Sejak Juni Menjadi Dingin
9. Scene 60 - 63

60. EXT. SEKOLAH – GERBANG – ANOTHER MORNING

Katya di mobil melepas seat belt. Dia menarik napas panjang. Kita lihat dia memakai seragam putih abu-abu, dasi yang diikat longgar.

CLOSE wajah Juni hangat. Dia menepuk bahu Katya pelan 4 kali, 2 kali, 1 kali.

Katya tertegun. Dia mengingat sesuatu.

RINI (V.O)

Mau Ibu temani ke dalam kelas?

JUNI

Saya temani atau panggil Aakash?

KATYA

Aku bisa sendiri.

JUNI

Oke...

Katya keluar dari mobil. Dia berjalan pelan melewati halaman sekolah. Kita lihat dari background mobil Juni pergi.

CLOSE tangan Katya mengenggam rok abu lipit panjangnya erat. Rasa gugup dan takut memenuhi dirinya.

SFX langkah sepatu yang cepat. pandangannya ke ujung sepatunya.

dia tak sadar Aakash telah menunggu dan menghampirinya dari belakang.

AAKASH

Selamat pagi! Selamat datang kembali.

KATYA

(agak kaget) Apaan sih!

AAKASH

Akhirnya setelah sekian kali bumi berotasi, seorang Katya melangkahkan sepatunya di sini. (bangga) Om Juni memang hebat buat kamu sekolah.

KATYA

Lebay. lagipula aku nggak tau dia pro banget main congklak. Aish, seharusnya aku nggak milih kamu taruhannya. (menyesal)

AAKASH

Sorry! (tanpa bersalah)
Kamu tuh udah absen lama sampai ada menu baru di kantin. Kamu pasti suka.

KATYA

Terus kenapa?

AAKASH

Supaya gugupmu hilang. Agak berkurang, kan?

KATYA

(tak sadar) lalu?

Katya menyadari jadi pusat perhatian dari murid. Bahkan Puspa melihatnya.

AAKASH

Jangan pedulikan tatapan orang-orang. Tetaplah jadi Katya yang bengis.

KATYA

Mau kubanting?

AAKASH

Kataku terlalu berlebihan. Ehm, Jadilah ceria seperti dulu.

KATYA

Ngomong memang mudah sekali.

AAKASH

Daripada tenggelam dari ketakutanyang belum tentu terjadi?

Katya berhenti berjalan. Dia menatap tajam Aakash yang menyengir.

Puspa mendatangi mereka.

PUSPA

(dingin) Katya, dipanggil ke ruang BK.

KATYA

(menaikkan alis kanannya) Sekarang?

PUSPA

Iya. se-ka-rang.

KATYA

Tak mau menyapaku dulu? Menanyakan kabarku?

Puspa pergi tanpa menjawab maupun menoleh kembali. Suasana menjadi aneh.

KATYA (CONT’D)

Masalah dia apa ke aku? Seharusnya aku yang judes. Lihat, Kash? Hari pertama sudah dikasih surprise dari ‘teman semeja’. Bagaimana nanti di ruang BK?

Aakash mengambil ransel Katya.

AAKASH

Kubawa ini ke kelas. Ingat! Husnudzon dulu. Siapa tau mereka hanya ingin mendengar kabarmu aja.

KATYA

Ya ya ya.(tidak peduli)

 

61. INT. SEKOLAH – RUANG BK – LATER

Katya duduk di depan wali kelasnya, Bu Qomariyah, dan guru BK, Bu Tri (45 th) Terhalang oleh meja. Mereka menunjukkan khawatir yang berlebihan.

BU QOMARIYAH

Katya, bagaimana kabarmu? Pasti berat ya.

BU TRI

Bagaimana keadaanmu, Katya? Yang sabar ya.

KATYA

(nada datar) Saya sudah baik-baik saja. Terima kasih.

BU QOMARIYAH

Saya tahu kepergian ibumu meninggalkan rasa sedih untukmu. Maka dari itu Bu Tri sangat bersedia memberikan sesi bimbingan konseling untukmu.

KATYA

Tak perlu, Bu.

BU TRI

Dengar, Nak. Sudah sebulan kamu tidak masuk sekolah. Dan kamu tidak mau menerima kehadiran dari pihak sekolah. Kamu menutup rapat dirimu. Itu salah. Lalu, tidak seharusnya kamu bolos.

BU QOMARIYAH

Kamu boleh berduka, namun jangan malah menyakiti diri sendiri. Hubungi keluargamu dan teman-teman.

BU TRI

Kamu masih punya ayah, kan?

Katya tersenyum tawar. Terlihat dia ingin pergi dari sini.

BU QOMARIYAH

(menyikut lengan Bu Tri) Ehm.

KATYA

(menghela napas) Saya tak tahu di mana ‘Ayah saya’. Buat apa juga? Saya bersedih juga saya yang merasakannya. Untuk apa ibu bingung dengan absen saya?

BU TRI

Maaf, Katya. Tapi kesedihan dipendam itu tidak baik. Sebagian orang merasa lebih lega setelah menceritakannya ke orang. Mungkin kamu bisa cerita ke Ibu.

KATYA

Saya nggak mau cerita ke Ibu.

BU TRI

Katya! (emosi)

Bu Qomariyah menenangkan Bu Tri. Katya menikmati percakapan ini.

KATYA

Ibu tahu kan setiap orang mengatasi kesedihan dengan cara yang berbeda. Hargai cara saya yang seperti ini. jangan menghakimi dan menyuruh saya untuk ini-itu.

BU QOMARIYAH

Saya hanya khawatir denganmu, Katya. (terlihat tulus)

KATYA

Ibu lebih khawatir dengan nilai saya. Juga khawatir tentang lomba english debate yang digadang-gadang saya yang akan menang. Tenang saja, Bu. Saya keluar.

BU QOMARIYAH

(panik) Katya, bisakah kamu tenang dulu? Kita bicarakan baik-baik. Saya tahu kamu masih berduka.

BU TRI

(membujuk) Kita bisa mengurangi kesedihanmu dengan berbicara dari hati ke hati.

Katya tersenyum tipis. Kakinya di bawah meja terasa kesemutan.

BU TRI (CONT’D)

Jika kamu menutup diri, saya tidak bisa membantu pihak sekolah meringankan hukuman tentang absenmu.

KATYA

Saya tidak peduli. Mau dipindah atau dikeluarkan tidak masalah.

BU QOMARIYAH

Ibumu pasti kecewa karena kamu seperti ini.

KATYA

(terperangah lalu tertawa) Hahaha.
Maaf Bu tapi itu sangat lucu. Bagaimana ibu bisa tahu? Sedangkan ibu selalu sinis setiap kali ketemu ibuku yang single mother?


62. INT. SEKOLAH – LORONG – LATER

Katya berjalan. Kita lihat suasana sepi karena sedang jam pelajaran. Katya mendekati kelas XII MIPA 1.

 

62a. INT. SEKOLAH – RUANG KELAS – CONTINOUS

Guru Kimia, Pak Toni (50 th) sedang menulis di white board. Katya masuk tanpa mengetuk dan langsung ke mejanya.

Kita lihat beberapa muka temannya terkejut. Bahkan Pak Toni. Katya mengambil tasnya tanpa melirik Puspa melihatnya.

Dia berjalan melesat pergi melewati Pak Toni tanpa kata.

PAK TONI

Katya!
(ke siswa) Seseorang kejar dia!

AAKASH

Iya pak!

Aakash lari tergesa-gesa keluar pintu.

 

63. EXT. SEKOLAH – HALAMAN – MOMENTS LATER

Aakash mengejar Katya.

AAKASH (CONT’D)

Katya!!!

Katya terus berlari. Dia mendekati gerbang sekolah yang sedang terbuka. Pak satpam (40 th) sibuk mengarahkan mobil yang masuk.

Katya berhasil keluar. Dia melambaikan tangan menunggu angkot.

PAK SATPAM

Hei kamu yang di sana! Kembali! Jangan bolos!

Angkot menepi depan Katya. Dia segera naik lalu angkotnya jalan kembali.

PAK SATPAM

Hei! Hei! Kamu!

Aakash berhenti. Dia melihat motornya dekat Pak Satpam berdiri.

Dia merogoh kunci motor di saku celana. Menyalakan motor.

PAK SATPAM

Dia- dia kelas berapa? Kamu mau ke mana?!

AAKASH

XII MIPA 1. Dia teman saya, Pak. Saya disuruh ngejar dia sama Pak Toni. Ijin keluar sebentar, Pak!

Aakash langsung menarik gas dan melaju menyusul Katya.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar