Polo Mata
12. Closing (Scene 76)

76. INT. RUMAH RAHMA – PAGI

 

DEPAN KAMAR MANDI

 

Rahma baru saja keluar dari kamar mandi. Dia sangat bahagia. Dia pun meneriaki Harun yang sedang berpakaian di kamar.

 

RAHMA

Sayang!

 

HARUN (O.S)

Ada apa? Ke sini!

 

KAMAR

 

Rahma segera menghampiri Harun di kamar dengan senyum yang amat lebar.

 

RAHMA

Sayang, coba lihat ini!

 

Rahma menunjukkan tespack dengan dua garis biru itu dengan mata berkaca-kaca.

 

Harun langsung menoleh. Dia mengambil tespack itu lalu memperhatikannya cukup lama dengan ekpresi yang bingung.

 

HARUN

Ini maksudnya apa, Sayang?

 

Rahma yang sempat tersenyum lebar jadi merengut. Dia gemas.

 

RAHMA

Aduh, Sayang. Ini maksudnya saya lagi mengandung anak kita, Sayang.

 

HARUN

Kamu hamil, Sayang?

 

Rahma mengangguk-angguk sambil tersenyum.

 

Harun langsung kehilangan kata-kata. Dia syok. Dia pun menangis karena saking bahagianya. Lantas, dia mendekap Rahma sambil menangis haru.

 

HARUN

Alhamdulillah ya Allah.

 

Mereka pun berpelukan erat, cukup lama dan dramatis.

 

Kemudian…

 

RAHMA

Sayang, kita harus hubungi mama. Mama pasti senang sekali.

 

Harun mengangguk sambil tersenyum.

 

Rahma lalu mengambil HPnya, kemudian menghubungi nomor Fatma.

 

HARUN

Loudspeaker, Sayang, saya juga mau dengar tanggapan mama.

 

RAHMA

Iya, Sayang.

 

Bunyi tuts terdengar, Fatma akhrinya menjawab panggilan itu.

 

RAHMA (cont’d)

Halo, Ma. Asalamualaikum.

 

FATMA (PHONE)

Waalaikumsalam. Ada apa?

 

RAHMA

Ma, Rahma mau kasih kabar bahagia. Rahma hamil.

 

FATMA (PHONE)

Serius?

 

RAHMA

Iya, Ma. Rahma baru saja cek, dan hasilnya positif.

 

FATMA (PHONE)

Alhamdulillah, Nak, semoga kamu sama anakmu sehat-sehat sampai lahiran.

 

RAHMA

Aamiin. Makasih, Ma.

 

FATMA (PHONE)

Mama nanti ke sana, ya!

 

RAHMA

Iya, Ma.

 

Rahma mengakhiri panggilan itu.

 

RAHMA (cont’d)

Sayang, andai Narti masih ada, dia pasti ikutan senang.

 

HARUN

Iya, sayang. Mulai sekarang, saya akan jadi suami siaga.

 

RAHMA

Calon bapak.

 

HARUN

Iya, Sayang, calon bapak.

 

Mereka tersenyum bahagia dan kembali berpelukan.

 

Saat berpelukan, Rahma lalu melihat sesosok yang berdiri beberapa meter di belakang Harun. Sosok buruk rupa yang dulu selalu dilihatnya tatkala melihat wajah Harun.

 

Rahma mengedipkan mata. Dia melihat lagi ke arah itu, dan sosok itu masih berdiri di sana. Rahma langsung menjerit ketakutan.

 

Harun ikut kaget.

 

HARUN (cont’d)

Ada apa, Sayang?

 

RAHMA

Nggak, Sayang, nggak apa-apa.

 

Rahma melihat ke arah itu lagi dan sosok buruk rupa itu sudah berubah menjadi Narti. Narti sedang berdiri sambil tersenyum memandangi mereka.

 

FADE OUT

 

THE END

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Wow...
1 tahun 9 bulan lalu