Sejak Juni Menjadi Dingin
11. Scene 67 - 73

67. INT./EXT. MALL – DAY – ANOTHER DAY

Katya dan Aakash berseragam olahraga. Mereka berjalan di mall keliling. Masuk keluar outlet. Ke game center, bermain macam-macam mesin arcade. Kita melihat Katya lebih banyak menang daripada Aakash.

Kemudian mereka duduk di bangku tunggu. Asyik makan es krim.

KATYA

Jujur kenapa kamu ikut nemenin aku bolos. Tumben, Kash.

AAKASH

Mau aku jujur? (menyantap es krimnya) Kamu bahaya sendirian.

KATYA

(menyindir) Aku bisa jaga diri.

AAKASH

Aku tahu. Tapi kamu lagi kalut dan kalau dibiarin akan jadi bom yang mau meledak.

KATYA

Sok tahu!

AAKASH

Kamu sedang melarikan diri. Sebenarnya kamu takut, kan.

KATYA

(mendengus) Tau apa kamu?

AAKASH

Kamu nggak bisa kayak gini terus. Kamu tahu itu, Katya. Dan kalau kamu nggak mau cerita ke aku it’s okay.

KATYA

Itu namanya jujur?

AAKASH

(angguk) satu lagi.

KATYA

Kash, udah cukup. Aku akan membencimu.

AAKASH

Tapi aku menyukaimu.

Mereka saling memandang. Tatapan serius Aakash membuat Katya berpaling melihat game arcade di depannya.

AAKASH (CONT’D)

Kamu tahu, kamu itu hanya perlu cerita. Ke orang yang tepat. 


TIME CUT:

Di lobby mall. Suasana canggung di antara mereka. Mereka berdiri melihat langit mendung dan jalanan yang ramai.

KATYA

Tentang tadi-

AAKASH

(potong) nggak usah dipikirkan.

KATYA

Oke.

AAKASH

Pamanmu pasti marah kamu bolos. Dan aku juga pasti akan kena semprotan dari beliau.

KATYA

Selama nggak ketahuan santai aja.

AAKASH

Kalian mirip sekali. (tawa)

KATYA

(mendengus) mirip dari mana. Beda gitu kok.

AAKASH

Kamu dan pamanmu beneran mirip sekali. Pertama kali ketemu Om Juni awalnya kukira beliau ayahmu.

KATYA

(tertegun) Apa?

AAKASH

Maaf. Itu pikiranku. Hehehe.

KATYA

Bilang sekali lagi.

AAKASH

Hehehe.

KATYA

Sebelumnya-

AAKASH

Itu pikiranku-

KATYA

Bukan! Mundur lagi.

AAKASH

(bingung) Kalian mirip? Om Juni kukira ayahmu?

Katya berdiri dan berlari ke trotoar tepi jalan. Aakash terduduk melongo melihat Katya masuk ke dalam taksi.

 

68. INT. RUMAH RINI – KAMAR RINI – LATER

Katya membuka laci kedua dari meja. dia mengambil map-map dan mencari hingga kertas-kertas berhamburan ke lantai.

KATYA

Di mana itu, sih!

Dia mencoba mencari ke lemari. Di salah satu tas ibunya, dia membuka dan menemukan map. Dia membuka map itu mengambil kertas.

Katya menemukan kk ibunya dulu. CLOSE nama Rini di nomor 3 setelah nama ayah dan ibu. Kita tahu bahwa Rini anak tunggal.

KATYA

(tertawa keras) Mengerikan!

Kita lihat jelas wajah Katya memendam amarah dan kesal. Dia menatap ranjang ibunya lama.

 

69. EXT. DISDUKCAPIL – PARKIRAN – DAY

Juni mendekati mobilnya.

SFX HP berdering. Panggilan masuk dari ‘Mama’.

Tak lama, Juni mengangkatnya.

JUNI (INTO PHONE)

Aku nggak akan pulang.
(membuang rokoknya) Mama, cukup! Kita sama-sama terluka. Namun hentikan keluh kesah mama yang menjadi berlebihan. Ma, sudah saatnya ikhlas.
(jeda) Dari dulu! Mama selalu menyalahkanku dan Rini. Namanya Rini, Ma. Anak itu punya nama! Katya, namanya!
(jeda) Papa? Kalau nggak waktu itu papa- (menghembuskan napas)

Juni membuka pintu mobil.

JUNI (INTO PHONE, CONT’D)

Ma, aku sangat capek. Nanti kita bicara lagi.

Juni menutup pintu mobil kencang. Dia mengacak rambutnya frustrasi.

 

70. INT. BENGKEL – LATER

Juni mengamati mobil Rini. Montir was-was melihat tingkah Juni yang sangat fokus.

MONTIR

Bagaimana, Pak?

JUNI

Bagus. Terlihat baru.

MONTIR

Silakan di cek lagi.

JUNI

Iya.

MONTIR

Mau dibawa sekarang, Pak?

JUNI

Mungkin. Saya cek interiornya dulu.

MONTIR

Kalau begitu saya permisi dulu, Pak.

Juni mengecek kondisi mobil Rini. Dia duduk di bangku pengemudi. Tangannya terhenti di stir.


71. EXT. RUMAH RINI – HALAMAN – SUNSET

SFX speaker masjid murottal.

Rumah gelap. Lampu belum dinyalakan. CLOSE sepatu Katya.

JUNI

Dia ketiduran?

 

72. INT. RUMAH RINI – SUNSET - NEXT

SFX lampu menyala.

Di ruang tamu, dapur, dan kamar Katya tidak ada. Juni mengetuk kamar mandi. Tak ada balasan.

Dia menengok ke kamar Rini.

Gagang pintu itu bergerak dan terbuka dengan wajah Katya tanpa ekspresi.

Juni menelan ludah. Katya menatapnya tanpa ekspresi seperti pertama kali bertemu.

JUNI

Besok bisa ijin? Kita ke Disdukcapil. Akta kematian ibumu sudah jadi. Juga KK.

Katya menutup pintu kamarnya dan menguncinya.


73. INT. RUMAH RINI – KAMAR RINI – NEXT

Juni masuk ke kamar Rini. Situasi kamar itu sangat berantakan.

Kita bisa lihat ketakutan di matanya.

Juni mengambil gumpalan kertas dan membukanya. Napasnya tercekat.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar