Truth Or Dance
6. Scene 51-60 (Pindah)

51.EXT/INT.KAMPUS. KANTIN. PAGI                              

Kita melihat Kevlar sedang duduk seorang diri di salah satu bangku. Kemudian Freya datang bersama dengan Dion di belakangnya. Freya duduk berhadapan dengan Kevlar.

KEVLAR

Pantes enggak mau bareng gue. Jadi sekarang elo pindah ke lain hati?

Freya hanya tertawa. Lalu dia melihat ke Dion yang masih berdiri di belakangnya.

FREYA

Ngapain berdiri di situ? Sini duduk.

Freya menginstruksikan Dion agar duduk di sebelahnya.

DION

Enggak usah, Non.

Freya berdiri dan memaksa Dion untuk duduk di sebelahnya. Lalu Freya ke lapak jajanan sebentar dan kembali sambil membawa bubur ayam untuk Dion. Diam-diam Dion memperhatikan lutut Freya yang terluka.

FREYA

Nih, dimakan. Gue yakin dengan kedatangan lo yang terlalu pagi ke rumah gue, pasti elo belum sarapan kan?

Dion tampak salah tingkah, tapi menerima bubur ayam pemberian Freya. Lalu Freya pun kembali duduk ke tempatnya semula. Kemudian kita melihat Kevlar yang tampak tidak begitu suka dengan kehadiran Dion yang bergabung bersama mereka.

FREYA (KE KEVLAR)

Sheila mana?

KEVLAR

Enggak tau. Gue belum liat.

Kevlar melanjutkan makan nasi uduknya. Lalu Freya kembali menoleh ke Dion

FREYA

Eh, gue mau nanya. Elo masih single atau udah beristri?

Dion yang sedang menyantap bubur ayam tiba-tiba berdiri dan meninggalkan kantin setelah sempat melirik sebentar ke arah lutut Freya yang terluka. Freya dan Kevlar saling pandang dengan bingung.

KEVLAR

(Terkekeh)

Dasar aneh. Ditanya malah pergi tanpa permisi.

FREYA

Mungkin dia gerogi ditanya cewek cantik kayak gue.

Mereka tertawa. Tidak lama kemudian Dion kembali.

DION

Saya pinjem lututnya sebentar.

Freya dan Kevlar tampak bingung. Tapi Freya mengikuti saja perintah Dion. Freya berbalik menghadap Dion. Lalu Dion berjongkok dan mengambil sesuatu dari saku celananya. Dion mengobati luka di lutut Freya dengan obat-obatan yang baru dia beli. Freya kaget dan memperhatikan wajah Dion diam-diam.

DION (CONT’D)

Saya belum punya istri atau pacar.

Kevlar menghampiri posisi Dion. Wajah Kevlar tampak tidak suka.

KEVLAR

Minggir. Biar gue aja yang obatin.

Kevlar dan Dion saling pandang. Lalu Dion berdiri dan membiarkan Kevlar melanjutkan pekerjaannya. Sementara Freya hanya diam menurut. Dia melirik sesaat ke arah Dion.

CUT TO:

52.INT. KANTOR. SIANG                                   

Kita melihat Juandi sedang duduk berhadapan dengan sekretaris pribadinya, TIO (35). Di meja terlihat sebuah berkas yang terbuka.

JUANDI

Jadi kapan Freya sudah bisa pindah ke kampus barunya?

TIO

Saya akan proses secepatnya. Paling lambat, bulan depan Non Freya sudah bisa terbang ke Amerika.

JUANDI

Bagus kalau gitu. Tolong kamu carikan tempat tinggal yang tidak jauh dari letak kampusnya.

TIO

Baik, Pak. Ada lagi yang ingin Bapak sampaikan?

JUANDI

Untuk saat ini cukup. Kamu bisa pergi.

Tio pun beranjak dan keluar dari ruangan Juandi. Lalu Juandi menutup berkas di depannya dan memasukkan ke brangkas yang ada di bawah meja kerjanya.

CUT TO:

53.EXT/INT. KAMPUS. DEPAN KELAS. SIANG                  

Kita melihat sebagian mahasiswa/i keluar dari kelas. Lalu Sheila keluar dengan terburu-buru. Di belakangnya ada Freya yang berusaha menyusul dan akhirnya bisa menahan lengan Sheila. Namun, Sheila langsung menepis tangan Freya.

SHEILA

Apaan sih?

FREYA

Elo yang ada apa? Kenapa sih, akhir-akhir ini sikap lo aneh. Gue punya salah sama lo?

SHEILA

Pikir aja sendiri.

Sheila hendak berbalik pergi, tapi Freya berhasil menghadang jalannya.

FREYA

Jelasin ke gue. Sebenernya elo marah kenapa? 2 tahun kita sahabatan, elo enggak pernah kayak gini.

Mata Sheila memerah. Dia menggenggam tali tasnya dengan kuat sambil menatap Freya tajam.

SHEILA

Karena ... elo egois. Enggak pernah peka sama sekitar lo apalagi peduli sama orang lain. Elo selalu mentingin diri lo sendiri.

Sheila buru-buru pergi. Sedangkan Freya tertegun dengan mata berkaca-kaca. Dia tampak bingung sekaligus heran. Lalu dari belakang, Kevlar datang.

KEVLAR

Elo berantem sama Sheila?

Air mata Freya menetes dan dia cepat-cepat menyibaknya.

FREYA

Enggak tau ah!

Freya pergi ke arah lain.

CUT TO:

54.EXT/INT. KAMPUS. KORIDOR. SIANG                      

Freya berjalan cepat dengan wajah kesal. Suasana koridor tidak begitu ramai. Tapi banyak mahasiswa/i berlalu lalang di taman kampus yang bisa dilihat dari koridor.

FREYA

Aneh banget sih, Sheila. Enggak ada badai enggak ada ujan, tau-tau marah enggak jelas gitu.

Freya menabrak Dion yang berdiri di depannya. Freya menyentuh keningnya.

DION

Udah mau pulang?

Freya tampak berpikir.

FREYA

Gue laper.

DION

Ya udah, ayo kita pulang. Nyonya pasti udah masakin makanan di rumah.

FREYA

Enggak mau. Gue lagi pengen makan ... dimsum yang ada di deket lampu merah. Tau gak?

DION

Enggak tau. Kita bisa beli dalam perjalanan pulang.

FREYA

Enggak bisa. Gue masih harus ketemu dosen buat nanyain tugas yang ketinggalan. Baru abis itu bisa pulang. Jadi elo tolong beliin dulu ya?

Dion tampak berpikir. Ekspresinya seperti ingin menolak perintah Freya.

FREYA (CONT’D)

Perut gue sakit. Kalo gue pingsan gara-gara enggak makan, gimana? Elo mau tanggungjawab?

Dion menghela napas berat.

DION

Yaudah saya beli dulu. Kalau udah selesai, Non Freya tunggu aja di kantin.

Freya mengangguk sambil tersenyum. Dion pun bergegas pergi. Freya tampak tersenyum puas dan segera meninggalkan posisinya.

CUT TO:

55.EXT. KAMPUS. PARKIRAN. SIANG

Kita melihat Sheila yang berjalan menghampiri mobilnya. Kemudian Kevlar berusaha menghentikan Sheila.

KEVLAR

Ada yang mau gue omongin sebentar.

Sheila menatap Kevlar dengan tajam.

SHEILA

Gue enggak mau.

KEVLAR

Sheil, jangan gini deh. Ini bukan elo banget.

SHEILA

Enggak usah sok tau. Elo yakin tau kayak apa gue sebenernya? Bukannya cuma Freya yang selama ini elo tau segalanya, hah?

Kevlar terdiam. Sheila pun segera masuk mobilnya dan meninggalkan Kevlar begitu saja.

CUT TO:

56.INT. KAMPUS. RUANG LATIHAN. SORE                     

Kita melihat Freya berlatih dengan gerakan yang lincah. Kita tahu kalau koreografi Freya sudah berkembang sangat pesat dari sebelumnya. Freya dance bersebelahan dengan Sarah. Mereka terlihat sangat profesional. Namun, di sela-sela koreo, Freya mengingat ucapan Sheila.

INSERT : SCENE 53

Freya tampak kesal. Dia mempercepat gerakannya dan membuat kakinya terkilir, lalu terjatuh. Sarah segera berhenti dan menghampiri Freya. Sarah terlihat cemas.

CUT TO:

57.EXT/INT. KAMPUS. KORIDOR. SORE                             

Kita melihat Freya berjalan dengan sebelah kaki yang pincang. Freya hendak jatuh tapi Dion buru-buru menolongnya.

DION

Kakinya kenapa, Non?

FREYA

Abis jatuh, gue enggak lihat kalo ada tangga tadi.

Dion melihat Freya meringis kesakitan. Dia langsung membopong tubuh Freya kemudian berjalan menuju mobil.

FREYA

Eh, elo jangan kurang ajar! Turunin gue di sini. Gue malu!

Kevlar datang sambil berlari menghampiri Dion.

KEVLAR

Turunin Freya sekarang! Emangnya Freya anak kecil pake digendong segala?

Dion memandang Kevlar tidak suka. Dia menurunkan tubuh Freya perlahan.

KEVLAR (CONT’D)

Elo pulang aja. Gue yang anter Freya pulang.

FREYA

Tunggu deh, Kev ...

Freya memandang Dion sejenak.

FREYA (CONT’D)

Gue pulang sama Dion aja. Gue enggak mau berantem sama bokap lagi gara-gara pulang enggak bareng Dion.

Kevlar mengembuskan napas berat. Dia melihat Dion dengan tatapan tajam.

KEVLAR

Oke, Jaga Freya, jangan ambil kesempatan kalo elo nggak mau berurusan sama gue.

Dion tersenyum sinis. Dia pun memapah Freya berjalan. Lantas Kevlar memandang kedua orang itu berjalan dengan tatapan garang.

CUT TO:

58.INT. RUMAH. RUANG TENGAH. SORE                      

Dion memapah Freya berjalan. Dewi datang dan sedikit panik, serta heboh melihat kaki Freya yang pincang.

DEWI

Ya ampun, Sayang. Kakimu kenapa? Kok bisa sampe pincang gini jalannya? Kita ke dokter ya?

FREYA

Ma, Freya cuma jatuh tadi di kampus.

Dewi memperhatikan wajah Freya dengan curiga.

DEWI

Kaki kamu begini bukan karena lagi latihan dance kan?

FREYA

(gugup)

Eng-enggak kok Ma, beneran. Kalo nggak percaya Mama bisa tanya Dion.

Freya mengambil napas perlahan lalu memandang Dion dengan tatapan memohon.

DION

Non Freya jatuh Bu, sewaktu perjalanan menuju parkiran mobil.

DEWI

Ya sudah. Tolong kamu bantu Freya ke kamarnya ya.

Dion memapah tubuh Freya dan menaiki tangga perlahan. Dewi masih memperhatikan Freya dengan curiga.

CUT TO:

59.INT. RUMAH FREYA. KAMAR FREYA. SORE

Dion membantu Freya berbaring di kasur. Bersamaan dengan hal itu, Freya terus memperhatikan wajah Dion dengan lekat.

DION

Saya permisi dulu.

Saat Dion hendak berpaling pergi, Freya menahan tangan pria itu sampai berbalik lagi menghadapnya.

DION (CONT'D)

Ada apa?

FREYA

Gue bukan jatoh di jalan pas lagi mau ke parkiran. Bukan itu yang gue bilang ke elo.

DION

Saya lupa.

FREYA

Apa ... jangan-jangan elo tau kenapa kaki gue kayak gini?

Dion tidak menjawab. Dia hanya tersenyum sangat tipis.

FREYA (CONT'D)

Kenapa diem aja?

DION

Saya permisi.

Kali ini Dion pun benar-benar pergi dari kamar Freya. Sedangkan Freya tampak bingung dan berpikir.

CUT TO:

60.INT. RUMAH. RUANG MAKAN. MALAM  

Kita melihat Dewi sedang mengambilkan nasi dan lauk pauk ke piring dan menyerahkannya ke Juandi. Freya tampak asyik menikmati makan malamnya.

JUANDI

Tadi kamu pulang pergi kuliah bareng Dion kan?

FREYA

Emang boleh kalo Freya nolak hal itu?

JUANDI

Tinggal jawab iya aja kok, susah. Bagus kalau memang begitu. Papa senang karena kamu mau menurut dengan papa.

Suasana pun kembali hening sebentar. Sampai kemudian Juandi kembali membuka obrolan yang serius.

JUANDI (CONT'D)

Papa akan memindahkan kuliah kamu ke columbia Business School di New York.

Freya langsung menghentikan makannya. Mukanya merah menahan amarah. Sendok garpu dibanting dengan keras.

FREYA

Pindah?
(beat)
Kenapa sih, Papa selalu maksain kehendak papa? Apa Papa enggak pernah mau tahu kebahagiaan Freya yang sebenernya? Freya manusia, bukan robot yang seenaknya dikendaliin. Pokoknya Freya enggak akan ke mana-mana.

DEWI

(Terkejut)

Pa ... kenapa kepindahan ini mendadak?

JUANDI

Apapun yang kalian katakan, keputusan papa enggak akan pernah berubah.

FREYA

(Menangis)

Papa egois!

Freya bangkit dari meja makan dengan tergopoh-gopoh sambil menyeka air mata. Dia berjalan pincang dan Juandi melihatnya.

JUANDI

Kaki kamu kenapa?

Freya tidak menjawab dan berjalan ke anak tangga dengan susah payah.

CUT TO:



Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar