MENGEJAR BINTANG FILM
3. BAGIAN TIGA
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

CUT TO

SCENE 21# EXT – KERIUHAN HAJATAN FILM LAYAR TANCAP – MALAM

KEWONG

(Terengah-engah)

Bagja! Ademu! Kania....

BAGJA

Kenapa?

KEWONG

Kania sedang di....

CECEP

Ademu mau diperkosa sama Kucer dan kelompoknya di warung Bi Narsih!

BAGJA

(Berjalan cepat menuju warung Bi Narsih bersama Kewong dan Cecep)

Siapa saja di sana!

KEWONG

Ada Kucer, Kohar, Kodrat dan Dower di warung Bi Narsih juga ada Kunang, Kodir dan Dede..

BAGJA

(Menatap Kewong dalam, dengan geram sambil berjalan cepat)

 

SCENE 22# EXT – WARUNG GADO-GADO BI NARSIH – MALAM

BAGJA

(Bagja tiba di warung Bi Narsih, Bugi – Kakaknya diikat ditiang oleh Dower, Kania sedang dibaringkan paksa oleh Kucer, Kodrat dan Kohar. Ada Kunang, Kodir dan Dede juga disitu mereka diam saja)

Lepaskan adik saya!

(Ditahan tubuh Bagja oleh Kohar dan Kodrat)

Lepaskan!!

KUCER

Kamu mau jadi gantinya, ya?

(menyeringai, menyebalkan)

Kucer mendekat ke wajah Bagja, mulutnya bau arak, mendekat ke wajah Bagja dengan aneh - lidahnya diusap-usap di bibirnya sendiri)

BAGJA

(Menatap Kodir, Kunang dan Dede,tegang, mereka memalingkan mukanya ke arah lain. Bagja menatap mata Kucer tanpa tahu maksudnya)

Dengan sakali anggukan dari Kucer, dilepaskan Kania dan Bugy,lalu disuruhnya mereka menyingkir dengan cara di tendang oleh Kodrat dan Kohar, Kania menangis, Bugy menangis juga. Dengan paksa Bagja di tengkurapkan di meja gado-gado milik Bi Narsih. Tangan Bagja dipegang Dower sebelah kanan dan Kohar sebelah kiri. Kodrat dengan paksa melepas celana Bagja, kakinya menjuntai di meja gado-gado, Kucer dengan bernafsu mensodomi Bagja, diikuti Kohar, Kodrat,dan Dower. Bagja kesakitan, Kunang, Kodir dan Dede hanya melihat tanpa membantu, malah ikut menekan tangan Bagja agar tak berontak. Lalu mereka pergi dengan senyum menyebalkan dan meludahi Bagja yang masih tengkurap kesakitan.

BAGJA

(Bagja bangkit perlahan lalu bersender di meja, Bagja melihat satu-satu wajah ke tiga temannya,tatapan dendam. Bagja kesakitan dan darah mengucur melalui kakinya, Bagja membiarkan, marah, dendam dan air mata.

Kalian mau juga?

(Kunang, Kodir, dan Dede tak enak lalu pergi meninggalkan)

KEWONG DAN CECEP

(Kewong dan Cecep yang menyaksikan perbuatan sodomi kepada Bagja, lalu dipapahnya Bagja, menangis terisak )

 

SCENE 23# INT – RUMAH BAGJA – MALAM

Bapak marah dengan geram, karena Kania akan diperkosa dan menyalahkan Bagja. Bagja datang dengan berdarah-darah dipapah oleh Cecep dan Kewong yang menyaksikan semua kejadiannya

BAPAK

Kamu seharusnya menjaga adikmu! Kemana saja kamu!

(Bagja Diam, berdiri gemetar, menahan tangis berjalan ke hadapan bapak, darah mengalir dari kaki Bagja)

KANIA

(Menangis)

Bukan Bagja yang salah! Bagja sudah menyelamatkan saya, Pak

IBU

(Melihat keadaan Bagja yang hampir roboh – menjerit)

Bagjaaa...!!

 

BAPAK

(Melihat tubuh Bagja yang dari belakang nampak berceceran darah, Bapak meraih Bagja)

 

SCENE 24# INT – KAMAR BAGJA - MALAM

BAGJA

Bagja tak dapat tidur sudah tiga hari, hanya memandang dinding, menatap poster Rano Karno, murung, marah dan kecewa, Ibu datang membawa makanan, disuapi, Bagja menggelengkan kepala

IBU

Kamu harus makan, Bagja, sudah tiga hari kamu gak makan, nanti sakit perutmu!

BAGJA

(Tak perduli, diam, matanya hanya memandang dinding terus, melihat poster Rano Karno)

 

SCENE 25# INT – RUMAH BAGJA – JAM TIGA DINI HARI

BAGJA

Bagja bangun, membawa tas yang berisi beberapa baju, uang sedikit, rumah sepi, Bagja keluar rumah, tanpa berisik,berjalan ke jalan raya, menunngu bis di pinggir jalan, bis jurusan jakarta berhenti, Bagja naik, bis berjalan lambat, Bagja diam di kursi bis. Hanya kondektur bersuara dan sopir yang merokok dengan lagu dangut pelan di dalam bisa.

 

SCENE 26# EXT – TERMINAL BIS LUAR KOTA – PAGI

BAGJA

Bagja turun dari bis, bingung dan pusing melihat orang-ornag Jakarta yang hilir-mudik di terminal, berjalan keluar terminal, lalu mendekat tukang ketoprak, memesannya tanpa cabe, tapi tukang ketoprak memberi cabe banyak sekali, Bagja memakan kepedesan mukanya merah lidahnya panas, minum teh botol masih pedas

 

TUKANG KETOPRAK

Pedes ya, mas, maaf saya salah kasih, mas, tadi itu punya mbak itu

Menunjuk perempuan memakai kaos loreng dengan rambut kriting, lipstick merah, semok, memakai celana sesak warna merah mengedipkan matanya ke arah Bagja, Bagja segera pergi dan menuju halte untuk menaiki bis jurusan BLOK M. yang sesak.

 

CUT TO

SCENE 27# EXT – JALAN DEPAN PASAR – SORE – MENDUNG

BAGJA

Bagja berjalan di depan toko-toko, hujan mulai turun, Bagja berdiri bersama orang-orang yang kehujanan, hari mulai gelap, sampai hujan turun sangat deras, Bagja diam menunggu hujan reda, setelah jam sepuluh malam hujan reda, Bagja berjalan ke arah taman di dekat pasar, sepi dan temaram, Bagja melihat beberapa banci sedang menjajakan diri, malah ada yang sedang sibuk di semak-semak taman, Bagja menuju bangku taman untuk tidur beralasan tas untuk kepalanya, tiba-tiba seseorang berlari menuju Bagja dan seorang lagi mengejarnya, lalu menembak, orang yang dikejar itu tersangkut di bangku yang Bagja pakai tidur, bagja terbangun mendengar tembakan, suara senapan jatuh membentur bangku besi. Orang yang mengejar menodongkan pistol ke arah orang yang dikejar, Bagja mengambil pistol yang jatuh terhalang oleh lelaki yang dikejar, lalu Bagja menembak orang yang mengejar dan jatuh ke belakang, Orang yang dikejar kaget lalu menarik Bagja pergi

CUT TO

SCENE 28# INT – KAMAR - RUMAH TIMOTY – SIANG

 

DORKAS

Dorkas masuk ke kamar Bagja, membawa handuk, tersenyum,

Bagja bangun! Kamar mandi di sana.Setelah mandi dan makan, nanti, kau di tunggu di ruang depan sama Bos

BAGJA

Bos?

SCENE 29# INT – RUANG DEPAN - RUMAH TIMOTY – SIANG

TIMOTY

Pertama aku mau mengucapkan terima kasih atas pertolongan kamu tadi malam,kalau tidak ada kamu aku rasa aku sudah mati….tapi beruntung maut itu belum mau menghampiriku….karena aku dikirimi malaikat…yaitu kamu….ha..ha…ha…dan kamu tahu siapa yang kamu tembak tadi malam?...dia adalah musuh bebuyutanku…ha..ha..”

(Timoty tertawa lepas dan senang, melempar koran ke arah Bagja, Bagja membaca judulnya GEMBONG PENJAHAT KELAS KAKAP MATI DITEMBAK, Bagja menarik napas tak mengerti)

Bagja! Tidak usah khawatir…Semalam baju dan celanamu basah jadi dompetmu ikut basah, terpaksa kubuka dompetmu, jadi aku tahu siapa namamu….isinya masih utuhkan?...tidak ada yang hilangkan?...

(Bagja masih diam menunduk tak mengerti)

Namaku Timoty, pemilik rumah ini, orang yang kamu selamatkan tadi malam, kamu adalah penyelamatku, kamu adalah malaikat yang dikirim buat menyelamatkan hidupku….aku benar-benar diselamatkan oleh kamu….darimana kamu belajar sekali tembak langsung mati hah?...Ha..ha…ha….Mulai sekarang kamu tinggal disini dan menjadi malaikatku untuk selanjutnya….ha..ha..ha…

 

BAGJA

Saya mau pulang……!

TIMOTY

Pulang?...Kemana?...Ke Bogor?...Tidak! Kamu tetap di sini jadi malaikatku….!

Muka Timoty berubah, ketampanannya bercampur dengan keangkeran, tidak senang mendengar Bagja mau pulang

BAGJA

Saya harus pulang…..

(Nada bicaranya naik)

TIMOTY

Kamu tidak jadi mengejar Rano Karno?

BAGJA

Menatap wajah Timoty, Marah, malu-

Timoty telah membaca semua catatan pribadi Bagja di dalam tasnya saat Bagja tertidur)

Bapak telah mencuri harta pribadiku!

TIMOTY

Kamu tidak usah takut…kamu akan aku lindungi…selama kamu berada di sini, tidak seorang pun yang akan mengganggumu, nanti kuantar kamu ke rumah Rano Karno ya.....Tentunya aku melindungi kamu dari kejaran polisi sekali pun…!

BAGJA

(menganga menatap Timoty)

Polisi?


Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar