Sejak Juni Menjadi Dingin
8. Scene 55 - 59

55. INT. SUPERMARKET – DAY - LATER

Kita lihat santainya Juni dan Saba mendorong troli. Katya dan Aakash di depan asyik mengambil barang. Kadang-kadang mereka tampak cek-cok namun Aakash yang mengalah duluan.

Katya mengambil banyak cokelat.

JUNI

Hentikan! Buat apa ambil sebanyak itu?

KATYA

(mengerling jahil) cokelat itu manis! Aku suka yang manis!

JUNI

(mendekati Katya) cukup. Yang lain. Kita mau belanja bulanan untuk rumah, bukan jajan.

Katya seketika teringat ucapan ibunya.

RINI (V.O)

Kembalikan ini. Kita belanja bulanan, ini termasuk jajan, Katya. Pilih es krim atau cokelat?

Katya terdiam sebentar. Juni tak menyadarinya.

KATYA

Ini termasuk belanja bulanan!

JUNI

Ini atau es krim?

KATYA

(mendengus) cih! Es krim lah. Ingat janji tadi! lima kotak es krim!

JUNI

Oke!
(Ke Aakash) kamu bantu Saba dorong troli. Biar bocah ini sama saya.

AAKASH

Iya Om.

Katya mendelik tapi Juni membiarkannya saja.

Selanjutnya kita lihat interaksi Juni dan Katya yang tak pernah berhenti berdebat setiap mereka mengambil sesuatu. Sedangkan Aakash dan Saba hanya diam menonton mereka.

Beberapa kemudian, Juni menemani Saba mendorong Troli yang hampir penuh barang. Sedangkan Aakash dan Katya sedang memilih es krim.

CLOSE Juni melihat Katya yang ceria melihat es krim. Tatapan teduh dan bahagia terpancar dari Juni.

Saba membaca tatapan itu. dia menatap Katya lalu ke Juni. Dia terus menatap Juni hingga Juni berpaling ke dia.

JUNI

Ada apa?

SABA

Anda terlihat bahagia sekali.

JUNI

(menggaruk rambutnya) kelihatan ya?

SABA

Saya senang anda menemukannya.

JUNI

Dia sangat mirip dengan ibunya.

SABA

Keras kepalanya mirip anda.

JUNI

(tawa) Iya ya.

Juni menatap Katya.

SABA

Kemarin, Saya bertemu dengan ibu anda di pengadilan agama.

Langkah Juni terhenti.

SABA (CONT’D)

Sepertinya anda harus kembali. Walaupun beliau sudah tidak- namun untuk jaga-jaga.

JUNI

(memandang Katya) Saya belum bisa kembali.

SABA

Semakin lama akan semakin berat jika anda tidak memberitahu Katya sebenarnya.

JUNI

(lirih) Aku tahu.

 

56. INT. RUMAH RINI – RUANG TAMU – NIGHT

KATYA

(penasaran) Jadi, kamu menyukai tante Saba?

Juni memberikan tatapan tidak suka.

JUNI

Masih tidak mau memanggil ‘Paman’?

KATYA

Ogah.
(melihat cincin platinum di jari manis Juni)
Lho, Sudah punya pacar apa tunangan? jangan-jangan kamu udah-? (pura-pura syok)

JUNI

(lelah) Saya akan menjawabnya jika kamu mau sekolah.

KATYA

Astaga! (tak terima)

JUNI

(potong) Astaghfirullah.

Juni memberikan HP baru warna hitam ke Katya.

JUNI (CONT’D)

Untuk mudah menghubungimu. Di mana HP lamamu?

CLOSE punggung Katya yang menegang.

INSERT : HP melayang mengenai gelas sehingga gelas jatuh di belakang Rini berdiri. CLOSE wajah shock Rini.

BACK TO Katya menggaruk ibu jarinya. Juni memandangnya.

JUNI (CONT’D)

Gunakan lah. Kemudian-

KATYA

(potong) Laci kedua meja.

JUNI

(bingung) Apa?

KATYA

Berkasnya. Semuanya di sana. Aku tak bisa masuk ke kamar itu.

Katya menunjuk kamar Rini. Juni menyandarkan punggungnya di kursi. Rasanya berat.

 

57. INT. RUMAH RINI – KAMAR RINI – LATE NIGHT

Kita lihat Juni membuka laci kedua meja dan mengambil sebuah map. Dia membukanya lalu terhenti pada akta kelahiran Katya.

CLOSE kertas di judul akta kelahiran. Langsung tampak nama Rini sebagai ibu kandung. Sedangkan ayah kandung kosong.

Mata juni berkaca-kaca.

 

58. INT. RUMAH RINI – RUANG TAMU – DAY

KATYA

(membuka dompet) ini KTP-ku. Ini saja?

JUNI

Iya. tinggal difotokopi. (fokus)

Katya membantu Juni memilah. Tangan Katya terhenti di fotokopi akta kematian. Kita tidak melihat nama lengkap Katya.

KATYA

Apa kamu-

JUNI

(potong) Paman.

KATYA

Kamu tau tentang ayah kandungku? (keras kepala)

Juni kaku. Katya menyadarinya.

KATYA (CONT’D)

Santai saja. aku tak terlalu peduli hal itu.

JUNI

Kamu tak pernah bertanya itu ke Rini?

KATYA

Hah. Yang paling kuingat jelas waktu kelas tiga SD. Setelah itu aku nggak pernah nanya itu lagi.

JUNI

Mengapa?

KATYA

Ketika kutanya, wajah ibu sangat sedih.

JUNI

(tercekat) Sampai sekarang, kamu masih ingin tahu siapa (jeda) ayah kandungmu?

KATYA

Nggak. (jeda) btw, Aakash ke sini nanti?

JUNI

Iya. (mencoba biasa)

KATYA

Nggak bawa apa pun?

JUNI

Tenang saja (smirk) Kusuruh beli daging sapi dan lain-lain. Kita makan-makan.

KATYA

(puas) bagus!

JUNI

Kamu mau ikut saya ngurus ke kelurahan?

KATYA

Nggak perlu aku, kan.

JUNI

(angguk) untuk sekarang. tapi tanda tanganmu perlu.

KATYA

Katanya nanti.

JUNI

iya, nanti saya kabari.

KATYA

Jadi kamu sudah nikah? Atau duda?

JUNI

Besok sekolah?

KATYA

Astaga. Itu lagi.

JUNI

(potong) Astaghfirullah.

KATYA

Astaghfirullah. Jadi tunangan? (tak menyerah)

Juni jengah, dia ingin mengalihkan pembicaraan basa-basi ini.

JUNI

Belajar untuk dirimu sendiri. Setelah lulus SMA, terserah kamu mau kuliah atau keluar kota.

KATYA

(kembali dingin) Aku tetap di sini.

JUNI

Terserah kamu. (mulai putus asa)

Suasana berubah aneh dan kaku.

SFX ketukan pintu. Aakash yang mengetuknya.

 

59. INT. RUMAH RINI – MOMENTS LATER

Katya duduk di ruang tamu asyik menonton TV. Juni dan Aakash sibuk di dapur memasak. Katya memperhatikan mereka dari jauh.

Kita lihat perubahan wajah Katya. Mulai hidup dan bereskpresi sejak ibunya tiada.

Katya berpaling ke pigura foto. Dia memandang Rini.

Kemudian, mereka makan rawon.

AAKASH

Hampir saja aku ditipu. Masa satu kilo daging sapi kena 200 ribu? Ya, aku pergi. Eh aku dibentak sama penjualnya.

JUNI

Kenapa nggak beli frozen meat? (mengunyah)

AAKASH

Kata Mamaku lebih enak beli di pasar. Lagipula aku lebih nyaman kalau beli bahan mentah di pasar. Eh, malah kena zonk!

Juni dan Aakash tertawa. Sedangkan Katya makan dalam diam sambil mengamati keramaian ini.

CUT NEXT TO:

Aakash dan Juni bermain congklak. Permainan mulai sengit ketika sisa sedikit. Katya bertindak sebagai juri.

JUNI

Cepat!

AAKASH

Sabar, Om. Tau yang akan menang.
(ragu mengambil dua biji di salah satu lobang)

JUNI

Lama.
(mengambil dua biji Aakash dan memainkannya) Saya menang!

AAKASH

Om curang!

JUNI

Main lagi?

KATYA

(menyela) Sudah-sudah! 5-0. Paman Juni pemenangnya.

JUNI

(senyum menang) sekarang, buka buku kalian. Kerjakan pr.

AAKASH & KATYA

Apa?!!

JUNI

Terutama kamu. (ke Katya) Aakash, bantu dia. Saya mau ke kamar mandi.

Katya memberontak dengan melempar biji congklak ke Juni. Aakash tersenyum canggung tapi dia membuka tasnya mengambil buku. Juni datang membawa tumpukan buku dan menaruhnya di depan Katya.

Katya menyadari rumahnya tak sepi lagi.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar