Truth Or Dance
3. Scene 21-30 (Latihan)

21.INT. RUMAH. KAMAR FREYA. MALAM                            

Freya pergi ke kamarnya dengan kesal. Dia duduk di tepi ranjang dengan napasnya yang memburu. Matanya merah tapi masih berusaha untuk tidak menangis. Kemudian Juandi datang menghampirinya. Freya mengalihkan pandangannya karena malas menatap papanya.

FREYA

Apalagi sih, Pa? Belum puas ngomelin akunya?

JUANDI

Ingat, Freya. Sekeras apapun kamu berusaha, papa akan selalu ada untuk menghalangi kegiatan kamu yang enggak penting itu. Mulai besok kamu tidak boleh pulang lebih dari jam 5 sore. Apa yang kamu lakukan di luar sana, papa pasti tau.

Freya mengepalkan tangannya kuat-kuat. Tangannya gemetar. Matanya berkaca-kaca.

FREYA

Enggak sekalian aja papa kurung Freya di kamar selamanya? Biar Freya enggak perlu lagi buat papa jadi otoriter begini.

JUANDI

Terserah kamu mau bicara apa. Kamu harus nurut semua kata papa.

Juandi pun pergi dari kamar. Setelah itu air mata Freya menetes dan segera menghapusnya.

CUT TO:

22.INT. RUMAH. RUANG KERJA. MALAM                       

Juandi masuk dan duduk di sofa sambil menghela napas kesal. dia mengambil ponsel di saku dan menelepon orang kepercayaannya.

JUANDI

Mulai besok kamu harus mengawasi kegiatan Freya selama dia di luar rumah. Segera laporkan apapun yang anak itu lakukan.

Juandi mematikan panggilan dan meletakan ponsel di meja depannya. Dia termenung.

CUT TO FLASHBACK:

23.INT. RUMAH. RUANG TAMU. PAGI                         

Kita melihat kedua ORANG TUA Juandi sedang duduk bersebelahan dengan wajah menegang. Di depan mereka ada Juandi muda yang masih kuliah sedang marah, seperti akan memprotes sesuatu.

JUANDI

Pa, Please. jangan larang aku nyanyi. Ini passionku, Pa.

AYAH

Halah, kamu pikir uang buat kamu kuliah itu dari mana? Apa bisa penyanyi dapat uang banyak seperti papa.

JUANDI

Juan akan coba berusaha buat sukses, Pa. Juan cuma minta papa kasih waktu untuk itu. Juan pasti bisa buktiin ke papa.

AYAH

Papa nggak mau tahu! Jauhi band norak mu itu dan fokus kuliah sebelum semua fasilitas yang papa kasih, papa bekukan. Kamu pewaris tunggal papa, perusahaan butuh kamu. paham!

JUANDI

Tapi, Pa ...

AYAH

Turuti atau silakan pergi dari sini tanpa bawa apapun!

IBU

Ikuti semua keputusan papa dan mama. Atau mama akan hancurkan band kamu beserta semua personilnya. Gimana?

Juandi mengepalkan tangannya sangat kuat. Matanya sangat merah seperti menahan tangis.

DISSOLVE TO:

24.EXT/INT. KAMPUS. DEPAN RUANG LATIHAN. PAGI (PRESENT DAY)

Freya membaca sebuah flyer yang ditempel di mading dekat kelas dance. Freya berdiam cukup lama membaca Fryer itu. Sarah datang dari dalam ruang latihan dan menyuruh Freya segera masuk ke ruang latihan.

SARAH

Hei, serius amat. Yuk, masuk. latihan mau dimulai nih.

Freya terkesiap dan mengikuti Sarah ke dalam ruang latihan.

INSERT : Dari arah kejauhan tampak SEORANG LAKI-LAKI memperhatikan Freya secara diam-diam.

CUT TO:

25.INT. KAMPUS. RUANG LATIHAN. PAGI                     

Terlihat sudah ada sekelompok mahasiswi seni tari modern yang bersiap latihan. Ada sekitar 5 orang mahasiswi cantik bertubuh ideal. Mereka memperhatikan Freya dan melempar senyum ramah.

SARAH

Kamu bisa duduk di sana. Kalo mau ngrekam, silakan.

Freya duduk bersila di tempat yang ditunjukan Sarah. Freya mengeluarkan ponselnya.

SARAH (CONT’D)

Oke, girls! Kita mulai sekarang ya.

Kelima mahasiswi itu bersiap di posisinya masing-masing. Sarah mulai memberikan instruksi pada mereka setelah menyalakan musik yang ada di sudut pojok. Freya mulai merekam setiap gerakan dance dan memperhatikan anak dance berlatih. Freya takjub. berkali-kali tepuk tangan saat melihat kekompakan mereka.

CUT TO:

26.INT. KAMPUS. RUANG LATIHAN. PAGI (MOMENTS LATER)     

Kita melihat kelima mahasiswi dan Sarah baru saja menyelesaikan satu lagu. Mereka tampak berkeringat, tapi masih terlihat aktif dan semangat.

SARAH

See you tomorrow, gengs!

Sarah mengambil botol air minum di dekat tape dan mematikan musiknya. Lalu kelima mahasiswi menghampiri Sarah untuk berpamitan. Kemudian mereka keluar ruang latihan. Sarah menghampiri Freya dan duduk bersila di sebelahnya.

SARAH (CONT’D)

Gimana? Keren nggak koreografinya tadi?

FREYA

Keren banget.

SARAH

Mereka bakalan ikut kompetisi yang flyernya kamu baca tadi.

Freya menoleh ke Sarah.

SARAH (CONT’D)

Kalo kamu mau, saya siap jadi mentor dance kamu.

FREYA

Bukannya kompetisi itu harus punya grup?

SARAH

Berarti kamu belum baca sampai selesai.

Freya tampak bingung. Sarah melepas kuncirannya dan merapikan kembali rambut untuk menguncirnya lagi.

SARAH (CONT'D)

Mau grup atau solo, penilaiannya tetep fokus ke setiap individu. Misalkan dalam satu grup yang bagus cuma dua orang, yaudah dua orang itu yang bakalan diambil. Jadi sama aja intinya.

FREYA

Tapi papa saya ...

SARAH

Enggak ngebolehin kamu?

Freya mengangguk dengan lemas. Sarah menatap Freya dengans serius, tapi sambil tersenyum tipis.

SARAH (CONT’D)

Truth or dance?

Freya terlihat bingung.

CUT TO:

27.EXT/INT. MOBIL. DALAM PERJALANAN. SIANG

Kita melihat Sheila sedang menyetir dengan serius. Di depannya jalanan tampak sedang macet. Ponsel Sheila berbunyi. Dia langsung menerima panggilan itu dengan earphone blutoothnya.

MAMA SHEILA (O.S)

Kamu jemput adek dulu ya, sebelum ke kampus. Mama masih harus ketemu klien nih.

SHEILA

Ma, kelas Sheila sebentar lagi dimulai. Adek suruh naik taksi online aja sih.

MAMA SHEILA (O.S)

Duh, emang kamu enggak takut terjadi hal buruk sama adek kamu kalau naik taksi online sendirian. Sekarang itu banyak kasus macem-macem. Udah ya, tolong kamu jemput sebentar. Mama tutup teleponnya.

Panggilan mati. Sheila tampak kesal dan melepas earphonenya dengan kasar. Kemudian di jalan persimpangan Sheila memutar balik arah mobilnya.

CUT TO:

28.EXT. KAMPUS. PARKIRAN. SIANG

Kita melihat Sheila baru saja memarkirkan mobilnya. Dia keluar dari mobil dan melihat Kevlar yang juga baru selesai memarkirkan motornya di sebelah sana. Mereka berpapasan dan berjalan beriringan menuju gedung kampus.

SHEILA

Freya mana? Kalian enggak bareng?

KEVLAR

Dia udah berangkat dari pagi. Mau ngerekam latihan dance gitu katanya.

SHEILA

Tumben elo enggak ngintilin juga. Biasanya kemanapun Freya, elo pasti ngikutin.

KEVLAR

Emangnya gue benalu. Elo sendiri kenapa baru dateng? Biasanya selalu pagi walaupun enggak ada kelas.

SHEILA

Gue abis jemput adek dulu tadi.

Kevlar berhenti, begitupun Sheila. Kevlar menghadap ke Sheila dan menepuk puncak kepala Sheila dengan lembut.

KEVLAR

Good. Kakak yang baik.

Kevlar melangkah pergi, sedangkan Sheila masih diam di tempat sambil menyentuh puncak kepalanya. Sheila tampak senyam-senyum sendiri.

SHEILA

(berteriak)

Kev! Tungguin dong!

Sheila berlari menghampiri Kevlar.

CUT TO:

29.EXT/INT. KAMPUS. KANTIN. SORE                             

Kita melihat suasana kantin yang berangsur sepi. Di salah satu sudut, Freya, Kevlar, dan Sheila sedang mengobrol. Freya baru saja menceritakan tentang Sarah dan rencananya menjadi pelatih dance untuk Freya.

SHEILA

Elo yakin, Fre, kalo Kak Sarah yang elo ceritain tadi beneran mau bantu? Kalo misalnya dia cuma jadi bumerang buat lo, gimana?

FREYA

Bumerang gimana sih, Sheil? Ya enggak mungkin kali.

SHEILA

Siapa tau Kak Sarah itu salah satu mata-mata bokap lo.

FREYA

Kalo soal itu gue juga enggak tau pasti ya. Tapi feeling gue bilang kalau gue emang harus berguru dance sama Kak Sarah.

Kevlar yang sejak tadi hanya mengaduk-aduk minumannya tampak kurang tertarik dengan obrolan kedua temannya.

KEVLAR

Hati-hati, Fre. Bokap lo itu serem banget kalo udah ngeluarin mandatnya. Mending elo berenti deh, buat ngumpet-ngumpet kayak gini.

FREYA

Enggak bisa! Pokoknya gue mau buktiin sama orang tua gue, kalo gue bisa sukses dengan menangin kompetisi idol itu. Liat aja nanti.

SHEILA

Bener kata Kevlar, Fre. Hati-hati.

Kevlar bangkit dari duduknya.

KEVLAR

Yaudah yuk, pulang.

FREYA

Gue mau latihan sama Kak Sarah. Elo anterin Sheila pulang aja ya.

Sheila senyam-senyum kesenangan. Dari yang kita tahu, Sheila diam-diam menyukai Kevlar.

KEVLAR

Sheila kan bawa mobil, Fre. Kecuali kalo mobilnya bisa duduk juga di motor gue.

Freya terkekeh geli.

FREYA

Oiya, gue lupa.

SHEILA

Gue bisa kok naro mobil gue di kampus. Biarin besok gue juga enggak disuruh anter jemput adek gue lagi.

KEVLAR

Yah, enggak jadi good sister lagi dong.

SHEILA

Besok-besok aja lagi jadi good sisternya. Yang penting sekarang elo anterin gue pulang aja dulu. Oke?

KEVLAR

Yaudah iya.
(Bergantian ke Freya)
Nanti gue balik lagi ke sini buat jemput elo.

FREYA

Enggak usah. Gue bisa naik ojek. Elo langsung balik aja ya. Dah!

Freya bergegas meninggalkan Kevlar dan Sheila. Sedangkan Kevlar masih memperhatikan Freya yang mulai menjauh. Sheila berdiri mendekat ke Kevlar.

SHEILA

Ayo, Kev. Kita pulang.

Kevlar jalan duluan masih sambil melihat ke arah Freya. Kemudian Sheila mengekor dengan senyum yang semakin lebar.

CUT TO:

30.EXT/INT. KAMPUS. KORIDOR. SORE                      

Kita melihat Freya berjalan riang dengan wajah semringah. Tiba-tiba dari belakang ada seorang pria yang berjalan cepat berusaha mendahuluinya. Pria itu menghadang jalannya Freya. Namanya DION (27). Penampilannya seperti bodyguard. Ekspresi datar dan cara bicaranya kaku. Dia adalah laki-laki yang memperhatikan Freya dari jauh saat di depan ruang latihan dance (Scene 24)

FREYA

Siapa lo?

DION

Non Freya mau ke mana? Bukannya udah enggak ada kelas?

Freya tampak bingung.

FREYA

Tau dari mana nama gue?

DION

Saya Dion.

Freya tertawa terbahak-bahak. Dion jadi salah tingkah.

FREYA

Gue nanya malah ngenalin diri. Kocak lo. Minggir deh sana. Gue mau ada urusan. Enggak usah sok kenal gitu sama gue.

Freya hendak berjalan melalui Dion, tapi Dion langsung menghadang jalannya lagi.

FREYA (CONT’D)

Ih, mau ngapain sih lo?

DION

Saya disuruh Pak Juandi buat antar pulang Non Freya tepat waktu.

Freya melebarkan matanya.

FREYA

Jadi papa yang nyuruh lo?

Sarah datang menghampiri mereka.

SARAH

Ada apa ini?

Sarah memperhatikan wajah Freya yang ketakutan. Sarah juga menelisik penampilan Dion dan bisa menebak siapa pria itu.

DION

Saya harus bawa Non Freya pulang.

SARAH

Enggak bisa. Saya dosennya. Freya masih harus ujian susulan sore ini. Kalau dia enggak ikut, nilai akhirnya akan berpengaruh.

Dion terdiam. Lalu Sarah menginstruksikan Freya agar mengikutinya. Tapi Dion juga mengekor dari belakang. Sarah berhenti dan berbalik.

SARAH

Ngapain ngikutin? Masnya mau ujian susulan juga?

Dion menggeleng.

SARAH (CONT’D)

Yaudah tunggu di sini aja. Kalo masih ngikutin, saya panggil satpam karena masnya ganggu kegiatan kampus.

Dion pun diam. Sarah kembali berjalan. Sebelum Freya mengikuti, dia terkekeh dan menjulurkan lidahnya ke Dion.

CUT TO:



Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar