NORTHERN LIGHT
2. Bagian 2

12. INT. RUMAH ADI. RUANG MAKAN – MALAM 

Cast: ADI, DEWI, PAK SETO, BU RINI


ADI sedang makan malam bersama keluarganya.


DEWI
Mas, temen-temanku pada ngefans lho sama Mas Adi.

ADI
Ngefans gimana?

DEWI
Iya aku bilang dong kalo Mas Adi paling pinter sedunia.

ADI
(cuek) Ah, lebay deh kamu.

DEWI
(cengengesan) Eh, aku nggak bilang paling pinter sedunia ding. Cuma bilang Mas super pinter doang.

ADI
(jengah) Apaan sih kamu, Wi.

BU RINI
Adikmu ini, Di. Sebenernya dia yang ngefans sama kamu. Cuma dia nggak mau ngaku aja. Iya kan?

DEWI
(ngambek) Iiih, ibu mah ngarang aja.

BU RINI
Ibu nggak ngarang kok. Ibu liat kamu itu sering posting di facebook. Ini kakakku yang ganteng dan pinter, gitu. 


DEWI menghentikan makannya.


DEWI
Iih, ibu baca-baca facebook aku ya?

BU RINI
Wong kita temenan dan muncul di timeline ibu. Ya udah ibu like.

DEWI
(cemberut) Aduh, ibu tuh ya, emang nggak kayak ibu-ibu rumah tangga yang lain deh.

BU RINI
Maksud kamu ibu rumah tangga yang udah setua ibu ini nggak boleh punya facebook? Kamu mau bilang ibu udah ketuaan? Nggak pantes main media sosial? Biar ibu ketinggalan zaman aja, gitu?

PAK SETO
Udah biarin aja. Wong temen ibumu di facebook juga cuma kamu sama beberapa tetangga kompleks sini kok.


Semua tersenyum mendengar komentar PAK SETO.


PAK SETO
Eh, Wi, kamu tau nggak, kalau pengajuan tubel kakakmu sudah disetujui?

DEWI
Tubel tugas belajar maksudnya, Pak?

BU RINI
Iya. SK-nya sudah turun. Makanya kakakmu balik lagi ke Jakarta mau urus visa.

DEWI
(histeris) Whua..., kalau begitu Mas Adi jadi berangkat ke Helsinki?

ADI
Insya Allah. (alih ke BU RINI dan PAK SETO) Doain Adi ya Bu, Pak.

PAK SETO
(mengangguk) Kalau kamu mau tanya-tanya pengalaman yang sudah pernah tubel di Helsinki, nanti bapak kasih nomer teman-teman bapak di BAPETEN atau BPPT. 


BU RINI menatap ADI sambil tersenyum.


BU RINI
Ibu selalu doain semuanya. Tapi kali ini ibu juga mau doain supaya kamu cepet dapat jodoh. Siapa tahu kan kamu ketemu calon istri kamu di Finlandia?

DEWI buru-buru memberi isyarat dengan tangannya.


DEWI
Eh, nggak bisa. Pokoknya siapa pun yang mau deket sama Mas Adi harus lewat aku dulu. Titik.

ADI
Huuu….

 

ADI mencibir. BU RINI dan PAK SETO hanya tertawa.


CUT TO:

 

13. INT. KOSTAN YANTO. KAMAR YANTO – MALAM 

Cast: YANTO, ARIF

 

YANTO tampak serius di depan laptopnya. ARIF masuk dan duduk di tempat tidur YANTO sambil mengambil toples cemilan.


ARIF
Tumben cemilan masih ada. Bagi ya.

YANTO
Iya.


ARIF memperhatikan YANTO yang tetap serius sambil menyantap camilan.


ARIF
Kamu serius banget. Lagi opo sih? Googling dari tadi nggak selesai-selesai?


ARIF mendekati meja belajar YANTO dan membaca laptopnya.


ARIF
Uranium 235 adalah isotop yang penting di samping uranium 238. Uranium 235 dan plutonium 239 digunakan sebagai fisi nuklir dalam reaktor nuklir dan bom nuklir.


ARIF tampak bingung dan duduk di kasur YANTO kembali.


ARIF
Aku ndak ngerti je.

YANTO
Sama.


ARIF meletakkan toples camilannya.


ARIF
Yo terus buat apa kamu googling itu? Memang program kita berikutnya mau ngeliput reaktor nuklir?

YANTO
(menggeleng) Nggak.

ARIF
Lha terus?


YANTO duduk sambil menopang dagu.


YANTO
Aku coba belajar. Tapi ya, itulah. Aku juga nggak ngerti istilah-istilah nuklir yang aku baca. Ini bener-bener susah aku pahami.

ARIF
Maksud kamu, seperti perempuan? Sulit dipahami?

YANTO
(berpikir sejenak) Yah..., mungkin juga. Mungkin itu persamaannya. Perempuan dan nuklir: Sama-sama susah dipahami dan sama-sama gampang meledak.

ARIF
Kalau bukan buat liputan program kita dan ini susah, terus buat apa kamu baca?

YANTO
(menghela napas) Waktu itu kan Bella bilang aku kayak isotop 235 tho? Inget nggak kamu?

ARIF
Oh iya, aku inget. Trus?

YANTO
Jadi tadi aku baca, isotop 235 adalah jenis isotop yang ada di alam dan punya sifat tidak stabil.

ARIF
Trus?

YANTO
Ya sekarang aku jadi tahu bahasanya Bella. Aku udah tanya Dini. Kata Dini, Bella itu seneng sama orang yang kalo diajak ngobrol itu nyambung, trus pantang menyerah. Intinya aku pengin sedikit-sedikit ngerti dunia dia gitu lho.

ARIF
(mengangguk-angguk) Ooh, ternyata ini urusan kamu mau nembak Bella ya?

YANTO
Bukan nembak lagi, Rif. Aku mau lamar sekalian.

ARIF
Hah? Kamu serius?

YANTO
Iya, aku mau cari istri untuk sekali seumur hidup. Bukan cari pacar yang putus sambung. Tapi kan kamu tau sendiri Bella cuma nganggap aku sebagai saudara temannya doang. Nggak lebih. 


ARIF tampak bingung. Ia menggeleng-gelengkan kepala.


ARIF
Wah, berat iki. Berat, berat. Trus kamu tetep mau maju sama dia?

YANTO
Ya iyalah. Dia perempuan baik-baik, dari keluarga baik-baik, cantik, pinter, punya jiwa seni tinggi pula. Buktinya kalo Dini dan temen-temen teaternya pentas, dia sering nonton. Siapa yang ndak mau sama dia?

ARIF
Masalahnya dia mau ndak sama kamu?

YANTO
Ya aku akan berusaha sampai dia mau dong. Witing tresno jalaran soko kulino. Toh aku juga sudah kerja kan?

ARIF
Lha terus, tadi di google itu ada... opo iku jenenge, fisi fisi itu apa?

YANTO
Reaksi fisi dan fusi itu sama-sama reaksi nuklir. Aku juga ndak begitu ngerti. Tapi kayaknya reaksi fusi itu adalah penggabungan inti atom. Kalo reaksi fisi itu pemecahan inti atom gitu.

ARIF
Seperti dua hati manusia tho? Kamu sama Bella sekarang lagi reaksi fisi, dan kamu berusaha membuatnya menjadi reaksi fusi supaya hati kalian berdua menyatu?


YANTO tampak berpikir. Tiba-tiba seperti mendapat pencerahan. Ia menunjuk-nunjuk ARIF sambil tersenyum lebar.


YANTO
Pinter kowe, Rif. Bener-bener pinter. Aku tak telepon Dini dulu.


ARIF masih berdiri dengan tampang lugu. Tapi kemudian ia mengambil camilan kembali dan memakannya.


ARIF
Kalo masalah pinter ya dari dulu. Ganteng apalagi.

CUT TO:

 

14. INT. JAKARTA. RUMAH ADI – MALAM 

Cast: ADI, DEWI, PAK SETO, BU RINI


Keluarga ADI sibuk membantu ADI berkemas. BU RINI membawakan beberapa syal, baju hangat, sarung tangan tebal dan kaos kaki.


BU RINI
Ini jangan lupa dibawa. Di sana kan dingin.


ADI menerima semua itu dan memasukkannya ke dalam koper. DEWI datang dengan kaca mata hitam dan kotaknya.


DEWI
Ini kacamataku yang paling keren. Buat Mas Adi aja deh.


ADI menerimanya sambil tersenyum.


ADI
Makasih ya.

DEWI
Sama-sama. 


PAK SETO sibuk mengecek ponselnya.


PAK SETO
Nomer teman-teman bapak sudah kamu simpan semua kan? Siapa tahu nanti kamu butuh referensi penelitian tambahan. Kamu bisa tanya mereka.

ADI
Iya, Pak.


BU RINI tampak berpikir. Ia menatap ADI dengan khawatir.

 

BU RINI
Kamu benar-benar nggak papa berangkat ke Helsinki, Di? Pen di kaki kamu itu baru dicabut setahun lalu lho.
 
ADI
Setahun itu udah lumayan lama, Bu.
 
BU RINI
Ya tapi tulang dan otot kamu kan baru pemulihan. Ingat lho nanti di sana kamu bakal sering naik sepeda.
 
ADI
Insya Allah nggak apa-apa, Bu. Ibu tenang aja. Kan Adi juga sudah lulus tes kesehatan. Kata dokter asal nggak aktivitas berlebihan, insya Allah nggak akan kambuh.
 
BU RINI
Ibu kok masih khawatir ya, Di.
 
PAK SETO
Ibu ini, Adi itu sudah dewasa. Ini juga bukan pertama kalinya dia tinggal terpisah dengan kita. Anggap saja kayak dulu waktu dia kuliah di Yogya. Sudah, percaya saja sama dia. Dia pasti bisa jaga diri baik-baik.
 
BU RINI
Ya sudah. Tapi nanti sebelum berangkat, kamu konsul lagi dengan dokter Eka. Kalau perlu minta resep untuk jaga-jaga.
 
ADI
Iya Bu.
 
BU RINI
Oh ya, nanti ibu buatin masakan Indonesia untuk kamu bawa. Tanya bapak kamu tuh waktu dulu ibu ikut bapak beasiswa gimana rasanya. Kalian berdua emang nggak ingat?


DEWI dan ADI berpandangan, menerawang, mengingat-ingat.


ADI
Kayaknya dulu kita makan enak-enak aja ya, Wi? Apa aja kita makan.

DEWI
(cekikikan) Hihihi. Iya, Mas.

PAK SETO
(tertawa kecil) Yah dulu waktu bapak ngambil S2 dan S3 di Jerman, kalian masih kecil-kecil. Kamu berdua sih cuek aja makan makanan Eropa. Tapi bapak sama ibu kamu itu kangen banget sama masakan Indonesia.

BU RINI
Iya, sampai saking penginnya ibu makan pecel. Akhirnya ibu beli selai kacang dan ibu campur dengan cabe trus ibu siram di atas selada dan telur.

DEWI
(bertanya ke ADI) Kayaknya dulu kita di Jerman nggak lama ya, Mas?

BU RINI
Ibu kan nggak langsung nyusul bapak. Kita terpisah dulu beberapa tahun karena kamu masih balita. Eyangmu nggak kasih izin.

PAK SETO
(tersenyum) Sekarang sih sudah zaman canggih. Restoran dan bahan makanan Indonesia sudah masuk pasar Eropa. Kalau dulu, mau makan daging halal saja harus ke restoran Turki. Ketemu tempe itu rasanya bahagia banget.

DEWI
Mas Adi nggak diketawain tuh nanti bawa-bawa bahan makanan dari sini? Ntar dibilang kampungan lho.


ADI menggeleng lalu memeluk BU RINI sambil tersenyum.


ADI
Nggak dong. Masakan ibu kan selalu istimewa. Malah bisa jadi mas bikin yang lain iri, karena disiapin makanan spesial dari keluarga tercinta. Ya kan, Bu?


BU RINI tersenyum dan mengangguk. ADI mengeratkan pelukannya.

 

CUT TO:

 

15. MONTAGES. BEBERAPA TEMPAT – SIANG  

Cast: ADI, DEWI, BU RINI, PAK SETO, KAYLA, BU RITA, BELLA, YANTO, ARIF, DINI, EKSTRAS

 

MONTAGES:

-  ADI memeluk PAK SETO, BU RINI dan DEWI sebelum masuk boarding. BU RINI dan DEWI menangis. PAK SETO menegarkan diri. Terlihat keluarga mereka harmonis dan mendukung.

-  KAYLA berpamitan pada BU RITA dan BELLA di bandara.

-  Di tempat latihan teater, YANTO tampak berdiskusi dengan ARIF, DINI dan TEMAN-TEMAN teaternya.

-  Pesawat take off di landasan.

-  BU RITA memalingkan wajah dan menghapus air matanya. Ia tampak kesepian. BELLA melirik BU RITA diam-diam. 

END OF MONTAGES.


CUT TO:

 

 

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar