NORTHERN LIGHT
10. Bagian 10

75. INT. KAMAR ADI – MALAM  

Cast: ADI, DEWI


ADI mengangkat video call dari DEWI. 


ADI
Assalamualaikum, Ya Wi?

DEWI
(memborbardir) Waalaikum salam. Mas, Mas kok nggak balas chat aku sih? Aku tau kok, Mas udah baca. Udah ceklist dua. Jadi bener ya, Mas Adi putus sama Mbak Kayla?

ADI
(jengah) Apaan sih kamu, Wi. Telepon-telepon kok langsung tanya begitu?

DEWI
(merenggut) Mas Adi ih. Mas nganggap aku masih anak kecil? Aku udah SMA, Mas. Udah punya KTP.

ADI
(tertawa kecil) Kalau dekat udah Mas acak-acak rambut kamu, Wi. Ini permasalahan orang dewasa, tau. Kamu belum cukup dewasa untuk itu. 

DEWI
Tapi aku kan perempuan, Mas. Aku mungkin bisa ngerti jalan pikiran Mbak Kayla. Jadi mungkin aku saja aku bisa bantu kalau Mas Adi mau cerita.

ADI
Mas nggak mau bahas itu. Tugas kuliah Mas banyak nih.

DEWI
Oke, aku nggak perlu tau detail masalahnya. Tapi aku cuma mau bilang satu hal.

ADI
Apa?

DEWI
Aku yakin Mas Adi lagi mikirin Mbak Kayla, bukan lagi mikirin pelajaran. Dan aku juga yakin banget kalau Mbak Kayla juga lagi mikirin Mas Adi.

ADI
(tertawa hambar) Sok tau kamu.

DEWI
Lho, aku punya alasan Mas. Aku punya teori. Mas Adi harus dengar. Kan Mas Adi yang belajar nuklir. Ini ada hubungannya dengan itu. 

ADI
(tidak percaya) Masak sih? Coba, mas mau denger teori kamu. 

DEWI
(semangat) Mas pasti tau kalau dalam teori fisika kuantum, nggak ada namanya konsep ruang dan waktu. Semua saling terhubung. Perasaan Mas Adi di sana pasti terasa oleh Mbak Kayla. Begitu juga sebaliknya.


ADI hanya tertawa kecil. DEWI menatapnya sebal. 


DEWI
Mas Adi dari tadi ketawa aja deh. Aku serius nih. Sesuai hukum fisika kuantum, sebuah partikel bisa berada di dua tempat yang berbeda dalam waktu yang sama. Jadi aku yakin, kalau saat ini sebagian partikel perasaan Mas Adi lagi mikirin pelajaran, tapi partikel perasaan yang sama lagi mikirin Mbak Kayla. Iya, kan?


DEWI tersenyum penuh kemenangan. ADI ikut tersenyum. 


ADI
Oke, adekku yang sok tau. Jadi saran kamu apa?

DEWI
(berpikir keras) Hemh... segala sesuatu yang tampak itu kan berasal dari sesuatu yang tidak tampak. Masalah Mas Adi dan Mbak Kayla itu kan tampak. Jadi pasti ada sesuatu yang tidak tampak. Mungkin saja nih ya, kalau Mas Adi dan Mbak Kayla berantem, ngomong apalah gitu, bisa jadi ada perasaan atau kejadian yang nggak ditampakkan.


ADI seperti merenungkan kata-kata Dewi, lalu ia mengangguk. 


ADI
Masuk akal.

DEWI
(tersenyum) Jadi kalau ada sesuatu dari Mbak Kayla yang Mas Adi nggak suka, Mas harus cari tau kenapa Mbak Kayla begitu.

ADI
(berpikir) Hemh…, bener juga sih. (pause, senyum) Makasih ya, Wi.

 

DEWI tersenyum dan mengangguk. 


CUT TO:


76. INT. UNIVERSITAS HELSINKI. STUDENT LOUNGE – SIANG  

Cast: KAYLA, WYAT


KAYLA menyapa WYAT yang sedang membaca buku. 


KAYLA
Hai, Wyat.

WYAT
(terkejut, gugup) Oh, hai.

KAYLA
(mengulurkan tangan) I’m Kayla. 

WYAT
I know you. We are in the same class. 

KAYLA
(tersenyum) Do I disurb you? 

WYAT
No, of course not. 


KAYLA duduk di hadapan WYAT dan berkata dengan tulus. 


KAYLA
Congratulation. You are the best in the class. 

WYAT
And you are the scholarship grantee. 

KAYLA
(tertawa kecil) Do I have to proud of that?  

WYAT
Of course. You must be hard working. I am so amazed by you. 

KAYLA
(menggeleng tak percaya) No you are not. 

WYAT
Yes, I am. I mean it. It’s not easy to get a scholarship in Helsinki.

KAYLA
(tersenyum) Thank you. It means a lot. 


WYAT tersenyum. KAYLA memandangnya dengan tersipu. 


KAYLA
I have a confession. I will focus now. I need your help with my astrophysics paper. I just have one week left to give it to Profesor Alexandra. It’s crucial to me. Actually, my next tuition grantee is depended on my result this semester.

WYAT
Anything I can help you with?

KAYLA
Do you want to?

WYAT
Of course. 

KAYLA
(lega) Thank you, Wyat. Oh, it’s ridiculous. Professor Alexandra told me to asked for your help. But I think I will bother you, or you an arrogant and will reject me... (pause, tersipu) I am sorry.  


WYAT hanya tertawa kecil. KAYLA menatap WYAT sunguh-sungguh. 


KAYLA
You are kind, Wyat. Thank you. I’m sorry for being prejudiced. 

WYAT
(tersenyum) Do you want to study together? We can practice doing the questions. Usually, I’m here or in the library. We can learn other subjects too if you want.

KAYLA
(mengangguk gembira) I love to. Thank you. I really do. 

WYAT
Well, I think we can start now.  


KAYLA mengangguk dan tersenyum. Tak lama, keduanya terlihat berdiskusi hangat membahas soal. 


CUT TO:


77. INT. UNIVERSITAS HELSINKI. LABORATORIUM – SIANG

Cast: ADI, DAREN, NAOMI, INKA


ADI, INKA, NAOMI, dan DAREN melepas jas laboratorium mereka untuk istirahat siang. DAREN menunggu lab sepi kemudian menarik tangan ADI ke satu sudut. NAOMI dan INKA ikut mendekat. 


DAREN
Man, you can act like this. 

ADI
Like what?

DAREN
Like this, daydreaming while we are on the project. Come on, man. You can tell us what your problem is. 

NAOMI
Is it related to Kayla? I met her at the airport.

ADI
(terkejut) What? When?

NAOMI
Two weeks ago. She went to Indonesia because her mother was sick. She didn’t tell you?


ADI menggeleng. 


NAOMI
For real? I thought you canceled your proposal because you know about her mother.

INKA
(terkejut) What? Do you cancel your proposal? What are you thinking, Adi? 

DAREN
Dude, you have to do something about this. What exactly happened? 

ADI
I met Kayla and asked her to go for dinner. But she refuses, and we fight. Then I left her.

NAOMI
Oh my God! You left her when she worried about her mother? How could you?

ADI
No, that time, it’s not about that. She thinks I was her rival or something. Then last week, I saw her in the library. Actually, she sent me an apology email. But I’m still mad. So I ignore her. But now I feel sorry.

NAOMI
Meet her, apologies.

DAREN
Propose her. Do your plan. 

ADI
(ragu) Do I have to do that?

INKA/NAOMI/DAREN
Yes. 

INKA
You better fast, before someone takes her. 

 

ADI tampak gelisah. 


CUT TO:


78. INT. KAMAR ADI – MALAM  

Cast: ADI


ADI terlihat merenung. Setelah beberapa lama, ia meraih ponsel dan membuka blokir nomer Kayla. Ia membuka e-mail dan membaca kembali pesan permintaan maaf dari Kayla. 


INSERT: Email dari KAYLA

Di, aku minta maaf. 


ADI masih terlihat bingung untuk membalas pesan itu. Beberapa kali ia mengetik pesan, lalu menghapusnya kembali. Akhirnya ia hanya mengetikkan pesan singkat sebagai balasan. 


INSERT: balasan email ADI

Sama-sama. 


Email balasan terkirim.


CUT TO:


79. MONTAGES – BEBERAPA TEMPAT  


a. Universitas Helsinki – KAYLA menyerahkan papernya. PROFESOR ALEXANDRA membukanya, mengangguk-angguk, memuji KAYLA. KAYLA tersenyum dan mengucapkan terima kasih.  

b. Time lapse – KAYLA melihat hasil ujian berikutnya di web, nilainya kini hanya satu peringkat di bawah WYAT. WYAT yang ada di sebelahnya mengucapkan selamat. KAYLA berterima kasih. KAYLA kini terlihat akrab dengan WYAT. 

c. Universitas Helsinki – KAYLA menemui liasson officer kampus dan mendapat surat beasiswanya tetap dipertahankan. Dia terlihat sangat lega. 

d. Pergantian musim – Musim semi ke musim panas lalu, ADI terlihat sibuk karena menjadi student ambassador dan ikut menyambut mahasiswa baru. 

e. ADI, NAOMI, DAREN, INKA melakukan hiking, memetik buah beri liar, berkemah, dan memancing di danau, tanpa KAYLA.

f. Pergantian musim – Musim panas ke musim gugur. ADI tetap sibuk sebagai student ambassador. Dia juga terlihat sibuk di laboratorium bersama DAREN, INKA, dan NAOMI. 

g. Perpustakaan Institut Helsinki – ADI, DAREN, INKA dan NAOMI sedang berdiskusi untuk pengajuan tesis mereka.

h. Pergantian musim – Musim gugur ke musim dingin.  


CUT TO:


80. EXT. JALANAN HELSINKI – MALAM  

Cast: ADI


ADI mengayuh sepedanya di jalanan bersalju. Di keranjang sepedanya terdapat ransel dan kantong belanja. Salju tipis turun. Tidak ada orang lain di jalan. ADI terlihat kedinginan dan terengah-engah. Ia berbelok ke jalan pintas, melewati bukit dan hutan kecil. 

Kamera menyorot ban sepeda ADI yang tidak stabil di jalanan salju yang licin. ADI tergelincir, sepedanya menabrak pohon. 


ADI
(mengerang) Aarrghhh….


Tubuh ADI meluncur turun, terguling ke aspal hingga lelehan salju yang menggenang membasahi pakaiannya. Sepedanya juga meluncur turun dengan cepat dan terbanting ke aspal. 

SFX: Bunyi benda menabrak sesuatu. 

ADI cepat-cepat berdiri sebelum ada mobil yang lewat. Ia mengumpulkan barang belanjaannya yang berantakan lalu memeriksa sepedanya. Reflektornya tidak berfungsi. (NOTE: Reflektor berfungsi sebagai penanda agar tidak tertabrak kendaraan di jalan)   

ADI kembali mengayuh sepedanya, tapi mendadak ia mengerang sambil memegangi kakinya yang dulu terpasang pen. ADI terengah-engah. Asap tipis keluar dari mulut dan hidungnya karena udara dingin. ADI memaksakan diri mengayuh sepedanya kembali dengan terengah-engah. 

Sebuah mobil dari arah belokan menyorot ADI sambil membunyikan klakson. ADI cepat-cepat mundur. Mobil terus melaju. ADI melihat refelektornya yang rusak dan menghela napas berat. ADI kembali mengayuh hingga sampai depan apartemennya. Ia segera memarkir sepedanya. Dengan tangan gemetar ia mengeluarkan kunci, dan masuk ke dalam rumah. 


CUT TO:


81. EXT. KAMAR ADI – MALAM  

Cast: ADI


ADI menutup pintu kamar dan melepas sepatu. Ia menaruh barang belanjaan dan tasnya begitu saja di lantai. Ia menyalakan pemanas ruangan lalu berbaring di kasur dengan napas terengah. 

Setelah beberapa saat, ADI duduk dan bernapas dengan normal. Ia memeriksa kakinya. 

CLOSE UP: memar-memar kebiruan di kaki ADI. 

ADI meraba kakinya dan meringis menahan sakit. 


CUT TO:


82. INT. UNIVERSITAS HELSINKI. LORONG – SIANG  

Cast: KAYLA, ADI, WYAT, EKSTRAS


KAYLA melihat ADI di lorong menuju perpustakaan. Wajah KAYLA langsung sumringah. Ia segera berjalan mendekati ADI sambil melambaikan tangan, nyaris berlari. 


KAYLA
Adi...


ADI menoleh mendengar panggilan KAYLA. 

POV KAYLA: ADI berjalan ke arahnya. 


KAYLA tersenyum lega melihat ADI mendekat. Tapi baru beberapa Langkah, mendadak ADI berhenti. Ia memalingkan wajah, lalu cepat-cepat berbelok, menghilang ke arah lain. KAYLA tertegun. Wajahnya berubah kecewa. 


KAYLA menghela napas sedih, lalu masuk ke perpustakaan. Tampak berusaha bersikap normal kembali. 

POV KAYLA: WYAT duduk di salah satu sudut sedang membaca buku. 

KAYLA mendekati WYAT di perpustakaan. 


INTERCUT TO:


83. INT. UNIVERSITAS HELSINKI. LORONG – SIANG  

Cast: KAYLA, ADI, DAREN, EKSTRAS


INSERT TEKS: BEBERAPA SAAT SEBELUMNYA. 

ADI sedang berjalan di antara para MAHASISWA lainnya. Terdengar seseorang memanggilnya.


KAYLA (OS)
Adi….


ADI menoleh mendengar panggilan KAYLA. 

POV ADI: KAYLA tersenyum sambil melambaikan tangan. 


ADI berjalan mendekati KAYLA. 

INSERT: Kaki ADI melangkah. Lalu tiba-tiba berhenti. Tangan ADI memegangi kakinya. 

CLOSE UP: Wajah ADI terlihat menahan sakit. 


POV ADI: Sebuah bangku di koridor kanan.  

ADI melangkah perlahan menuju bangku tersebut. Ia cepat-cepat duduk dan meraba kakinya, memijitnya perlahan sambil meringis. ADI mengambil ponselnya, menelepon DAREN. 


ADI
Hello Darren? Yes, could you please prepare our team's data? I couldn't get to the lab earlier. I was near the library. I just saw Kayla. I need to talk to her first. Okay, thank you.


ADI menutup sambungan teleponnya. Ia berjalan pelan menuju ke perpustakaan. Matanya mencari-cari KAYLA. ADI berjalan di antara rak-rak buku. Langkah Adi tiba-tiba terhenti. Matanya melihat ke satu arah.


INTERCUT TO:


KAYLA sedang berbincang dengan WYAT. 


KAYLA
Hai, Wyat. Boleh aku bergabung di sini?

WYAT
(tersenyum) Tentu saja. Kebetulan aku baru saja menemukan info yang menarik. 

KAYLA
(tertarik) Oh ya?


WYAT mengangsurkan bukunya. Lalu mencoret-coret sesuatu di catatannya. KAYLA menyimak sambil mengangguk-angguk sementara WYAT menerangkan sesuatu.  

Kamera pan dan menampakkan ADI di balik salah satu rak buku, diam-diam memperhatikan kejadian itu. 


INTERCUT TO:


POV ADI: KAYLA sedang bicara dengan WYAT. Keduanya bertukar senyum dan terlihat akrab.

ADI menghela napas berat. 


CUT TO:


84. INT. HELSINKI INSTITUTE OF PHYSICS (HIP). LAB – SIANG  

Cast: ADI, DAREN, NAOMI, INKA, PROFESOR ADOLF, EKSTRAS


ADI dan timnya berada di lab. PROFESOR ADOLF mendekati ADI yang sedang menghadapi komputer dan bertanya dalam bahasa Inggris. 


PROFESOR ADOLF
Adi, kamu belum memasukkan datamu? Naomi dan Inka sudah menembakkan laser pada bahan-bahan yang kalian uji. Daren sudah memonitornya. Kamu harus menghitungnya.

ADI
(gugup) Maaf, Prof, sedang saya kerjakan.


ADI segera memasukkan data tim mereka ke komputer laboratorium. NAOMI, INKA dan DAREN saling berpandangan. PROFESOR ADOLF memperhatikan ADI baik-baik. 


PROFESOR ADOLF
Kamu tidak apa-apa, Adi? Kamu terlihat lesu sekali hari ini.

ADI
Saya baik-baik saja, Prof. Terima kasih sudah menanyakan.

PROFESOR ADOLF
Kamu yakin? Kamu tadi hampir terlambat. Itu tidak seperti biasanya.

ADI
Saya hanya… (berpikir, terdiam) 

PROFESOR ADOLF
Hanya…?

ADI
Hanya sedikit tidak enak badan. Mungkin gejala flu.

PROFESOR ADOLF
Kalau begitu sebaiknya kamu tidak usah ikut di lab hari ini.

ADI
Tapi Prof, suhu tubuh saya normal. Angka dosimeter saya juga normal. Saya tidak bisa mengambil risiko tertinggal pelajaran. 

PROFESOR ADOLF
(menggeleng tegas) Adi, ini bukan lab SMA. Ini lab nuklir yang terafiliasi dengan badan nuklir Eropa. Kamu tahu peraturannya. Semua yang masuk lab harus benar-benar sehat. Satu kecerobohan kecil saja bisa membahayakan dirimu dan orang lain. Saya tidak bisa membiarkan hal ini. Pulang dan beristirahatlah. Kamu boleh masuk lab lagi dengan membawa surat dokter yang menyatakan kamu sudah pulih.


ADI terdiam, lalu dengan berat mengangguk. 


ADI 
Baik, Prof. 


ADI berjalan pelan. DAREN yang melihat itu mengacungkan tangan. 


DAREN
Prof, boleh saya mengantar Adi dan membawakan barangnya sampai ke koridor?

PROFESOR ADOLF
Silakan.

DAREN
Terima kasih, Prof.


ADI dan DAREN menuju alat dosimeter, memeriksa angka radiasi pada tubuh mereka dan memastikan angkanya normal, lalu keduanya keluar lab menuju loker. 


CUT TO:


85. INT. HELSINKI INSTITUTE OF PHYSICS (HIP). KORIDOR – SIANG  

Cast: ADI, DAREN


DAREN membawakan ransel ADI. Keduanya berbincang sambil berjalan di lorong.  


DAREN
Kamu sudah bicara dengan Kayla tadi?

ADI
(menggeleng) Semalam aku jatuh dari bukit dan terbentur aspal. Kakiku tiba-tiba sakit, jadi aku mencari tempat duduk dan meneleponmu. Tapi saat aku ke perpustakaan, aku lihat Kayla sedang bersama Wyat, teman sekelasnya. Tampaknya mereka berdua semakin akrab. Jadi aku tidak mau mengganggu.

DAREN
(menghibur) Dia hanya teman sekelas. 

ADI
Entahlah…. (menggeleng) Tadinya mereka tidak sedekat itu. Mungkin Kayla sudah menemukan penggantiku.

DAREN
(yakin) Itu tidak mungkin. 


Keduanya tiba di ujung koridor. DAREN berhenti. 


DAREN
Omong-omong, kamu tadi bilang kakimu sakit? Apakah kaki yang sama yang dulu dipasang pen dan kram hebat saat di danau?


ADI mengangguk. DAREN menghela napas berat. 


DAREN
Kamu harus ke dokter.  

ADI
Tentu saja. Aku harus menyerahkan surat dokter yang menyatakan aku tidak apa-apa sehingga bisa masuk lab minggu depan.

DAREN
(menggeleng) Maksudku bukan dokter umum. Kamu harus rontgen. Bukankah saat kejadian di danau dulu, dokter juga memperingatkanmu? Bahkan walaupun tulangmu sudah tersambung. Sepertinya ada saraf-saraf yang tidak pulih sepenuhnya sehingga kakimu lebih rentan. Kamu punya asuransi kesehatan kan?

ADI
(mengangguk) Ya. 

DAREN
Kamu harus memeriksakan kakimu. Saat di danau kakimu tiba-tiba kram. Semalam kmau jatuh. Tadi kamu hampir terlambat masuk lab, dan kamu bilang sendiri merasa tidak enak badan. Kamu harus memeriksakan diri, oke?

ADI
Tapi ini hanya luka kecil, Daren. Bukitnya tidak terlalu curam. Aku hanya salah mengambil jalan sedikit.


DAREN menepuk pundak ADI, tersenyum namun berkata mengancam. 


DAREN
Jika kamu tidak melakukannya, aku akan bilang Profesor Adolf yang menyatakan kamu tidak layak masuk lab bersama tim kita pekan depan. Jangan membahayakan dirimu dan orang lain, Adi.


DAREN berbalik dan kembali menuju ke lab. ADI menghembuskan napas kuat-kuat.  


CUT TO:


86. EXT. UNIVERSITAS HELSINKI. HALAMAN – SIANG  

Cast: KAYLA, ADI, ALICIA


KAYLA berjalan menuju ke tempat parkir sepeda. Tapi tiba-tiba langkahnya terhenti. Ia tertegun, menatap di kejauhan. 

POV KAYLA: ADI dan ALICIA tampak berbincang, berjabat tangan dan tampak akrab. 

KAYLA terpaku di tempatnya. Ia menelan ludah. Ekspresi wajahnya berubah.  


INTERCUT TO:


87. EXT. UNIVERSITAS HELSINKI. PARKIR SEPEDA – SIANG  

Cast: KAYLA, ADI, ALICIA


Di tempat parkir, ADI sedang bicara dengan ALICIA. 


ADI
Excuse me, you are Alicia, isn't it? Kayla's apartment friend?

ALICIA
Yeah. Have we met before?

ADI
Yeah, a year ago. I'm Adi, Kayla's friend from Indonesia. 


ALICIA menepuk dahinya dan tertawa. 


ALICIA
I’m sorry. 


ADI tersenyum. Ia menunjuk reflektor yang dipakai ALICIA. 


ADI
Oh that’s okay. I just want to ask something. Where you bought that winter reflector? 


ALICIA menunjuk reflektor yang dipakainya. 


ALICIA
This one?

ADI
Yeah. I almost got an accident last night. I need something like that.

ALICIA
Sure, you did. Riding a bike in the night winter can be dangerous. You can hit by a car or something when crossing the street.


ALICIA mengeluarkan ponselnya dan memberikan sebuah nomer toko. 


ALICIA
This is the nearest store. I will give you the number. Here it is. You better call them. They may be close earlier this winter.

ADI
Oh, okay. 


ADI mengeluarkan ponselnya dan mencatat alamat dan nomer telepon toko yang diberikan ALICIA. 


INTERCUT TO:


Di tempatnya berdiri, KAYLA melihat ALICIA dan ADI mengeluarkan ponsel mereka, seperti bertukar nomer telepon. KAYLA membalikkan badan, menggigit bibir. Wajahnya tampak merana. 


CUT TO:


Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar