Sejak Juni Menjadi Dingin
4. Scene 31 - 39

31. INT. RUMAH RINI – DAPUR – NEXT AFTERNOON

Katya sedang mencuci piring. Kita lihat dapurnya bersih dan tertata rapi.

CLOSE wajah Katya tanpa ekspresi saat mencuci gelas. Dia mencuci baju dan menjemurnya di dekat tempat jemuran persis di samping kamar Rini yang tertutup rapat.

 

32. INT. RUMAH RINI – RUANG TAMU - CONTINUOUS

Kita lihat Katya merapikan lalu menyapu lantai, kemudian mengepel pelan tapi bersih.

SFX ketukan pintu tiga kali.

Gerakan Katya berhenti. Mukanya kaku mulai emosi. Namun kemudian kembali datar karena bukan Juni yang datang.

AAKASH (O.S)

Katya? Jika kamu ada di rumah, ini aku bawa beberapa catatan. Apa kamu bisa menerimanya langsung?

Katya diam saja. Dia tidak tertarik.

AAKASH (O.S, CONT’D)

Catatannya kubawa ya. Daripada dibiarkan kena hujan lagi. Aku nggak punya kresek untuk ini (melihat tumpukan buku di tangannya)
(ragu) Katya, datanglah ke sekolah. Sudah lebih dari 3 minggu kamu absen. Ayo belajar bersama dengan yang lain.
(melirik taman) Halaman rumahmu jadi bagus. Begitu juga pagarnya. Kerja bagus, Katya.

Tak ada jawaban.

SFX langkah kaki menjauh.

Katya melanjutkan ngepel.

Tak lama SFX suara motor dan langkah kaki kuat lalu ketukan cepat di pintu.

KURIR (O.S)

Paket! Permisi! Paket!
Permisi! Paket!

Katya melirik pintu sekilas. Kembali menyelesaikan kegiatannya.

Kita melihat jelas ketidakpeduliannya.

 

33. EXT. RUMAH RINI – HALAMAN – NEXT NIGHT

Hujan deras. Air hujan membasahi halaman. Mawar yang mekar bergerak tak berhenti karena tetesan air hujan. Kita lihat menawannya air bertemu bumi.

CLOSE ON jendela ruang tamu. Lampu menyala sedangkan lampu luar teras mati.

 

34. INT. RUMAH RINI – RUANG TAMU – LATER

Katya membuka tirai jendela. Jendela penuh dengan jejak air hujan. Dia melihat ke arah luar. Lampu luar rumah tetangga menyala tak membantu terlihatnya halaman dengan jelas.

Memandang lama. Kita bisa melihat kekosongan dari tatapannya.

 

35. INT. RUMAH RINI – KAMAR KATYA – NEXT DAY

CLOSE ON Katya membuka matanya perlahan.

SFX. Ketukan pintu 4 kali, 2 kali, 1 kali.

KATYA

(mendesah) hah...

Dia mengambil selimut menutupi sekujur tubuhnya.

 

36. EXT. RUMAH RINI – HALAMAN – NEXT

JUNI

Katya?

Hening.

JUNI (CONT’D)

Katya, kita perlu bicara.

Masih hening.

JUNI (CONT’D)

Baiklah, kamu dengarkan saja.
(suara agak keras) Saya ingin memberitahumu tagihan air dan listrik sudah dibayar bulan ini. Lalu, tetangga sebelah kanan dari saya berdiri memberikan paket milikmu. Tertulis-
(melihat ke kertas print di paket) Vitamin? Pengirim Bu Tri. Apa beliau Wali kelasmu?
(jeda) Apakah kamu tidak ingin menerima ini?

Tak ada jawaban sekali lagi.

JUNI (CONT’D)

Kamu tidak penasaran bagaimana saya tahu nomor air dan listrikmu? Sekali lagi, Nggak mau buka pintunya?

 

36a. INT. RUMAH RINI – RUANG TAMU – CONTINOUS

Katya berdiri jauh dari pintu utama. Dia bergeming.

JUNI (O.S, CONT’D)

Kalau tak ada jawaban darimu, tapi saya harap kamu mendengarnya walaupun berdiri jauh dari pintu.

KATYA

Cih...

JUNI (O.S)

Ada yang ingin saya bahas denganmu. Tentang... (jeda) sebelumnya tolong jangan teriak dan memukul pintu. Dengarkan saya sampai selesai berbicara. (jeda)
Ini tentang Rini...

KATYA

Apa-apaan dia?!


Intercut two scenes 36 & 36a

JUNI

Saya ingin membahas tentang hal- sesuatu- ehm, membantu mengurus dokumen tentang Rini. Ini juga untukmu. Saya sudah ke Pak RT menanyakan surat pengantar ke kelurahan untuk membuat akta kematian dan-

KATYA

(sinis) Ah! Kamu mengincar warisan?

JUNI

Apa? Warisan? Tidak sama sekali.

KATYA

Terus ngapain ke sini kalau bukan uang?

JUNI

Karena saya kakak kandung ibumu, Katya. Saya ingin membantumu, setidaknya cuma mengurus dokumen.

KATYA

Hahaha. Bagaimana bisa aku punya paman yang nggak pernah sekalipun datang ke sini sebelumnya?
Lalu bagaimana kakek? Nenek? Keluarga lainnya dari ibu? Apakah mereka akan muncul tiba-tiba kayak kamu?

JUNI

(terdiam) Apakah Rini tidak memberitahumu tentang kami?

KATYA

(meledek) Sekarang pertanyaan aneh muncul. Aku tidak peduli. Aku nggak punya keluarga.

JUNI

Saya pamanmu, keluargamu.

KATYA

Keluargaku hanya aku dan ibuku! Nggak ada lainnya. (teriak) Sana pergi!

Off Juni menatap masam pintu di depannya.

 

37. EXT. RUMAH RINI – HALAMAN – NEXT MORNING

Juni memakirkan mobilnya di pinggir jalan. Dia duduk lama di mobil sedang memikirkan sesuatu.

Kita lihat box masih di bagasi mobil. MOVE ke beberapa kertas yang sedang dilihat Juni.

CLOSE ON kertas tulisan tangan. ‘favorit kami’

Juni menghela napas berat.

SFX HP berdering. CLOSE ON layar HP panggilan dari ‘Mama’.

Dia membiarkannya saja.

 

38. INT. RUMAH RINI – RUANG TAMU – MOMENTS LATER

KATYA

(mengintip dari jendela) Dia datang lagi? Ckck!

Tiba-tiba pandangannya fokus ke halaman. Tatapannya berubah. Sedikit muncul rasa kagum betapa rapinya hasil kerja Juni.

Kembali lagi ke Juni dengan tentengan. Katya melihat isi dari kresek transparan itu.

CLOSE ON es krim di kresek.

Katya melihat ke Juni yang tersenyum ke dia, segera dia menutup tirai.

 

39. EXT. RUMAH RINI – HALAMAN – NEXT

Juni menghela napas.

Langkah kaki tegas mendekati pintu utama.

SFX ketukan pintu 4 kali, 2 kali, 1 kali.

JUNI

Assalamu’alaikum. Katya.

Hening untuk beberapa saat.

JUNI (CONT’D)

Saya bawa es krim. Semuanya kesukaanmu dari rasa kelapa muda, ketan hitam, stroberi-vanilla-cokelat. (jeda) Saya tahu... karena Rini sering cerita tentangmu. Bukannya saya tidak ingin menemuimu tapi benar-benar tak bisa.
Jika kamu membuka pintu ini dan mengijinkan saya masuk, saya akan jujur tentang semuanya.
Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar