Sejak Juni Menjadi Dingin
13. Scene 76 - 78

76. EXT./INT. – RUMAH RINI – AFTERNOON

Katya dan Rini di dalam mobil. Rini menyetir dengan raut muka lelah. Rini memakirkan mobilnya di halaman rumah.

RINI

Maaf ya sekali lagi, ibu telat jemput kamu.

KATYA

Berulang kali, Nggak papa, Bu.

Rini berpikir Katya kesal padanya.

RINI

Ada apa? Kamu kesal karena ibu telat jemput kamu hari ini?

KATYA

Nggak, Bu. Dua jam nunggu nggak terasa. Kalau ibu sibuk banget aku bisa naik angkot terus jalan kaki.

RINI

(geleng) Besok ibu akan jemput kamu tepat waktu. (melirik HP Katya) terus dari tadi kamu kenapa nggak angkat telpon ibu?

KATYA

Ibu, aku capek nunggu dua jam. Yaudah. Aku jalan kaki.

RINI

Seharusnya kamu jawab telpon ibu. Untung ibu menemukanmu nggak jauh dari sekolah. Kamu mau jalan kaki sampai rumah?

Rini mematikan mesin mobil. Mereka berdua melepas seat belt.

KATYA

Iya. besok-besok aku naik angkot aja atau sama Puspa. Biar ibu fokus kerja.

Katya keluar dari mobil. Rini menyusulnya. Mereka berjalan ke depan pintu rumah.

RINI

Ibu akan resign dari kantor.

KATYA

(kaget) Apa? Kenapa?

RINI

Kita pindah.

KATYA

Ke mana?

RINI

Surabaya.

KATYA

Kapan?

RINI

Minggu depan. Ibu sudah urus sekolahmu. Lalu rumah ini ibu jual.

Rini mengambil kunci rumah lalu membuka pintu.

KATYA

Rumah ini ibu jual? Kita nggak tinggal di sini lagi?

Rini menggeleng. Katya tambah kesal

SFX pintu terbuka keras.

Katya mendahului Rini masuk ke dalam rumah. Dia masuk ke kamarnya dan menguncinya.

RINI

(menggedor pintu kamar Katya) Katya! Buka pintunya! kita belum selesai berbicara. Katya! Keluar. (jeda)
Seenggaknya dengar alasan ibu.

Katya membuka pintu. HP di genggamannya. Dia berdiri menempel pintu kamar. Sedangkan Rini berdiri dekat meja.

KATYA

Jelaskan padaku, ibu. Kita pindah rumah. Ke Surabaya?

RINI

Iya.

KATYA

Ke Surabaya? (mengulang)

RINI

Iya, Katya. Di sana banyak kampus bagus dan kamu bisa kuliah di sana.

KATYA

Kita tinggal di mana?

RINI

Ingat ibu bilang orang tua ibu tinggal di sana? Kita tinggal rumah mereka.

KATYA

(Menghela napas) Orang tua ibu yang dari dulu tidak mau tau keadaan kita? Nggak cukup kita berdua saja?

RINI

Yang penting kita tetap bersama, Katya.

KATYA

Apa karena jurusan yang aku mau biaya tinggi? Kalau gitu aku bisa ambil jurusan lain. Atau aku nggak kuliah dulu.

RINI

Kamu harus kuliah!

KATYA

Jadi karena biaya?

RINI

(geleng) Nggak, Katya. Ibu sudah ada tabungan kuliah untukmu.

KATYA

Jadi apa alasan sebenarnya, Bu? Sudah seminggu ibu bertingkah aneh.Nggak seperti ibu biasanya. Ibu menyembunyikan sesuatu dariku?

RINI

(mengusap mukanya)
(putus asa) Katya...

KATYA

Iya, kan? benar dugaanku. Ada apa, Bu?

RINI

Orang tua ibu ingin mengenalmu.

KATYA

(geram) ibu nggak jujur padaku! Mereka orang tua ibu - kakek dan nenek tiba-tiba ingin kenal aku? Ke mana mereka selama ini saat ibu susah?

RINI

Kita tetap akan tinggal di sana. Entah kamu mau atau tidak.

KATYA

Aku nggak mau tinggal di sana! Ngapain ibu pake acara resign kerja dan jual rumah ini Ibu mau jual semuanya? Mobil dan motor juga? Aku ngekos aja di sini sampai lulus SMA. Ibu saja yang ke sana!

RINI

Keluarga Ayahmu juga ingin bertemu kamu! (bentak)

KATYA

(bentak) Aku nggak punya ayah! Ibu juga nggak perlu kenalin aku dengan mereka! Kenapa? Ibu lelah ngurus aku? Jadi ngehubungi mereka?

RINI

Ibu nggak pernah lelah membesarkanmu! Sudah saatnya kamu mengenal keluarga Ayahmu.

KATYA

Aku nggak perlu mereka! Ibu yang kukenal pantang menyerah dan kuat! (kesal)
Entah kenapa Ibu benar-benar telah berubah seperti bukan ibuku. Aku nggak mau ke mana-mana. Aku mau di sini. Titik!

RINI

Terus kamu mau ninggalin ibu?

KATYA

(teriak) Ibu yang mau ninggalin aku di sini jadi nggak usah ajak aku ikut! Pergi saja sendiri!

CLOSE ON Katya melempar hpnya mengenai gelas di samping meja Rini berdiri.

SFX suara gelas pecah.

Katya tertegun. Rini terkejut. Hendak berkata sesuatu. Tak ada kata keluar.

Rini pergi keluar rumah.

CLOSE ON wajah Katya sesal.

END FLASHBACK

 

77. INT. DISDUKCAPIL – DAY

PETUGAS

Mbak?

JUNI

Katya?

Juni hendak berdiri. Tapi kembali duduk melihat punggung Katya bergetar.

Kita lihat pertama kali Katya menangis.

Dimulai tanpa suara. Hanya air mata mengalir. Tatapannya masih menatap akta kematian dan KK.

Kemudian, suara isakan lirih terdengar bersamaan napas tertahan.

Petugas terdiam. Begitupula petugas lainnya. Beberapa orang di tempat duduk berhenti bicara.

Katya menangis tersedu-sedu melepas emosi kesedihan dan penyesalan yang menumpuk.

Juni menghapus air matanya. Dia mendatangi Katya dan menepuk bahu kanan Katya.

JUNI (CONT’D)

Ayo pulang... Ke rumah.

 

78. EXT. JALANAN – DAY - LATER

Juni menyetir mobil dengan fokus. Sedangkan Katya menatap kaca sampingnya. Kita bisa tahu suasana tidak sedingin sebelumnya walaupun tak ada kata di antara mereka.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar