NORTHERN LIGHT
1. Bagian 1


















 


 

CAHAYA UTARA




Skenario oleh

 

Nur Baiti (Hikaru)


Draft 3

 

 

 

 

 

 

 

 FADE IN:


01. INT. YOGYAKARTA. RUMAH/SANGGAR BATIK BU RITA – SIANG

Cast: BU RITA, EKSTRAS


ESTABLISHING SHOOT: YOGYAKARTA – SIANG.

Kamera menyorot tangan sedang membatik dengan motif wayang. Kamera mundur, memperlihatkan suasana sanggar batik milik BU RITA. Ada yang sedang membatik, mengaduk rebusan kain dalam pewarnaan, dan membawa kain-kain batik siap jual ke luar. BU RITA berjalan ke ruang tengah. Kamera mengikuti BU RITA.

INSERT: Beberapa foto terpajang di atas meja. BU RITA berhenti karena ada foto yang letaknya miring. BU RITA mengatur ulang foto-foto itu.

Salah satu foto itu memperlihatkan foto BU RITA bersama KAYLA saat wisuda. Di sampingnya ada foto KAYLA dan BELLA berfoto berangkulan dengan latar spanduk bertuliskan ‘Wisuda Sarjana Fakultas Tehnik UGM’. Foto lainnya memperlihatkan KAYLA dengan selempang ‘Wisudawan terbaik Jurusan Tehnik Nuklir UGM’. BU RITA tersenyum memandangi foto terakhir. 

CUT TO:


02. INT. YOGYAKARTA. KAMAR KAYLA – SIANG

Cast: KAYLA


KAYLA membereskan mejanya. Laptopnya masih menyala.

CUT IN: layar laptop memperlihatkan sebuah formulir ‘Helsinki University, Faculty of Science, master degree scholarship aplication submission’.

KAYLA mematikan laptopnya lalu membereskan buku-buku di atas meja dengan tergesa. Sebuah foto terjatuh. KAYLA mengambilnya.

INSERT: Foto lama saat KAYLA masih anak-anak, diapit BU RITA dan PAK SURYA.

KAYLA tertegun sejenak, lalu ia melipat bagian foto Pak Surya sehingga menyisakan foto dirinya dan BU RITA. KAYLA memasukkan foto itu ke dalam laci secara sembarang dan menutupinya dengan buku-bukunya. Ia meraih tasnya, merapikan sedikit riasannya, lalu keluar kamar.

 

CUT TO:

 

03. INT. RUMAH KAYLA/BU RITA. RUANG TENGAH – PAGI

Cast: KAYLA, BU RITA, PUJO


BU RITA yang melihat KAYLA siap berangkat bertanya.


BU RITA
Kamu ngajar hari ini, Kay?


KAYLA
Nggak sih bu. Cuma mau periksa tugas mahasiswa yang kemarin belum selesai.


BU RITA
Sudah sarapan?

KAYLA
Sudah. Oh ya, nanti aku pulangnya sore ya. Soalnya dari kampus aku mau ketemuan dulu sama Bella. 

BU RITA
Eh, apa kabar Bella? Suruh dia main ke sini. Sudah lama ibu nggak lihat dia.

KAYLA
Iya bu. Nanti aku bilangin.

 

PUJO yang melihat KAYLA akan berangkat mengangguk segan.


PUJO
Mbak Kayla mau diantar ke kampus?

KAYLA
Nggak usah, Mas. Saya naik trans Jogja aja.

PUJO
Oalah, Mbak Kayla ini kok ndak pernah mau diantar? Buat apa ada supir kalau Mbak Kayla malah naik trans? 

KAYLA
(tersenyum) Nggak papa, Mas Pujo. Selagi saya bisa, ya nggak perlu minta bantuan tho? Lagi pula Mas Pujo itu supir untuk nganter pesanan batik, bukan untuk nganter saya.

PUJO
(tersenyum) Ya sudah, kalau begitu hati-hati yo mbak.


KAYLA mengangguk dan kembali berpamitan pada BU RITA dan PUJO.


KAYLA
Iya, berangkat Bu, Mas. Assalamualaikum.

BU RITA/PUJO
Waalaikum salam.

 

KAYLA berjalan keluar.  

CUT TO:

 

04. INT. JAKARTA. RUMAH ADI – SIANG

Cast: ADI, PAK SETO, BU RINI, DEWI

 

ESTABLIHING SHOOT: JAKARTA – SIANG.

Di ruang makan, ADI duduk sambil mengoles roti untuk sarapan. BU RINI menaruh piring di depan PAK SETO. DEWI muncul dengan seragam SMA-nya. Ia berjalan ke balik punggung ADI dan mengambil roti tawar yang baru dioles selai sambil tertawa-tawa.


DEWI
Buat aku ya, Mas?

ADI
(kaget) Eh?


ADI berusaha merebut kembali rotinya, tapi DEWI menarik tangannya menjauh lalu duduk di samping ADI sambil memakan roti tadi dan berkata dengan cuek.


DEWI
Sekali-kali berbuat baik sama adiknya, Mas.

ADI
Sekali-kali apaan? Kamu mah udah keseringan.

DEWI
Sering juga nggak papa. Mumpung Mas Adi lagi di Jakarta.

ADI
Tiap minggu juga mas pulang ke sini.

DEWI
(sambil mengunyah) Ya udah, mumpung Mas Adi belum berangkat tugas belajar ke Finland.

ADI
Ah, kamu ngeles aja. Orang pengumuman disetujuinya juga belum kok.

DEWI
Kalo gitu aku doain supaya disetujui deh.

ADI
(mengacak rambut DEWI dengan gemas) Aamiin.

DEWI
(kesal) Ih, Mas Adi nih. (alih ke BU RINI) Bu, Mas Adi nih, Bu. Rambutku kan jadi berantakan.

ADI
(mencibir) Dasar pengadu.

DEWI
(cemberut, merapikan rambut dengan tangan) Biarin. Daripada Mas Adi jail.


BU RINI menggeleng-gelengkan kepala melihat ADI dan DEWI.


BU RINI
Sudah, ayo cepat sarapan. Nanti kamu telat.

DEWI/ADI
Iya, Bu.

PAK SETO
Hari ini kamu ke kantor pusat, Di?

ADI
Iya, Pak. Ada diklat dua hari ini.

PAK SETO
Ooh.


ADI mengambil roti lain dan kembali mengolesi dengan selai. BU RINI menyendokkan nasi ke piring PAK SETO.


BU RINI
Ayo, Pak. Nanti nasinya keburu dingin.


PAK SETO mengangguk. Keluarga itu sarapan bersama. Tampak keharmonisan keluarga mereka.


CUT TO:

 

05. EXT. JAKARTA. DEPAN GERBANG SMA – SIANG

Cast: ADI, DEWI, EKSTRAS

 

ADI menghentikan motornya di depan gerbang sebuah SMA. DEWI yang diboncengnya bergegas turun dan menyapa teman-temannya.


DEWI
(melambaikan tangan) Hai...

CROWD
Hai, Wi.


ADI tersenyum menatap DEWI dan teman-temannya.


ADI
(ke TEMAN-TEMAN DEWI) Titip Dewi, ya.

CROWD
Iya, Kak.

ADI
Wi, Mas jalan dulu.

DEWI
Iya, Mas. Hati-hati.


DEWI melambaikan tangan pada ADI. ADI meneruskan perjalanan dengan motornya.


TEMAN DEWI 1
Ganteng kakak kamu, Dew.

DEWI
(bangga) Iya, dong. Yuk ah.


DEWI dan TEMAN-TEMANNYA cekikikan lalu masuk ke gerbang sekolah.


CUT TO:

 

06. EXT/INT. JAKARTA. GEDUNG BATAN – SIANG

Cast: ADI, PAK YUDI

 

ESTABLISHING SHOOT: GEDUNG BATAN – SIANG.

ADI berjalan memasuki ruang diklat. Ia menyapa PAK YUDI yang sudah lebih dulu tiba. ADI duduk di sebelah PAK YUDI.


ADI
Wah, saya keduluan nih. (menjabat tangan Pak Yudi). Apa kabar, Pak?

PAK YUDI
(tertawa kecil). Alhamdulillah, baik. Kamu gimana?

ADI
(tersenyum) Alhamdulillah, baik juga, Pak.

PAK YUDI
Kamu masih dinas di kantor Bandung?

ADI
Masih, Pak.

PAK YUDI
Sibuk apa sekarang, Di?

ADI
Biasa aja, Pak. Lebih banyak di lab. Bapak sendiri gimana? Habis diklat ini ada tugas luar lagi?

PAK YUDI
Nggak. Paling lusa saya ada jadwal ke reaktor Siwabessy.

ADI
Sering ke Puspiktek Serpong, Pak?

PAK YUDI
Iya. (pause) Eh, omong-omong, gimana pengajuan tugas belajar kamu? Dulu pas saya info, kamu jadi ngajuin kan? Sudah ada kabar belum?

ADI
Lagi nunggu jawaban, Pak. Nunggu informasi dari badan diklat kantor. Mudah-mudahan segera turun SK-nya.

PAK YUDI
Aamiin. Kamu ngajuin ke mana? Kalau sama kayak saya dulu di Tokyo, saya bisa kasih referensi lho. Yah, paling nggak, saya tahu tempat tinggal yang dekat dengan kampus dan harganya terjangkau.

ADI
Makasih, Pak. Tapi saya ngajuin ke tempat lain.

PAK YUDI
Di mana?

ADI
Riset gabungan di Helsinki.

PAK YUDI
Finlandia?

ADI
Iya.

PAK YUDI
Kamu ngajuin riset apa kemarin?

ADI
Bikin metode analisa kimia baru. Pake pH linear gradien dari manipulasi arus listrik larutan natrium hidroksida dan asam fosfat.

PAK YUDI
Hemh…, menarik. Good luck ya.

ADI
Terima kasih, Pak.


 PAK YUDI tersenyum.


CUT TO:

 

07. EXT. YOGYAKARTA. JALANAN – SIANG

Cast: KAYLA, BELLA, EKSTRAS

 

BELLA dan KAYLA berjalan bersama sambil mengobrol.


KAYLA
Kamu kenapa nggak kerja di tempat orang tua kamu aja, Bel?

BELLA
Uuh, no way. Kamu kan tau Kay, aku paling nggak suka kalau aku kerja trus orang lain tau siapa orang tuaku. Aku mau kerja dengan usahaku sendiri. Bukan karena orang tuaku salah satu direktur rumah sakitnya. Nggak enak tau, hidup dalam bayang-bayang nama orang tua.


BELLA tiba-tiba menghentikan langkah ketika melihat rombongan musisi jalanan memainkan lagu ‘Cinta’ dari Vina Panduwinata dengan berbagai alat musik. BELLA mendekat. KAYLA mengikutinya. Keduanya menonton grup pengamen itu.


GRUP PENGAMEN
Bergetar hatiku.
Saat ku berkenalan dengannya.
Kudengar dia menyebutkan nama dirinya.
Sejak kubertemu.
Ku telah jatuh hati padanya. 
Di dalam hati, telah menjelama cinta dan bawalah daku selalu dalam mimpimu
Di langkahmu serta hidupmu
Genggamlah daku, kini hingga nanti
Harapan di hatiku.
Bawalah diriku selamanya...

 

BELLA tampak terhanyut. Lagu berakhir. BELLA bertepuk tangan lalu menaruh uang 100 ribu rupiah dalam kotak yang tersedia. Salah satu anggota pengamen tampak kaget, lalu mengangguk sambil tersenyum segan. 


PENGAMEN
Matur suwun, Mbak.


BELLA hanya tersenyum. Lalu beralih ke KAYLA.


BELLA
Yuk, Kay.


KAYLA dan BELLA berjalan kembali.


KAYLA
Kayaknya kamu suka banget sama penampilan mereka.

BELLA
Iya, lagu itu berkesan banget buat aku. Mama papaku pernah cerita, pas lagu itu rilis, mama papaku tuh baru kenalan. Jadi lagu itu kayak mewakili perasaan mereka. Aku inget banget, pas aku masih SMP, di ulang tahun pernikahan orang tuaku, papaku ngasih kejutan dengan lagu itu juga. 
 
KAYLA
Oh ya? Gimana ceritanya?

BELLA
Jadi pagi-pagi gitu ya. Papaku diam-diam sewa band dari cafe. Pas ada bel, papaku minta tolong mamaku bukain pintu. Begitu dibuka, band itu nyanyiin lagu tadi terus ngasih bunga.
 
KAYLA
Ya ampun, niat banget sih papa kamu.
 
BELLA
Makanya itu. So sweet banget kan? Mamaku sampai nggak bisa ngomong lho, Kay. Cuma peluk papaku sambil nangis bahagia.

 

BELLA terdiam sejenak, ia menerawang, menghela napas sambil tersenyum.

 

BELLA
Aku pas lihat itu jadi mikir kayak: lucu kali ya kalau suatu saat aku dilamar pake lagu itu juga.
 
KAYLA
(tertawa) Ya ampun, Bella, kamu waktu SMP mikirnya udah jauh banget. Memang siapa yang mau melamar kamu? Yanto?
 
BELLA
(merenggut) Iih, kok Yanto sih?
 
KAYLA
Ya kan dia ngejar-ngejar kamu terus sejak kita masih di kampus.
 
BELLA
Ya nggak Yanto juga kali, Kay. Aku sama Yanto itu nggak cocok. Dini yang sepupunya aja sering lupa dijemput kalau kemalaman latihan teater. Kamu kan tau aku paling nggak suka cowok yang suka banyak janji tapi nggak ditepati.

KAYLA
Kasih kesempatan dulu aja, Bel. Dia baik kok. Dini pernah bilang lho. Yanto itu dari SMA udah usaha ini itu untuk biayain sekolahnya sendiri. Kan kamu suka cowok mandiri kayak gitu.
 
BELLA
Tapi dia annoying, Kay. Udah ah, nggak usah sebut-sebut dia lagi. Sebel tau nggak?


BELLA masih cemberut. KAYLA hanya tertawa. Keduanya terus berjalan menuju pujasera.  


CUT TO:

 

08. EXT. YOGYAKARTA. JALANAN – SIANG

Cast: YANTO, ARIF, EKSTRAS

 

YANTO dan ARIF usai melakukan liputan. YANTO mengecek beberapa catatan yang ia pegang. ARIF tampak santai sambil memakan bakpia bermerk 456. YANTO mendekati TEMAN yang sedang merapikan kamera.  


YANTO
Kita ketemu di kantor ya. Aku sama Arif mau keliling sekitar sini dulu cari makan siang. Siapa tau dapat ide untuk program kita berikutnya.

TEMAN
Oke.

YANTO
Suwun yo.


TEMAN tersebut hanya mengacungkan ibu jarinya. YANTO mengajak ARIF pergi.


YANTO
Rif, cabut yuk.

 

ARIF mengambil kotak bakpianya, lalu menyusul langkah YANTO.

 

CUT TO:

 

09. INT. YOGYAKARTA. PUJASERA – SIANG

Cast: KAYLA, BELLA, EKSTRAS

 

Tampak Pujasera yang penuh pengunjung. KAYLA dan BELLA mengobrol sambil menyantap hidangan mereka.


BELLA
Gimana kampus? Jadi asdos setelah lulus beda nggak rasanya dengan sebelum lulus dulu?

KAYLA
Nggak beda jauh. Cuma minggu ini Prof Sidik lagi ada konferensi di Wina. Jadi beberapa tugas beliau aku yang handle.

BELLA
Ooh.

KAYLA
(ragu) Bel, inget nggak? Waktu kita ke pameran pendidikan bareng di Jakarta?

BELLA
(sambil mengunyah) Inget.

KAYLA
(mendesah) Kok pengajuan aku belum ada kabar ya? Harusnya kan minggu ini. Tadi pagi aku cek juga nggak ada email masuk.

BELLA
(kaget) Lho, kamu jadi daftar, Kay?

 

KAYLA mengangguk sambil meneruskan makannya.


BELLA
Itu saingannya kan belasan ribu orang dari seluruh dunia, Kay.

KAYLA
(tenang) Iya, aku tahu.

BELLA
Kamu ngajuin beasiswa penuh yang sama living cost segala?

KAYLA
Iya.

BELLA
(takjub) Wah.

KAYLA
Kalau nggak full beasiswa, aku nggak mampu, Bel. Mahasiswa di luar Uni Eropa yang mau ngambil program dalam bahasa Inggris harus bayar SPP. Apalagi bidang sains biasanya lebih mahal.

BELLA
(masih terkesima) Helsinki itu cuma nerima satu persen orang terbaik di dunia sebagai penerima beasiswa mereka kan?

KAYLA
(ragu) Katanya sih gitu. (pause) Peluangku tipis sih. Tapi coba kamu pikir deh, Bel. Bidang nuklir itu jurusan yang lumayan langka. Jadi mungkin aja saingannya nggak seberat jurusan lainnya.

BELLA
(mengangguk-angguk) Yah, karena kamu lulusan terbaik di jurusan kita, masuk akal sih kalau kamu berani daftar. Aku percaya kamu punya peluang, Kay. Untuk rekomendasinya waktu itu gimana? Kamu bisa dapat dari kampus?

KAYLA
(mengangguk) Alhamdulillah. 

BELLA
Berarti kalau diterima, kamu bakal cuti sebagai asisten dosen di kampus dong?

KAYLA
Iya. Prof Dika nggak keberatan kok. Beliau malah ngedukung aku untuk coba daftar.

BELLA
Nggak heran sih. Dosen-dosen kita kan memang banyak lulusan luar. Tapi biasanya kan pada ngambil di Eropa, Amerika atau Jepang, Kay. Tapi kamu…, di Helsinki? (pause, menggeleng-gelengkan kepala) Aku nggak habis pikir. Itu kan jauh banget. Finland termasuk Skandinavia atau Nordik?

KAYLA
Nordik.

BELLA
(menghela napas, bingung) Trus nanti ibu kamu gimana? Sendirian dong? Bukannya Mbak Tri yang bantuin di rumah kamu setiap hari pulang pergi?

KAYLA
Iya, tapi tetangga-tetanggaku yang ngebatik di rumah juga udah kayak sodara. (pause, menatap BELLA sambil merajuk) Lagi pula kan ada kamu? Kita kan udah sahabatan dari SMA? Aku titip ibuku ya, Bel. Kamu sering-sering main ke rumah ya.

BELLA
Okelah, itu bisa diatur. Tapi aku masih nggak ngerti deh, Kay. Di antara negara-negara yang punya jurusan studi molekular, kenapa kamu pilih Finlandia?

KAYLA
Aku sempat kepikir mau ngajuin ke negara lain juga. Tapi kayaknya ini yang paling menarik.

BELLA
Ya tapi kenapa Finlandia? Itu kan deket kutub, Kay.

KAYLA
(mengangkat bahu) Carilah ilmu sampai ke ujung dunia?

BELLA
(menggeleng) Bukan alasan bagus. Kamu harus kasih aku 3 alasan yang bagus.

KAYLA
(menjawab sekenanya) Karena ada aurora?

BELLA
(cemberut) Kamu mau belajar apa mau jalan-jalan?

KAYLA
Ya kan bisa sekalian mumpung di sana.

BELLA
Okelah, itu satu alasan. Yang lain?

KAYLA
Karena pendidikan di Finlandia termasuk yang paling bagus sedunia?

BELLA
(menghela napas) Oke. Itu dua. Alasan ke tiga?

KAYLA
Karena Finlandia adalah negara paling bahagia sedunia?


BELLA menatap KAYLA dengan pandangan menyelidik.


BELLA
Memangnya kamu nggak bahagia?


KAYLA terdiam.


CUT TO:

 

10. INT. YOGYAKARTA. PUJASERA – SIANG

Cast: KAYLA, BELLA, YANTO, ARIF, EKSTRAS

 

Di pintu masuk, YANTO dan ARIF datang. Keduanya mengedarkan pandangan, mencari-cari meja yang kosong. ARIF masih membawa sekotak bakpia di tangannya. YANTO melihat dua kursi kosong di meja KAYLA dan BELLA. Senyumnya merekah seketika. YANTO mencolek bahu ARIF, memberi isyarat untuk mendekat.  


INTERCUT TO:


KAYLA dan BELLA masih makan sambil mengobrol. Tiba-tiba YANTO dan ARIF datang.


YANTO
Hai, Bella.

 

Wajah BELLA langsung berubah. Ia tampak terganggu, tapi masih berusaha bersikap sopan. KAYLA melihat BELLA sambil menahan senyum. Ia meneruskan makan tanpa bicara.

 

YANTO
Kebetulan banget ketemu di sini. Kita berdua boleh ya duduk di sini. Meja lain udah penuh.  


BELLA bertanya dengan heran.


BELLA
Kok kamu bisa ada di sini?

YANTO
Aku habis liputan untuk program baru di sekitar sini. Kamu sendiri kok ada di sini?

BELLA
Memang kerjaku sekarang dekat sini. Tuh di rumah sakit seberang.


KAYLA segera mempersilakan YANTO dengan ramah.


KAYLA
Duduk, To. Biasa jam makan siang begini memang di mana-mana penuh.

YANTO
(tersenyum) Makasih, Kay.


YANTO dan ARIF segera duduk. YANTO menunjuk ARIF.


YANTO
Eh, kenalin, ini temen kost dan teman kerja aku, Arif. Rif, kenalin ini Kayla dan yang ini Bella.


ARIF menaruh kotak bakpianya di meja dan mengulurkan tangannya. KAYLA, ARIF dan BELLA saling bersalaman dan menyebutkan nama.


KAYLA
Kayla.

BELLA
Bella.

ARIF
Arif.

KAYLA
(bertanya ke ARIF) Lulusan ISI juga?

ARIF
Iya, aku sama Yanto satu kampus. Cuma kalo Yanto jurusan TV dan film, aku jurusan fotografi. (beat) Yanto suka cerita lho tentang kalian berdua.

KAYLA
Oh ya, cerita apa aja?

YANTO berdehem.


YANTO
Kalian ini ya, ngomongin aku kok kayak aku nggak ada di depan kalian semua? Mbok ya tanya langsung aja sama aku, aku ceritain apa aja sama Arif, gitu. Wis, nggak usah kuatir. Aku cerita yang bagus-bagusnya semua kok.

BELLA
Misalnya?

YANTO
Misalnya ya, aku bilang kita ketemu pas aku lagi tugas bikin film di dekat UGM. Kalian ini temennya Dini, sepupu aku. Trus aku bilang kalian ini orang-orang pinter. Jurusan tehnik nuklir yang kalo lulus bisa direbutin negara lain untuk bikin bom.


KAYLA dan BELLA tertawa. YANTO bertanya dengan wajah polos.


YANTO
Oalah, salah tho?


KAYLA menahan tawa. BELLA terkikik geli.


KAYLA
Memang jurusan kita itu identik dengan bom ya, Bel?

BELLA
(mengangguk) Iya. Kalian itu orang ke 1321 yang nyangka kita pembuat bom.

KAYLA
(melihat ke YANTO yang kebingungan) Aku sama Bella memang satu jurusan di tehnik nuklir, tapi konsentrasinya beda. Aku jurusan tehnik nuklir, Bella di fisika medik.

ARIF
(menunjuk Kayla) Oh jadi sampeyan yang bikin bom, (menunjuk Bella) dan sampeyan yang ngobatin korban bomnya?

KAYLA
Yah, kita belajar tentang reaktor sih, tapi aku sendiri lebih fokus ke pemanfaatan nuklir untuk industri dan pertanian sedangkan Bella untuk diagnosa dan terapi di rumah sakit.

ARIF
(mengangguk-angguk) Oooh.


KAYLA seperti baru sadar sesuatu. 


KAYLA
Eh, kalian nggak pesen makanan? Kita udah mau selesai lho. Nih kita udah habis.


BELLA menyudahi makannya dan berdiri.


BELLA
Balik sekarang aja yuk, Kay.


YANTO juga cepat-cepat berdiri. 


YANTO
Aku jadi nggak lapar. (bertanya ke BELLA) Aku anterin kamu pulang aja boleh nggak?

BELLA
Nggak.

YANTO
Kenapa nggak boleh?

BELLA
Karena aku nggak mau.

YANTO
Gimana caranya supaya kamu mau?

BELLA
(kesal) Iih, Yanto, kamu itu kayak isotop 235 tau nggak? Nggak jelas.

BELLA menarik tangan KAYLA dan pergi dari situ. KAYLA melambaikan tangan sekilas untuk berpamitan. YANTO masih berdiri, sibuk mencerna kata-kata terakhir BELLA. Ia bertanya pada ARIF.


YANTO
Apa tadi dia bilang? Soto sop? Photoshop?

ARIF
Isotop.


YANTO memandang ARIF dengan bingung.


YANTO
Opo iku maksudne. Ngerti kamu, Rif? Isotop 235?


ARIF memandang kardus bakpia merk 456 yang tadi ditaruhnya di meja lalu mengangkat bahu dengan polos.


ARIF
Embuh. Mungkin merk bakpia baru, kali.

CUT TO:

 

11. MONTAGES – BEBERAPA TEMPAT

a. Kantor ADI – ADLIBS, ADI menelepon memberitahukan tugas belajarnya disetujui dengan wajah sumringah.

b. Rumah ADI di Jakarta - BU RINI dan PAK SETO menerima telepon di rumah dan mengucap hamdallah tanpa suara.

c. Rumah Sakit di Yogya - BELLA mulai bekerja di bagian radio terapi.

d. Kamar KAYLA di Yogyakarta – KAYLA melihat e-mail penerimaan beasiswa di layar laptop. Ia berteriak gembira. BU RITA tergopoh-gopoh datang. ADLIBS, KAYLA menunjuk layar laptopnya dan menjelaskan penuh antusias. BU RITA dan KAYLA berpelukan. 

END OF MONTAGES


CUT TO:

 

 

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar