Seribu Matahari Pagi
Daftar Bagian
1. ACT 1. Kedatangan Bella (Hal 1 - 6)
Dipa, Viona, dan masalah mereka berdua. Bella tiba-tiba datang menemui Dipa.
2. ACT 1. Jantari Menghilang? (Hal. 6 - 10)
Bella memberitahu Dipa dan Nugroho bahwa Jantari menghilang. Dipa teringat kenangan pertama kali ber
3. ACT 2. Permintaan Viona (Hal. 11 - 17)
Viona meminta Dipa untuk berusaha menyelesaikan urusannya di masa lalu. Dipa teringat obrolan dengan
4. ACT 2. Email dari Jantari (Hal. 17 - 21)
Dipa mendapat email dari Jantari. Dipa teringat kenangan masa lalunya dengan Jantari.
5. ACT 2. Jantari dan Rumor (Hal. 22 - 29)
Dipa mendengar rumor soal Jantari dari teman-teman barunya. Dipa diam-diam mengikuti Jantari sepulan
6. ACT 2. Toserba Nenek dan Sebuah Awal (Hal. 29 - 35)
Dipa pergi dari rumah. Dia bertemu Jantari di toserba Nenek Jantari.
7. ACT 2. Makan Malam Bersama (Hal. 35 - 44)
Dipa makan malam bersama Jantari di rumah Jantari. Dipa bercerita tentang masalahnya dengan keluarga
8. ACT 2. Hari Matahari Bersinar Terang (Hal. 44 - 48)
Dipa begitu bahagia terbangun pagi hari. Jantari di sekolah mengabaikannya.
9. ACT 2. Film Horror yang Romantis (Hal. 48 - 52)
Dipa mengajak Jantari untuk nonton Juon. Mereka menonton di rumah Jantari.
10. ACT 2. Pada Sebuah Bus Kota (Hal. 52 - 56)
Dipa meminjam DVD horror dari Nugroho. Ia kemudian mengikuti Jantari sehabis sekolah.
11. ACT 2. Jantari dan Hidupnya (Hal. 56 - 60)
Dipa mengikuti Jantari setelah pulang sekolah. Jantari pergi ke sanggar tari, ke toko kaset tempat d
12. ACT 2. Terbiasa Bersama (Hal. 60 - 66)
Dipa dan Jantari sudah terbiasa bersama. Mereka sering bersama selepas sekolah dan juga ketika di se
13. ACT 2. Sebuah Kisah Pilu (Hal. 66 - 72)
Dipa menceritakan kisah pilunya pada Jantari. Kisah yang membuat dia harus pindah sekolah.
14. ACT 2. Dipa Menyeret Jantari Seharian (Hal. 72 - 83)
Dipa mengajak Jantari mengikuti kegiatannya seharian.
15. ACT 2. Konfrontasi Tak Terduga (Hal. 83 - 86)
Jantari bertemu Shasha, temannya di SMP. Terjadi konfrontasi tak terduga di antara keduanya.
16. ACT 2. Jantari dan Karimun Jawa (Hal. 86 - 92)
Jantari di Karimun Jawa menjadi pegawai paruh waktu di Lulu Homestay. Di sana dia bertemu dengan Dan
17. ACT 2. Karimun Jawa Memanggil (Hal. 93 - 100)
Dipa bertemu Bella dan Nugroho di persewaan komik milik Nugroho. Mereka berembuk soal pergi ke Karim
18. ACT 2. Jantari dan Masa Lalunya (Hal. 100 - 106)
Jantari tidak masuk sekolah. Nora menemui Dipa, menceritakannya masa lalunya.
19. ACT 2. Kebenaran yang Terabaikan (Hal. 106 - 115)
Dipa menjenguk Jantari. Jantari menceritakan kebenaran di balik masalahnya dengan Shasha.
20. ACT 2. Kawan Bersama (Hal. 115 - 121)
Dipa mengajak Bella dan Nurgroho mengerjakan trigono di rumah Jantari. Mereka menginap semalam.
21. ACT 2. Perjalanan Menemukan Jantari (Hal. 121 - 128)
Dipa, Bella, dan Nugroho pergi ke Karimun Jawa untuk bertemu Jantari. Jantari heran kenapa Bella bis
22. ACT 2. Tentang Jantari (Hal. 128 - 136)
Bella menemui Dipa untuk menceritakan kisah tentang Jantari. Bella jadi berteman juga dengan Nugroho
23. ACT 2. Ikan-Ikan Kecil (Hal. 136 - 147)
Jantari dan Dipa berbaikan. Ikan-ikan kecil mengingatkan mereka akan hari perpisahan mereka sepuluh
24. ACT 3. Gelombang Memori (Hal. 147 - 150)
Dipa terngingat kenangan masa lalu tentang keluarga Jantari.
25. ACT 3. Gelombang Kenyataan (Hal. 150 -158)
Viona datang ke Lulu Homestay. Viona mengobrol dengan Jantari.
26. ACT 3. a Good Day for a Kiss... or not? (Hal. 158 - 160)
Dipa dan Jantari saling menyatakan perasaan. Ada kabar dari Jakarta, nenek Jantari meninggal.
27. ACT 3. Masakin, ya? (Hal. 160 - 162)
Dipa dan Jantari kembali menjalani hubungan seperti dulu lagi. Mereka berdua sudah saling "mene
28. EPILOG
Nugroho akhirnya tahu di mana mobil mewah Jantari diparkir!
21. ACT 2. Perjalanan Menemukan Jantari (Hal. 121 - 128)

82      EXT. KAPAL DI TENGAH LAUT. DAY.

 

TITLE:

 

2020

LONG SHOT. Kapal feri penumpang besar di tengah lautan lepas. CAMERA ZOOM IN. Ke arah kapal. CAMERA FOLLOW. Orang-orang yang duduk berdempetan di bangku penumpang di dalam kapal yang penuh sesak lalu menuju ke sisi luar kapal di mana banyak wisatawan baik lokal maupun asing sedang duduk menggelosor di lantai kapal dan Dipa, Bella, serta Nugroho duduk di salah satu sisinya. CU. Wajah pusing Bella, wajah lemas Nugroho, dan Dipa yang menahan mual.

 

BELLA

Gila, ini perjalanan dua jam kaya setahun rasanya. Mabuk laut gueeee.

 

NUGROHO

Gue udah muntah banyak nih.

 

Nugroho mengayunkan kantong plastik hitam di tangannya. Bella mengibaskan tangannya.

 

BELLA

Hoek. Jorok amat lo, Nu. Hoek.

 

Dan, tanpa bisa ditahan, Bella meraih kantong plastik hitam lain di dekat lututnya, lalu muntah dengan suara keras.

 

NUGROHO

Hoek. Hoek.

 

Nugroho ikut muntah lagi ketika melihat Bella. Dipa hanya bisa melihat keduanya sambil mengurut pelipisnya sendiri. Ia memejamkan mata sembari menyenderkan kepalanya di dinding kapal.

 

SFX. Suara muntah. Suara debur ombak di antara mesin kapal yang menggerung. Suara desiran angin. Suara obrolan orang-orang dengan berbagai bahasa.

 

CUT TO:

 

83        EXT. DERMAGA. PULAU KARIMUN JAWA. DAY.

 

Orang-orang keluar dari kapal feri. Beberapa ada yang berdiri-diri di dermaga, melihat air laut di sisi dermaga sementara merenggangkan tubuh mereka. Beberapa mengangkat tas-tas bawaan mereka. Beberapa ada yang langsung saling sapa dengan penduduk lokal yang menjadi guide mereka. Beberapa berseru-seru melihat anak-anak kecil sedang berenang-renang di laut dekat dermaga.

 

CAMERA FOLLOW. Dipa keluar dari kapal diikuti oleh Nugroho dan Bella di belakangnya. Nugroho dan Bella masih nampak mabuk laut berat. Nugroho masih memegangi kantong plastik hitamnya sebelum akhirnya berlari ke sisi dermaga dan muntah dengan hebatnya ke lautan. Orang-orang di sekitarnya melihatnya dengan jijik lalu berjalan menjauh. Bella mengoleskan minyak kayu putih ke pelipisnya, tetapi dia sudah tidak muntah lagi. Dipa berdiri tidak jauh dari mereka, matanya mencari-cari ke arah ujung dermaga di mana para guide menunggu.

 

CAMERA FOLLOW. Seorang perempuan yang berjalan ke arah mereka. Perempuan itu tak lain adalah Jantari. BCU. Anak rambut Jantari yang dimainkan angin. Kerutan-kerutan di ujung matanya. Kakinya yang melangkah ringan ke arah Dipa, Bella, dan Nugroho. CU. Wajah Jantari tersenyum. Ia melambaikan tangan. CU. Wajah Dipa yang terperangah. Bella yang menoleh dan terkesima melihat Jantari. Nugroho yang mendongak dan tercengang memandang Jantari. SFX. Suara deburan ombak.

 

CUT TO:

 

84        INT. DI DALAM MOBIL LULU HOMESTAY. DAY.

 

Jantari menyopir di kursi kemudi. Bella duduk di kursi penumpang di sampingnya. Nugroho dan Dipa duduk di kursi belakang. Keempatnya nampak canggung. Tiba-tiba Jantari menyalakan lagu dari tape mobil (karena mobilnya sudah jadul jadi masih menggunakan tape).

 

BELLA

Wah, kaset tape.

 

Bella menemukan kaset tape tergeletak di dasbor dan mengambilnya. Ia memandanginya.

 

BELLA (CONT’D)

Jadi keinget zaman dulu, ya?

 

Jantari mengangguk. Bella tersenyum, kikuk.

 

JANTARI

Elo sehat, Bel?

 

Bella mengangguk.

 

BELLA

Sehat banget, thanks to siapa yaaa.

 

Bella meletakkan kaset tape ke tempatnya lagi sambil melirik Jantari dengan sebal. Jantari hanya mengucapkan ‘sori’ tanpa suara.

 

BELLA (CONT’D)

Omong-omong kok elo bisa nyetir sekarang?

 

Terdengar suara berisik dari kursi belakang. Bella menoleh dan menunjuk Jantari lalu menyilangkan tangan depan dada.

 

BELLA (CONT’D)

Setahuku dia nggak bisa nyetir.

 

NUGROHO

Apaaa?? Aman kan ini, Jan?

 

Jantari tergelak.

 

JANTARI

Aman. Gue udah belajar kok di sini. Ini buktinya gue udah bisa nge-guide kalian.

 

DIPA

Elo kerja di sini?

 

Jantari melirik dari kaca spion. Matanya bertumbukan dengan mata Dipa. Bella dan Nugroho mendadak diam. Mereka memasang telinga dengan mulut terkatup. Lalu, Jantari mengangguk.

 

JANTARI

Gue seneng di sini.

 

Dipa tidak membalas perkataannya. Ia hanya terus memandangi Jantari dari kaca spion. Jantari sesekali memandang ke arahnya melalui kaca spion.

 

CAMERA PAN TO. Kaca spion yang memperlihatkan mata Dipa dan Jantari yang saling pandang. SFX. Suara mesin mobil melaju di jalanan. Sesekali terdengar deburan ombak. Lautan terlihat di sisi kiri jalan.

 

CUT TO:

 

85        INT. LULU HOMESTAY. RUANG MAKAN. MENGHADAP LAUT. NIGHT.

 

Bella sedang duduk di salah satu kursi rotan sambil memegang secangkir teh yang masih mengepul. Jantari memasuki ruang makan dari halaman depan bersama Dann. Bella menatap Jantari. Jantari pun menatapnya.

 

JANTARI

Dann, see you tomorrow.

 

Jantari menepuk lengan Dann pelan. Dann mengangguk sambil berjalan ke sisi lain, ke arah kamarnya. Mata Dann masih mencuri pandang ke arah Jantari penuh selidik.

 

BELLA

Jantari!

 

Bella mengangkat tangan. Jantari tersenyum dan berjalan menghampirinya. Lalu, ia duduk di kursi rotan sebelah Bella.

 

JANTARI

Kalian pasti capek banget ya. Nggak langsung ke laut hari ini.

 

Bella mengangguk.

 

BELLA

Capek banget tahu gue, Jan. Pas di kapal tadi gue rasanya udah mau ngeluarin semua isi perut. Si Nugroho parah banget muntah di deket gue. Jijik banget.

 

Bella mempraktikkan mengulang ekspresi muntah. Jantari menjentik dahinya. Bella mengelus-elus dahinya sambil nyengir.

 

JANTARI

Mereka berdua tidur?

 

Bella mengangguk.

 

BELLA

Gue nggak paham sama Dipa. Dia ke sini kan mau ketemu elo. Tapi, hal pertama yang dia lakuin adalah molor. Udah hampir seharian coba. Jam berapa sih ini sekarang?

 

Bella melongok jam yang digantung di dinding. Jam menunjukkan pukul sembilan malam.

 

BELLA (CONT’D)

Udah jam segini belum nampak juga batang hidungnya. Aneh banget emang bocah satu itu.

 

JANTARI

Biarin lah. Dipa kan emang gitu anaknya. Dan, elo pikir gampang apa buat langsung nyamperin? Elo inget nggak kalo gue sama dia udah nggak ketemu ada kali sepuluh tahun. Elo nggak lihat gimana canggungnya kita tadi di mobil? Uhh. Awkward.

 

Bella mengangguk-angguk sambil menyesap tehnya. Terdengar suara deburan ombak dan decakan bibirnya yang mencecap rasa teh.

 

JANTARI (CONT’D)

Terus elo sendiri kenapa ada di sini? Kenapa elo bisa bareng sama Dipa dan Nunu? Ada penjelasan yang masuk akal?

 

Bella hampir tersedak tehnya, meletakkan cangkir dengan tergesa-gesa di meja di depan mereka, lalu tersenyum memamerkan deretan giginya.

 

BELLA

Sori, Jan. Gue nyariin mereka.

 

Jantari mendesah.

 

BELLA (CONT’D)

Habisnya elo menghilang gitu aja. Nggak ngasih tahu apa-apa. Nggak ngasih kabar juga. Ya, gue nyari cara lah, gue terus kepikiran Dipa sama Nugroho. Ya udah gue samperin ke persewaan komiknya Nugroho.

 

JANTARI

Hahaha. Elo keinget nggak? Kejadian ini kaya zaman dulu elo laporan ke Dipa soal Shasha dan Nora. Inget?

 

Bella meringis, mau tidak mau mengangguk.

 

BELLA

Sori lagi (terdiam, merenung sebentar). Tapi, kayanya kejadiannya emang mirip nggak, sih? Habis itu gue, Dipa, Nugroho ke tempat elo kan, itu yang ngerjain trigono, terus kita nginep, nonton film horror, paginya terus main ke warnet Nugroho. Inget?

 

JANTARI

Ya, masalahnya elo itu selalu yang jadi kuncian gue, dan elo selalu ngebocorinnya ke Dipa. Nggak sekarang, nggak sepuluh tahun lalu.

 

BELLA

Gue khawatir banget tahu, Jan. Elo nggak bisa dihubungin.

 

JANTARI

Di sini susah sinyal. Dan, kalau udah malam listrik dimatiin sepulau. Gue aja kirim email kalo ada sinyal yang datang dan perginya kaya jelangkung.

 

Bella tergelak.

 

JANTARI (CONT’D)

Tapi, makasih ya, Bell. Buat sekarang dan sepuluh tahun lalu.

 

Bella hanya menatap Jantari, lalu ia meraih telapak tangan Jantari, menggenggamnya dengan lembut. Keduanya saling tatap sebelum memandangi debur ombak di bibir pantai. Dari sisi lain ruangan Dipa memandangi keduanya. CU. Mata Dipa yang menutup.

 

DISSOLVE TO:

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar