NORTHERN LIGHT
7. Bagian 7

43. INT. JAKARTA. RUMAH ADI – MALAM 

CAST: ADI, DEWI, PAK SETO, BU RINI


DEWI, PAK SETO dan BU RINI berada di ruang tamu. DEWI sedang memainkan ponselnya. Tiba-tiba DEWI berteriak heboh. 


DEWI
Aaaaa.... 


BU RINI dan PAK SETO mendekat dengan kaget. 


BU RINI
Ada apa, Wi? Kamu bikin ibu kaget aja. 


DEWI menunjukkan layar ponselnya pada BU RINI dan PAK SETO


DEWI
Ini lho Bu. Mas Adi kirimin foto dengan aurora borealis. Bagus banget kan, Bu? 


PAK SETO dan BU RINI memperhatikan foto itu. 


BU RINI
Iya, bagus banget. (pause) Eh, itu yang di sebelah Adi kok kayak orang Indonesia. Iya tho, Pak? 

PAK SETO
Iya. 

BU RINI
Coba kamu video call kakakmu. (berpikir sejenak) Sekarang jam sebelas malam. Berarti di sana jam tujuh malam. Biasanya Adi sudah di apartemen. Coba kamu telepon, Wi. 

DEWI
Iya, Bu. 


DEWI segera mengubungi ADI. Wajah ADI muncul di layar ponsel. 


ADI
Assalamualaikum Bu, Pak.  

BU RINI/PAK SETO/DEWI
Waalaikum salam. 

ADI
Semuanya sehat kan bu? Kok tumben ibu telepon duluan.  

BU RINI
Alhamdulillah, sehat. Ini lho, ibu baru lihat foto kamu di tepat aurora

DEWI
Mas Adi bikin iri aja deh. Aku juga mau lihat aurora.  

ADI
Oh, kirain ada apa. Aku sudah kuatir aja.

PAK SETO
Itu, Di. Ibumu penasaran siapa perempuan yang berdiri di dekat kamu. Nggak sabar betul ibumu ini untuk punya menantu. 

BU RINI
Ah, bapak ini. (alih ke ADI) Eh, tapi bener lho, Di. Ibu penasaran. Wajahnya kok seperti orang Indonesia ya? 

ADI
Memang orang Indonesia, Bu. Sama-sama dapat beasiswa juga di sini. 


Wajah BU RINI tampak sumringah. 


BU RINI
Siapa namanya?

ADI
Kayla Adzkiya. Dipanggilnya Kayla. Satu almamater lho sama bapak dan ibu. Lulusan UGM juga. 

PAK SETO
Oh ya?

BU RINI
Kalian berdua dekat?

ADI
Cuma teman kok, Bu. Sesama perantauan di negeri orang.  

DEWI
Kalau cuma teman kok ikut lihat aurora bareng teman-temannya Mas Adi sih? Itu yang lainnya kan teman-temannya Mas Adi yang ada di foto sebelumnya. Mas Adi suka ya sama Mbak Kayla?

BU RINI
Di, kalau kamu suka dan serius, lamar. 

PAK SETO
Ya nggak secepat itu tho bu.  

BU RINI
Ya nggak sekarang. Tapi paling nggak nanti setelah Adi pulang ke Indonesia, kita bisa mulai pertemuan dengan keluarganya, Pak.  

DEWI
Iiih, nggak boleh. Pokoknya siapa pun calon kakak iparku, harus Dewi seleksi dulu. Harus lulus fit and proper test. 

ADI
(tertawa) Kamu, Wi. Kayak orang mau ngelamar kerja aja. Posesif banget. 

DEWI
Kalau sampai nanti dia cuma sayang sama Mas Adi dan nggak asyik untuk jalan bareng aku. Berarti dia nggak cocok. 

BU RINI
Eh, sudah, sudah. Di, salam dari ibu untuk Kayla ya. 

ADI
Iya, bu. 

BU RINI
Ya sudah kalau begitu. Sehat-sehat ya. Ibu, bapak dan Dewi doakan semuanya lancar di sana.

ADI
Iya, Bu. Ibu, bapak dan Dewi juga sehat-sehat ya. 

BU RINI
Insya Allah. Ya sudah ya. Assalamualaikum 

ADI
Waalaikum salam. 


Wajah ADI menghilang dari layar ponsel DEWI. BU RINI tersenyum sendiri. DEWI dan PAK SETO memandangnya heran. 


CUT TO:


44. INT. APARTEMEN ADI – MALAM  

Cast: ADI


ADI usai menerima telepon dari keluarganya. Ia tersenyum sendiri. Ia mengambil ponselnya kembali dan menghubungi KAYLA. 


INTERCUT TO: 


45. INT. APARTEMEN KAYLA – MALAM  

Cast: KAYLA, BELLA


KAYLA sedang video call dengan BELLA. 


KAYLA
Aku kesel banget deh, Bel. Masak Profesor Alexandra nyuruh aku untuk minta Wyat ngajarin aku. Dih, orang angkuh begitu. 

BELLA
Dia angkuh beneran atau kamu yang belum pernah coba sapa duluan? Kan kamu sendiri yang bilang, orang Finlandia itu rata-rata pendiam. Coba kenalan aja dulu, Kay. 

KAYLA
Nggak tau deh. 

BELLA
Kenapa? Kamu gengsi minta tolong orang lain? Ini demi studi kamu sendiri lho. 

KAYLA
Iya sih. Makanya aku bingung. Mata kuliah Profesor Alexandra itu penting banget semester ini. Kalau sampai nilaiku jelek, beasiswaku bisa dicabut. Aduuuh, gimana dong, Bella? Tolong aku. 

BELLA
(tertawa kecil) Aku nggak bisa bantu apa-apa dari sini, Kay, kecuali doa. 


Tiba-tiba ada notifikasi panggilan lain masuk. KAYLA segera mengecek ponselnya. Tampak nama ADI muncul dalam panggilan di layar. KAYLA segera menyudahi pembicaraannya dengan BELLA.  


KAYLA
Eh, Bel, udahan dulu ya. Ini ada telepon dari Adi. 

BELLA
(menggoda) Cieee...

KAYLA
Apaan sih kamu. Eh, semoga acara lamaran kamu lancar ya. Nggak nyangka, jadi juga kamu sama Yanto. 

BELLA
Aamiin. Makasih Iya, Kay. Kan ini karena kamu juga. Eh, maaf ya nanti kalau kamu telepon lagi, mungkin aku bakal susah dihubungi. Soalnya ini persiapan dengan keluarga besar, ribeet banget. 

KAYLA
Iya, aku maklum kok. Pokoknya aku doain semoga acara lamaran kamu lancar. 

BELLA
Aamiin, dan aku doain, semoga Adi segera melamar kamu, menyusul seperti aku dan Yanto. 

KAYLA
(tersipu) Aamiin. Udah dulu ya, Bel. Assalamualaikum. 

BELLA
Waalaikum salam. 


KAYLA mengakhiri telepon BELLA dan menerima telepon dari ADI. 


INTERCUT TO: 


Di apartemannya, ADI tampak kikuk.


ADI
Assalamualaikum. 
 
KAYLA
Waalaikum salam. 

ADI
Lagi sibuk ya, Kay?
 
KAYLA
Nggak kok. Cuma habis telepon-teleponan sama Bella. 

ADI
Bella temen kamu yang kamu kirimin kartu pos aurora waktu itu?
 
KAYLA
Iya. Kok kamu inget sih?

ADI
Ingetlah. Kan itu satu-satunya teman yang kamu kirimi kartu pos selain ibu kamu, atasan kamu di kampus dan diri kamu sendiri. 
 
KAYLA
(tertawa) Oh iya. Tapi kayaknya kartu posnya belum sampai Indonesia ya?

ADI
(tersenyum) Iya, Nggak papa. Biar jadi kejutan. Oh iya, kamu dapat salam dari ibuku, Kay. 

KAYLA
Dari ibu kamu?

ADI
Tadi kan aku kirim foto bareng kita berlima di Lapland, trus ibuku penasaran, karena muka kamu itu Indonesia banget. 
 
KAYLA
Oh ya? Trus ibu kamu bilang apa lagi?


Di apartemennya, ADI terdiam sejenak. 

ADI

Ng..., itu aja sih. Yang lainnya hanya pesan-pesan aja kok. 


ADI tersenyum, matanya menerawang, teringat ucapan ibunya tentang melamar Kayla.


INTERCUT TO:


Seolah tahu bahwa ada sesuatu, di apartemennya, KAYLA juga tersenyum. 


CUT TO:


46. INT. KAYLA – MALAM  

Cast: BU RITA, PAK SURYA, TRI 


INSERT TEKS: Beberapa bulan kemudian. 

TRI, Asisten rumah tangga Bu Rita, menghampiri BU RITA yang sedang berada di ruang makan. 


TRI
Maaf, Bu, ada tamu. 

BU RITA
Siapa?

TRI
Ndak tau, Bu. Katanya mencari ibu. 


BU RITA ke ruang depan dan membuka pintu. Tampak seorang laki-laki membelakangi kamera. BU RITA menyapanya sopan.  


BU RITA
Maaf, cari siapa ya?


LAKI-LAKI itu berbalik. 


PAK SURYA
Rita...


Wajah BU RITA langsung shock. Suaranya bergetar.  


BU RITA
M-Mas Surya... 

PAK SURYA
Aku hanya sebentar, Rita. Aku hanya ingin melihat wajah kamu. 


BU RITA tidak menjawab. Tampak tubuhnya sedikit bergetar. 


PAK SURYA
Aku cuma ingin minta maaf, karena dulu sudah menelantarkan kamu dan Kayla. Aku hanya ingin menyelesaikan masa lalu kita, Rita. Aku cuma ingin meminta maaf. Kalau kamu dan Kayla tidak memaafkanku..., aku bisa mengerti. 


BU RITA masih terpaku di tempatnya tanpa menjawab. PAK SURYA menatapnya dengan canggung. 


PAK SURYA
Aku senang melihat keberhasilanmu, Rita. Sementara aku..., (tersenyum getir) Aku sudah menjalani takdirku sendiri. 


PAK SURYA tertunduk, ia mengalihkan pandangan kemudian berkata dengan canggung.  


PAK SURYA
Aku pamit. 


PAK SURYA langsung pergi. BU RITA terpaku di tempatnya. Tubuhnya gemetar.

INSERT FLASH: bayang-bayang tidak jelas BU RITA dan PAK SURYA bertengkar hebat di rumah besar mereka. 

SFX: Suara-suara pertengkaran yang tidak jelas.  

Tubuh BU RITA semakin gemetar, lalu ia jatuh ke lantai. Bayangan kabur TRI menghampiri BU RITA dan berteriak. 


FADE OUT/FADE IN:


47. INT/EXT. UNIVERSITAS HELSINKI. BEBERAPA TEMPAT – SIANG  

Cast: KAYLA, ADI, DAREN, NAOMI, INKA, PROFESOR ADOLF, EKSTRAS

MONTAGES:

- ADI, NAOMI, INKA dan DAREN sibuk di laboratorium bersama para MAHASISWA lain. PROFESOR ADOLF berkeliling mengawasi. 

- KAYLA menyerahkan papernya pada PROFESOR ALEXANDRA

- Tim ADI presentasi di kelas. Semua serius menyimak.  

- ADI, NAOMI, INKA dan DAREN makan siang bersama di taman kampus dengan buku-buku di sekitar mereka.

- Di kelas, KAYLA tampak kesulitan dengan soal ujiannya. 

- ADI, NAOMI, INKA dan DAREN mengerjakan tugas mereka bersama di perpustakaan. 

- ADI, NAOMI, INKA dan DAREN mengecek nilai mereka di website kampus. Mereka tos dan bersorak gembira karena mendapat nilai bagus.

END OF MONTAGES


CUT TO:


48. EXT. HELSINKI. DEPAN TOKO CINCIN – MALAM

Cast: ADI, DAREN, INKA, NAOMI


ADI, DAREN, INKA dan NAOMI berdiri di depan toko perhiasan. 


ADI
Oke, guys. I have a confession with you. You know that Kayla and I are close, and I decide this is the time to propose her. What do you guys think?


DAREN, INKA dan NAOMI bersorak. 


DAREN
That’s cool, man. 

INKA
She is gonna love it. 

NAOMI
Yeah, I agree. She will accepted it. She is falling in with you.  

ADI
Do you think so? 

NAOMI
Of course. Everybody can see that in her face. The way she looks at you. I couldn’t be wrong. 

ADI
Oke, now I’m getting nervous. But first, you guys have to help me to choose the ring. I need an affordable special one.

INKA
With pleasure. If you need advice on how to propose romantically, you can ask us.

ADI
(menunjuk pintu toko perhiasan) Oke, now we are in? 

CROWD
Yeah.  


Keempatnya masuk ke dalam toko dengan bersemangat. 

CUT TO: 


49. INT. UNIVERSITAS HELSINKI. KORIDOR – SIANG  

Cast: KAYLA, PROFESOR ALEXANDRA


PROFESOR ALEXANDRA memanggil KAYLA yang melintasi ruangannya. 


PROF ALEXANDRA
Miss Adzkiya. 


KAYLA menghentikan langkahnya dan mendekat. 


KAYLA
Yes, Profesor? 


PROFESOR ALEXANDRA memegang berkas hasil ujian di tangannya. Kayla memandang berkas itu dengan gugup.


KAYLA
Did I fail in the last exam, Profesor?

PROF ALEXANDRA
(menggeleng) No, but almost. 


KAYLA tampak semakin gugup. 


KAYLA
Did I get the worst result?

PROF ALEXANDRA
No, you are not. You are passed, Miss Adzkiya. But right in the safe line. 


KAYLA tertunduk. PROFESOR ALEXANDRA berkata lembut.


PROF ALEXANDRA
You know your scholarship depends on your result this year, don't you? If you fail, we have to stop your scholarship.

KAYLA
Yes, Profesor, I know. I am sorry. I promise I’ll fix it. 

PROF ALEXANDRA
Good. I believe you will. Did you already ask Mr. Kanerva to help you? I suggest the same thing to other students.  


KAYLA semakin tertunduk. Ia tampak merasa bersalah. KAYLA menjawab pelan. 


KAYLA
No, I didn’t, Profesor. 

PROF ALEXANDRA
(heran) Why not?


KAYLA tampak berusaha mencari alasan yang tepat. 


KAYLA
I..., I don’t want to bother him, Profesor.  

PROF ALEXANDRA
(tersenyum) I’m sure he won't mind. You better do something because your stakes are significant. 


KAYLA tertunduk dan mengangguk. Tiba-tiba terdengar dering ponsel KAYLA. KAYLA terperanjat. Dengan gugup ia mengambil ponsel dari dalam tas dan cepat-cepat mematikannya. 


KAYLA
I’m sorry, Prof. 

PROF ALEXANDRA
Okay. You have two weeks for the next paper. I don’t want you to fail. 

KAYLA
Thank you Profesor. 

PROF ALEXANDRA
Good luck. 


KAYLA mengangguk segan. PROFESOR ALEXANDRA masuk ke ruangnnya. KAYLA berjalan perlahan. Wajahnya tampak gundah. Dia berjalan dengan langkah lunglai. 


CUT TO:


50. EXT. JALANAN MENUJU APARTEMEN KAYLA – SORE  

Cast: ADI, KAYLA


ADI menunggu di jalanan yang sepi. Ia menimang kotak cincin di tangannya. Tiba-tiba ia melihat KAYLA. ADI cepat-cepat memasukkan kotak cincinnya ke saku mantel dan melambai antusias. 


ADI
Kay, Kayla...


Setengah berlari, ADI menghampiri KAYLA yang berjalan menuju sudut jalan yang sepi. ADI tidak menyadari wajah KAYLA yang tampak gundah.


ADI
Kay, aku nungguin kamu dari tadi. Aku punya berita gembira untuk kamu, Kay. Proyek penelitian timku berhasil. Malah tim kami dapat nilai terbaik. 


KAYLA menjawab dengan dingin. 


KAYLA
Baguslah. 


ADI menghela napas lega. 


ADI
Aku senang banget. Timku akan lanjut ke proyek berikutnya. Kalau nanti ini juga berhasil. Semester depan aku akan mulai mengerjakan tesisku. 

KAYLA
Selamat. 


ADI masih bicara dengan antusias. 


ADI
Kamu sendiri gimana, Kay? Paper kamu yang kemarin lulus, kan?


KAYLA mengangguk. 


KAYLA
Iya. 


ADI mendekati KAYLA sambil tersenyum. 


ADI
Kalau begitu, gimana untuk merayakan keberhasilan kita, kita pergi makan malam di luar?


KAYLA menggeleng dingin.


KAYLA
Sori, Di. Aku nggak punya waktu untuk urusan remeh seperti itu. 

ADI
Tapi ini bukan hal yang remeh, Kay. Ini penting banget. Aku mau ngomong sesuatu sama kamu... 


KAYLA memotong perkataan ADI dengan nada sinis. 


KAYLA
Apa? Kamu mau ngomong apa, Di? Kamu mau memamerkan keberhasilan tim kamu itu sama aku?


Wajah ADI tampak heran. Nada suaranya tampak tersinggung. 


ADI
Kok kamu ngomong begitu sih, Kay? Memangnya kamu nggak senang kalau tim aku berhasil?


KAYLA menjawab sinis. Penuh penekanan. 


KAYLA
Aku senang kok. Aku sangat senang karena kamu sudah berhasil ngalahin aku!


Alis ADI berkerut. Ia tertawa hambar. 


ADI
Ngalahin kamu? Jurusan kita aja beda, Kay. Objek penelitian kita juga beda. Lagi pula untuk apa aku harus ngalahin kamu? 

KAYLA
Ooh, jadi kamu mau bilang kalau kamu nggak sengaja datang ke sini, muji-muji diri kamu sendiri karena berhasil dalam penelitian awal? Kamu mau pura-pura kalau kamu itu orang yang rendah hati dan bukannya orang yang ingin dianggap hebat?!

ADI
Kay! Apa-apaan sih kamu? Kita itu harusnya saling dukung, bukan saling menjatuhkan. 

KAYLA
(sinis) Bijaksana banget, kamu. 


Wajah ADI berubah. Ia mulai marah. 


ADI
Kok kamu jadi sinis begitu? Bukannya kamu yang ingin selalu dominan dan dianggap hebat?

KAYLA
Ooh, jadi sekarang kamu merasa tersaingi sama aku, Di? Bukannya kamu yang datang ke sini menceritakan keberhasilan kamu untuk mengejek aku? Untuk membuktikan bahwa kamu lebih hebat. Begitu kan? Kamu takut tersaingi sama aku, Di. 

ADI
Aku nggak pernah anggap kamu sebagai saingan, Kay. Justru kamu yang selalu ingin dianggap hebat tanpa bantuan orang lain. Kamu yang pura-pura rendah hati. Kamu yang pura-pura polos dan nggak bersalah. 

KAYLA
(nada tinggi, sinis) Aku?

ADI
Iya, kamu. Kamu selalu ingin jadi nomer satu. Bukan karena kamu orang Indonesia. Tapi supaya diri kamu sendiri yang ingin dianggap hebat! Kamu cuma berlindung di balik nasionalisme, Kay. Tapi sebenernya itu cuma topeng untuk menyembunyikan ego kamu.

KAYLA
Oh ya? Lalu siapa orang bodoh yang berenang di danau, sampai hampir mati tenggelam, cuma supaya dia dianggap hebat?! 

ADI
Tapi kamu yang selalu nganggap orang lain sebagai saingan. Nggak ada orang lain yang boleh lebih dari kamu. (pause, penuh penekanan) Sekarang aku ngerti kenapa kamu nggak punya teman dekat di sini. Karena kamu anggap semua orang sebagai ancaman. 


ADI menatap KAYLA dan kembali bicara penuh penekanan. 


ADI
Jangan bawa-bawa nasionalisme dan sok pahlwan padahal kamu cuma pengin dianggap hebat untuk diri kamu sendiri. Jangan egois kamu, Kay. Indonesia nggak bangga dengan sikap kamu seperti ini.  


KAYLA tampak tertohok, tapi ia tidak bisa menjawab. 


ADI
Nggak ada yang memaksa kamu untuk selalu jadi nomer satu, Kay. Kamu yang mengharuskan diri kamu sendiri. Kalau kamu belum selesai dengan masa lalu kamu. Kamu nggak perlu merusak masa depanku. 


ADI pergi meninggalin KAYLA begitu saja. KAYLA membuang muka. Ia menarik napas, berusaha menenangkan diri. 

Tiba-tiba terdengar dering ponselnya. Lalu tak lama berhenti. KAYLA dengan kesal mengambil ponsel dan memeriksanya. Wajahnya seketika berubah. 

CLOSE UP: tampak di layar 23 panggilan tak terjawab dari nomer Indonesia.  

KAYLA segera menelepon balik. Tak lama terdengar suara panik dari seberang.  


TRI (O.S)
Mbak Kayla...? Ibu, mbak. Ibu...

KAYLA
(panik) Ibu kenapa, Mbak? 

TRI (OS)
Ibu masuk ICU mbak. Sampai sekarang belum sadar. Mbak Kayla harus pulang. Saya takut ibu kenapa-kenapa, Mbak. 


Wajah KAYLA menegang.  


CUT TO: 


51. INT. APARTEMEN ADI – MALAM  

Cast: ADI 


ADI sampai di apartemennya dengan kesal, dia langsung menyimpan cincin yang sudah dibelinya ke dalam laci dan menguncinya. Ia menjatuhkan dirinya di kasur. Wajahnya masih tampak marah. 


CUT TO:


Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar