana gitu?

Juandi yang baru pulang dari kantor tidak sengaja mendengar ucapan Dewi barusan. Dewi melihat ke arah Juandi. Dia terkejut dan ketakutan.

DEWI (CONT’D)(KE TELEPON)

Yasudah, makasih.

Dewi segera menutup telepon dan buru-buru menghampiri Juandi yang wajahnya menegang menahan amarah.

JUANDI

Apa mungkin ini bukan yang pertama kalinya?

Dewi tampak takut dan bingung. Dia hanya bisa diam karena tidak tahu harus menjawab apa.

CUT TO:

73.INT. RUMAH. RUANG TAMU. MALAM (BACK TO)               

Kita melihat Freya dan Juandi saling berhadapan. Sementara Dion masih berdiri di belakang Freya. Kita fokus pada mata Freya yang sudah memerah. Sedangkan Juandi menatap Freya sangat tajam.

JUANDI

Dion ... bawa istri saya ke kamarnya.

DEWI

Pa ...

Dion mengikuti perintah Juandi tanpa membantah. Kita bisa melihat jelas kalau Dewi tampak cemas dan takut terjadi pertengkaran hebat antara anak dan suaminya itu.

JUANDI

(pelan tapi berat)

Sejak kapan kamu membohongi papa?

FREYA

Pa ... Bisa enggak, untuk hari ini aja papa enggak marahin Freya? Freya capek, mau istirahat. Besok Freya ada kelas pagi.

JUANDI

Papa enggak akan mulai kalau bukan kamu duluan yang cari masalah. Apa kamu belum ngerti juga maksud papa menyuruh kamu untuk meninggalkan hal-hal yang enggak berguna itu, hah?

FREYA

Enggak berguna buat papa tapi sangat berarti buat Freya. Sampai kapanpun papa enggak akan pernah ngerti.

JUANDI

(semakin emosi)

Papa jauh lebih ngerti daripada kamu, Freya!

Freya menangis. Juandi berusaha mengatur napasnya yang memburu.

INSERT : Diam-diam Dion menyaksikan pertengkaran Freya dan Juandi dari balik pilar ruang tamu.

FREYA

Apa yang bisa papa ngerti tentang Freya? Enggak ada Pa! Papa cuma seorang ayah yang egois karena mikirin diri sendiri. Sedikitpun papa enggak pernah peduli Freya bahagia atau enggak!

Mata Juandi juga sudah mulai merah. Dia menatap Freya sangat tajam dan lekat.

JUANDI (CONT’D)

Papa akan mempercepat kepindahan kamu.

Freya bergegas ke arah dalam. Meninggalkan Juandi yang masih perlu mengatur emosinya.

DISSOLVE TO:

74.EXT/INT. KAMPUS. KANTIN. PAGI

Kita melihat Sheila sedang duduk seorang diri. Kemudian Kevlar datang dan duduk bersebelahan dengannya.

KEVLAR

Mau sampai kapan elo menjauh dari gue sama Freya?

Sheila tidak menjawab. Dia sibuk dengan sarapannya.

KEVLAR (CONT'D)

Emang enggak bisa ya, elo berusaha buat ilangin perasaan elo ke gue?

Sheila sontak menoleh ke Kevlar dan menatapnya dengan tajam.

SHEILA

Gampang lo ya, ngomong kayak gitu? Sekarang gue balik. Apa elo bisa ilangin perasaan lo ke Freya? Enggak semudah itu kan?

KEVLAR

Gue emang enggak bisa ilangin perasaan buat Freya. Tapi seenggaknya gue enggak ungkapin perasaan ke dia dan bikin persahabatan kita jadi kacau.

SHEILA

Jadi maksud lo, gue yang bikin persahabatan kita jadi kacau?

Kevlar mengangkat kedua bahunya dengan wajah terlalu santai. Hal itu membuat Sheila geram dan semakin kesal. Sheila pun beranjak dari posisinya. Sebelum itu dia mengucapkan sesuatu ke Kevlar.

SHEILA (CONT'D)

Nyesel gue udah ngaladenin elo!

Sheila pun bergegas pergi. Sementara Kevlar semakin tampak bingung dan serba salah.

CUT TO:

75.INT. RUMAH. KAMAR FREYA. MALAM                      

Kita melihat Freya sedang berlatih dance sambil bernyanyi dengan suara kecil. Kakinya sudah tampak baik-baik saja walaupun masih sesekali dia sedikit kesulitan saat kakinya harus berputar. Lalu terdengar suara dari arah balkon kamarnya. Freya takut dan mengendap-endap menghampiri balkon sambil membawa sebuah benda berat. Freya terkejut ketika Dion naik lewat jendela.

FREYA

Dion! Ngapain elo di sini?

Dion membawa satu kantung plastik dan menyerahkan pada Freya. Freya membuka kantung plastik yang berisi beberapa cemilan dan susu kotak. Freya tampak berbinar ketika melihat isi kantung itu.

FREYA (CONT’D)

Makasih banyak ya. Kebetulan banget gue lagi perlu banyak asupan kayak gini.
(beat)
Tapi elo enggak perlu ngelakuin ini.

DION

Sama-sama. Saya perlu masuk ke sini karena kata Nyonya, beberapa hari ini Non Freya cuma ngurung diri di kamar. Setiap dianterin makanan sama Bik Susi juga enggak pernah habis.

Freya meletakan kantung plastik di meja nakas, lalu duduk di tepi ranjang. Freya menginstruksikan Dion duduk di sebelahnya.

FREYA

Duduk, sini.

DION

Saya langsung pergi aja, Non. Non Freya pasti mau istirahat.

FREYA

Enggak. Tadi gue abis latihan. Udah sih, sini aja dulu.

Freya menarik tangan Dion agar duduk di sebelahnya. Mereka hanya saling pandang sambil tersenyum. Sampai akhirnya Dion jadi salah tingkah. Sedangkan Freya malah terkekeh melihat Dion.

DION

Non Freya latihan buat kompetisi kpop waktu itu?

Freya mengangguk.

FREYA

Oiya, bisa nggak elo panggil gue jangan pake 'Non'. Cukup Freya aja. Oke?

DION

Enggak bisa, Non. Biar gimanapun saya tetap harus memperlakukan Non Freya sebagai anak dari bos saya.

FREYA

Bisa. Pokoknya elo harus bisa. Kalo enggak bisa, gue marah sama lo.

Freya sengaja pura-pura memasang wajah marah.

DION

Iya yaudah, saya usahakan.

FREYA

Coba ngomong sekarang.

DION

(ragu)

Fre ... ya.

FREYA

Coba ngomong sekali lagi.

DION

Freya.

Freya mengangguk sambil tersenyum senang. Dion yang memperhatikan wajah Freya dengan lekat pun ikut tersenyum kecil.

DISSOLVE TO:

76.INT. RUMAH. RUANG TAMU. PAGI                       

Kita melihat Dewi masuk ke ruang tamu. Dia baru saja mengambil beberapa surat dari kotak di gerbang. Dewi terkejut saat menemukan sebuah surat undangan untuk Freya perihal kompetisi idol, di mana Freya harus mengikuti pelatihan. Juandi datang. Dewi terkejut dan tidak sempat menyembunyikan surat di tangannya.

JUANDI

Apa itu Ma?

Juandi menengadahkan tangannya ke arah Dewi. Kita tahu kalau Dewi tampak menyembunyikan sesuatu. Dewi tidak menyerahkan surat di tangannya. Lalu Juandi pun mengambil begitu saja surat di tangan Dewi. Juandi membaca surat tersebut dan terkejut sambil melototkan matanya dengan garang. Juandi berbalik pergi. Dewi tampak cemas.

CUT TO:

77.INT. RUMAH. KAMAR FREYA. PAGI                               

Juandi masuk ke kamar Freya yang masih tertidur. Juandi tampak murka dan emosi.

JUANDI

Freya, Bangun!

Freya terkejut, matanya mengerjap lalu duduk menatap Juandi.

FREYA

Pa, bisa enggak jangan pake teriak-teriak begini?

Juandi melempar undangan tepat di depan Freya.

JUANDI

Apa ini? Ternyata selama ini kamu benar-benar menipu orang tua kamu sendiri?!

Freya mengambil surat yang dilempar papanya. Freya membacanya dan terkejut. Matanya langsung memerah. Lalu Dewi tergopoh-gopoh masuk ke kamar.

DEWI

Pa, tenang dulu. Kasih kesempatan Freya buat jelasin semuanya.

JUANDI

Semuanya udah jelas! Anak ini benar-benar keterlaluan! Besok lusa kamu harus pindah ke Amerika!

FREYA

(berteriak)

Pa! Udah cukup ngedikte hidup Freya. Freya muak. Apa papa enggak bisa baca surat ini? Freya masuk ke 25 besar dari ratusan. Apa ini enggak cukup ngebuktiin kalo Freya mampu?

JUANDI

(suaranya semakin meninggi)

Semua ini cuma harapan semu, Freya! Kamu harus sadar! Kamu enggak akan pernah bisa mengejar mimpi kamu!

FREYA

(masih berteriak sambil menangis)

Freya bisa, Pa!

Tanpa Freya dan Juandi sadari, Dewi tampak sesak napas sambil memegang dadanya. Dewi menggenggam ujung baju Juandi, lalu pingsan.

FREYA (CONT’D)

Mamah!

CUT TO:

78.INT. RUMAH SAKIT. DEPAN RUANG IGD. PAGI               

Freya duduk sambil menangis terisak. Lalu Juandi keluar dari ruang IGD.

FREYA

Gimana kondisi mama?

Juandi hanya diam. Lalu Dion datang dengan berlari. Dion melihat ke arah Freya yang matanya sembab.

JUANDI (KE DION)

Kamu jaga Freya di sini.

Dion mengangguk. Lalu Juandi berjalan menjauh dari IGD. Freya masih menatap Juandi dengan air mata terus menetes. Sementara Dion terlihat ragu untuk memegang bahu Freya, sampai akhirnya dia memberanikan diri mengusap bahu Freya dengan pelan dan lembut. Dion membimbing Freya duduk di kursi ruang tunggu di depan IGD

DION

Tenang, Non. Nyonya pasti baik-baik aja.

FREYA

(Menangis)

Iya... mama pasti baik-baik aja. Gue ... takut

CUT TO:

79.EXT. KAMPUS. SIANG                                   

Kita melihat Kevlar baru saja menutup panggilan dari Freya. Kevlar hendak bergegas, tapi dari belakang Sheila datang menahannya. Sebelumnya Sheila tampak memperhatikan wajah Kevlar yang sangat cemas saat bertelepon dengan Freya. Hal itu membuat Sheila penasaran dan memutuskan untuk bertanya.

SHEILA

Elo mau ke mana?

KEVLAR

Mau ketemu Freya.

SHEILA

Kenapa harus dia lagi sih?

Kevlar memandang Sheila dengan dahi berkerut. Kevlar tampak kesal.

KEVLAR

Dia yang elo maksud adalah sahabat yang sekarang lagi butuh kehadiran lo di sampingnya.

Sheila memandang Kevlar bingung.

KEVLAR (CONT’D)

Gue enggak nyangka sama elo, Sheil. Bisa-bisanya sikap elo berubah jadi kayak anak kecil gini.

Kevlar pergi meninggalkan Sheila.

SHEILA

Gue kayak gini gara-gara elo!

Kevlar berhenti dan berbalik menghadap Sheila.

KEVLAR

Oke! Gue minta maaf karena enggak bisa bales perasaan lo. Tapi gue bakalan nunggu elo balik kayak semula. Sebagai sahabat.

Mendengar itu, emosi Sheila perlahan hilang. Matanya sudah berkaca-kaca seperti akan menangis. Kevlar pun berbalik lagi. Baru sebentar, dia kembali menghadap ke Sheila.

KEVLAR (CONT'D)

Satu lagi! Nyokapnya Freya anfal. Kalo elo masih ada sedikit aja peduli, elo bisa ikut gue sekarang.

Sheila tampak kaget dan terdiam.

CUT TO:

80.EXT/INT. RUMAH SAKIT. DEPAN ICU. SIANG                     

Kita melihat Freya sedang mengintip Juandi yang sedang berbicara dengan seseorang lewat telepon. Terdengar samar-samar suara Juandi dari dalam.

JUANDI

Gimana persiapannya?
(beat)
Lusa Freya harus segera berangkat.

Juandi menutup panggilan. Freya menangis dan berbalik. Ternyata di belakangnya sudah ada Dion. Freya bergegas pergi dan Dion mengikutinya.

CUT TO:




Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar