Tetangga Satu Kampus
4. 2.1

INT. RUMAH BEBY - RUANG KELUARGA - DAY

MAMA BEBY

Ada yang lihat Beby nggak?

Dodi dan Kristin menggeleng kompak.

KRISTIN

Bukannya tadi nganter parsel ke rumah sebelah Ma?

MAMA BEBY

Nah itu, masa dari tadi belum pulang? Mama nggak lihat Beby lewat soalnya.

DODI

Jangan-jangan Kak Beby diculik hantu rumah sebelah?

Kristin mendorong Dodi ke samping.

KRISTIN

Jangan ikut-ikutan kayak Beby deh, please.

CUT BACK TO:

INT. RUMAH BEBY - KAMAR BEBY - DAY

BEBY

Ketika ku melihat wajahmu yang lugu. Tak pernah terpikirkan bayangmu kan selalu ada. Kamu.. kamu.. kamu.. di hatiku.

Beby begitu menghayati lagu yang ia nyanyikan. Dia menyanyi keras sekali dengan nada yang sumbang.

BEBY (CONT'D)

Seandainya saja. Kumampu memulihkan perasaanmu. Yang telah lama terluka oleh dirinya. Lupakan semua. Sudahlah cukup di sini.

Beby naik ke atas meja belajarnya, berakting seperti penyanyi yang sedang konser. Di depannya ada banyak boneka berjejer sebagai penonton.

BEBY (CONT'D)

Setiap ku..

Tiba-tiba Kristin dan Dodi masuk ke kamar Beby. Mereka menutup telinga dengan kedua tangan.

KRISTIN

Beb berhenti!

DODI

Kalau suaranya bagus gak papa deh Kak lo nyanyi sepuasnya.

Beby mengerucut sebal. Dia turun dari meja dan berkacak pinggang.

BEBY

Terserah gue. Gue lagi galau.

KRISTIN

Ditolak Fajar?

BEBY

Kak! Gue aja nembak dia enggak!

KRISTIN

Ya terus kenapa?

DODI

Iya kenapa galau Kak?

BEBY

(serius berpikir)

Iya ya, kenapa gue galau?

KRISTIN

Sumpah deh Beb sekarang gue pingin banget lempar lo ke balkon.

Beby berlari terlebih dahulu sebelum Kristin menangkapnya. Mereka bermain kejar-kejaran di kamar Beby.

INT. RUMAH FAJAR - KAMAR FAJAR - DAY

FAJAR (V.O.)

Tetangga gue emang unik sekaligus menyebalkan, terutama cewek yang kamarnya berhadap-hadapan dengan kamar kamar gue (beat) Ada aja tingkah aneh yang selalu bikin gue kesel.

Fajar mengamati Beby dan saudaranya. Tiba-tiba dia merindukan sosok Kirana.

FAJAR (V.O.)

Kirana gimana ya kabarnya?

Untuk menghilangkan rasa pusing, Fajar memutuskan untuk olahraga. Dia mengambil barbel dan melangkah keluar jendela. Fajar olahraga di baklon.

INT. RUMAH BEBY - KAMAR BEBY - DAY

BEBY

Stop! Gue capek!

Mereka berhenti serentak dan menjatuhakan diri ke kasur. Mereka merasa lelah.

DODI

Ngapain gue ikut kalian lari?

BEBY

Lah saya mana tahu, saya kan ubi.

Refleks Kristin memukul dahi Beby.

KRISTIN

Nggak bersyukur banget sih jadi manusia, malah cosplay jadi ubi.

DODI

Gue balik kamar.

BEBY

Gih sana! Lo juga Kak!

Kristin bangun dan menendang kaki Beby.

KRISTIN

Mimpi apa dulu gue bisa punya Adik modelan begini.

BEBY

Nggak usah keras-keras deh, gue tahu gue cantik. Jangan iri.

Kristin dan Dodi bergidik ngeri. Sedangkan Beby langsung berdiri untuk kembali ke meja belajarnya. Dia melihat Fajar ada di balkon juga.

BEBY

Astaga dragon! Fajar idaman banget sih. Gue jadi semangat pingin halalin.

Beby menumpukan kedua tangannya di meja sambil menatap Fajar dengan saksama.

BEBY

Model lukisan gue aja sebagus itu. Gue semakin yakin bakal dapet nilai A. Sorry ya Fajar, gue nggak minta izin lo, soalnya lo galak.

Lagi-lagi Beby tersenyum sambil memperhatikan Fajar.

CUT BACK TO:

EXT. RUMAH FAJAR - BALKON KAMAR - DAY

Fajar terkejut saat berbalik badan dan mengetahui Beby sedang memandanginya. Fajar memberi kode Beby dengan mengarahkan dagunya.

FAJAR (V.O.)

Sejak kapan dia di sana?

Fajar kembali memberikan kode kepada Beby. Tapi Beby justru tersenyum tanpa berkedip.

FAJAR

Apa yang lo lihat?

Beby gelagapan karena ketahuan.

BEBY

Gue lagi cari ide buat ngelukis.

FAJAR

Hubungannya sama gue apa?

BEBY

Ha? Maksud lo?

FAJAR

Kalau lo cari ide, kenapa lihatin gue olahraga?

BEBY (V.O.)

Ide gue itu lo!

BEBY

Nggak boleh?

Fajar menghela napas.

FAJAR

Gue nggak pakai atasan. Lo sengaja?

BEBY

(tersenyum canggung)

Sayang buat dilewatin.

FAJAR

Ha? Lo bilang apa? Gue nggak denger.

BEBY

Iya, iya gue masuk. Gue tutup jendela gue.

Diam-diam Beby tersenyum tanpa diketahui Fajar.

FAJAR

Tumben nurut.

CUT TO:

INT. KANTOR - DAY

Mama Fajar baru selesai konsultasi dengan pasiennya. Dia menutup pintu ruangan, berniat kembali duduk. Bel ruangan berbunyi, menandakan ada pasien baru.

MAMA FAJAR (V.O.)

Apa ada pasien baru? Sinta nggak ada ngasih tahu kalau ada pasien lagi.

Pintu dibuka dan masuk seorang lelaki. Mama Fajar berbalik serta terkejut.

PAPA FAJAR

Ra, maaf aku ke sini tanpa ngabarin kamu dulu. Ada sesuatu yang mau aku bicarakan, ini tentang Fajar.

MAMA FAJAR

(tampak tidak suka)

Kamu punya ponsel, kenapa tidak lewat sana?

Papa Fajar duduk di kursi, lalu memasang wajah lebih serius.

PAPA FAJAR

Maaf kalau perkataanku menyinggung kamu. Tapi ada baiknya kalau kamu memang ingin serius dengan Gandi, perhatikan juga perasaan Fajar. Kalau Gandi menjadi orangtua barunya, Fajar juga harus tinggal satu rumah dengan dia. Kamu psikolog, kamu tahu bagaimana kondisi mental anak kamu.

MAMA FAJAR

Anak kamu? Jadi Fajar hanya anakku?

PAPA FAJAR

Bukan Ra, anak kita. Aku juga ayahnya.

MAMA FAJAR

Semenjak kamu memutuskan meninggalkan keluarga kamu, kamu bukan lagi ayah Fajar.

Papa Fajar berusaha menggapai tangan mantan istrinya, tapi tidak berhasil.

PAPA FAJAR

Tolong jangan siksa aku dengan ini Ra.

MAMA FAJAR

Kamu yang mengakhiri!

PAPA FAJAR

Kita sudah pernah membahas ini sebelumnya. Saat kita sudah tidak sejalan lagi, kita bisa berpisah.

MAMA FAJAR

Saat Fajar membutuhkan sosok Ayah di sampingnya?

PAPA FAJAR

Kalaupun aku memaksa itu tidak akan baik untuk kita. Cepat atau lambat Fajar juga akan mengerti dengan sendirinya. Dan apa yang dia lakukan ketika tahu orangtuanya tidak saling mencintai?

Mama Fajar mendorong mantan suaminya agar pergi dari ruangan. Ketika berhasil, dia terduduk di belakang pintu.

CUT TO:

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar