MENGEJAR BINTANG FILM
1. Bagian tanpa judul #1
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

SCENE 1# EXT – JAM DUA SIANG – MATAHARI BERSINAR CERAH

Jalanan rusak tahun 1979 di sebuah kampung, mobil bak terbuka mempromosikan sebuaH film remaja Gita Cinta Dari SMA dengan menyebarkan kertas foto copian ke penduduk/masyarakat yang berjejer di pinggir jalan, suara dari pengeras suara memekakkan telinga berkata:

PEMILIK BIOSKOP

Saksikan berami-rami nanti malam di bioskop kesayangan anda, film remaja yang ditunggu-tungga, yang dinanti-nanti dibintangi oleh Rano Karno dan Yessy Gusman, filam yang penuh dengan kisah remaja saat ini yang akan membawa anda semua terpeson oleh kegantengan Rano Karno dan kecantikkan Yessy Gusman, saksikanlah! Saksikanlah malam ini hanya di bisokop Kencana teater dengan harga karcis atau HTM sebesar dua ratus lima puluh rupiah, saksikan beramai-ramai jam tujuh malam

Bagja, Kunang, Kodir, Dede dan Oman berlari-lari mengejar kertas foto copian tanpa melihat orang-orang, beberapa kertas yang berhamburan di terjangnya sampai Bagja menabrak seorang ibu yang sedang memangku anaknya, ibu marah-marah, Bagja bangkit lagi tak perduli meraih kertas film.

Suara pemilik bioskop masih terdengar riuh dan berisik, orang-orang meminta kerta foto copian bergambar filam Gita Cinta Dari SMA, berebut setiap kali pemilik bioskop menyebarkan lewat jendela mobil bak terbuka, di belakang bak tersimpan poster film Gita Cinta Dari SMA yang di awasi oleh dua orang dengan wajah senyam-senyum.

Kata-kata di atas diulang-ulang sampai menghilang

SCENE 2# EXT – DI BAWAH POHON SINGKONG – SORE

Suasana sore hari di bawah pohon singkong yang siap panen, matahari sore menembus daun singkon dengan tanah gembur yang menggunduk.

BAGJA

(senyam-senyum)

Bagja bersender di tanah gembur di bawah pohon singkong, memandangi foto copian film Gita Cinta Dari SMA, melihat Rano Karno. Kunang, Kodir, Dede dan Oman datang dengan menyerupai Rano Karno, memakai kumis dari pinsil alis dan tahi lalat di dagunya masing-masing, Bagja tertawa

BAGJA

Jadi nanti malam kita nonton film Gita Cinta Dari SMA ini?

KUNANG

(sambil menyender ke gundukan tanah di samping Bagja)

Haruslah

KODIR

Kalau tidak nonton kita dimarahin Rano Karno

OMAN

Bisa-bisa kita dicoret jadi penggemarnya Rano Karno!

 

(Dede diam, karena tak punya uang untuk nonton)

BAGJA

Tenang aku punya tabungan lima ratus rupiah, kamu ikut nonton juga

 

CUT TO

SCENE 3# INT – DALAM MESJID – SORE

Suasana ramai anak-anak kampung mengaji, sebagian diajari oleh Ustad Nurhasan, sebagian di ajari oleh Endang-asisten Ustad Nurhasan.

ENDANG

Endang mengajari mengaji anak-anak, termasuk Bagja, Kunang, Kodir, Dede dan Oman. Dede menghadap Endang, tapi tangan Endang masuk ke sarung Bagja disampingnya memegang-megang kemaluan Bagja, Bagja diam, marah dan kesal tapi tidak berani protes. Kodir bangkit lalu menendang tangan Endang dari sarung Bagja dengan keras, Kunang dan Dede ikut menendang Endang, Oman dan Bagja berdiri menepak kepala Endang. Endang kaget dan marah,Ustad Nurhasan melihat semuanya dari kejauhan.

 

USTAD NURHASAN

Kodir!! Keluar kamu!!

Semua anak-anak diam melihat ke arah Kodir dan Ustad Nurhasan yang marah – suasana tegang.

SCENE 4# EXT – TEMPAT WUDHU MESJID – SORE

USTAD NURHASAN

Kalian harus dihukum karena tidak sopan, cara-cara kalian sudah keterlaluan, melawan sama guru ngaji kalian!

Bagja, Kodir, Kunang, Dede dan Oman dihukum oleh Ustad Nurhasan di tempat wudhu untuk membersihkan lantai. Anak-anak yang lain melihat ada yang tertawa, diam dan Endang menatap dengan wajah menyebalkan.

 

CUT TO

SCENE 5# INT – MESJID – SORE

Bagja, Kunang, Kodir, Dede dan Oman kaget melihat Cecep anak berumur 9 tahun menangis di tempat wudhu sambil memegang sarungnya yang dikempit dipahanya

KODIR

Kenapa kamu, Cep?

Bagja, Kunang, Dede dan Oman menghampiri, Cecep menangis ketika Bagja menarik sarungnya, karena sarungnya berdarah, tambah kencang tangisnya ketika dengan paksa Kunang menarik sarung Cecep

BAGJA

(tegang)

Kenapa Kamu? Bisa berdarah begini? Apanya yang berdarah?

Dibalikkan tubuh Cecep oleh Oman, lalu terlihatlah asal darah itu dari anusnya, semua diam, menatap Cecep yang menangis

KUNANG

Diapain ini? Sama siapa?

 

CECEP

(Menangis)

Sama Endang, di masukin itunya..

KODIR, KUNANG, BAGJA, DEDE DAN OMAN

(Menatap Cecep, lalu saling tatap Bagja menangis)

 

SCENE 6# EXT – MESJID TEMPAT WUDHU – SORE

Tempat Wudhu, Endang sedang mandi,

BAGJA, KODIR, KUNANG, DEDE, OMAN

Membawa katapel yang diisi dengan kertas koran basah dicampur dengan daun talas yang gatal. Kodir memberi kode ketika ke empat temannya siap menembaki Endang di atas pancuran, siap melepaskan katapelanya mengenai tubuh Endang. Endang menjerit dan kesakitan reaksi gatal.

 

ENDANG

(Menggaruk-garuk badannya, gatal diseluruh badannya)

Siapa ini??

(Marah)

Air mengalir dari kran kayu, Endang Marah dan Kesal, kesakitan, gatal, menggaruk-garuk badannya, melihat ke atas mencari siapa yang menembaki badannya dengan katapel daun talas, Endang meraih handuk kecilnya dan menutup kemaluannya, berjalan sambil menahan kesakitan dan gatal, naik tangga berhadapan dengan Cecep yang berdiri dengan marah memegang batu dan sekali ayun batu itu dilempar ke arah kepala Endang, Endang jatuh.

BAGJA, KODIR, KUNANG, DEDE, OMAN

(Menarik Cecep meninggalkan tempat wudhu pas di atas ketemu dengan Ustad Nurhasan yang berdiri dengan marah, mereka diam)

USTAD NURHASAN

Diam di sini Kalian!!

(Ditariknya Endang dengan paksa, Endang menyelamatkan handuknya biar tidak melorot)

 Ngomong sia kabeh, ayeuna!!( Ngomong kamu sekarang)

BAGJA

(lantang)

Dia sudah memperkosa Cecep, Pak Ustad!

CECEP

(gemetar)

Iya, Pak

USTAD NURHASAN

(Diayunkan kayu yang dipegangnya ke tubuh Endang)

ENDANG

(Endang jatuh ke bawah handuknya lepas)

KODIR, KUNANG, BAGJA, DEDE, OMAN DAN CECEP

(Melihat dengan terbelalak, Endang Jatuh dan berdarah dari kepalanya langsung)


CUT TO

SCENE 7# EXT – HALAMAN MESJID – PAGI

KODIR, KUNANG, BAGJA, DEDE, OMAN

(melihat Ustad Nurhasan mengusir Endang. Endang pergi dari mesjid di usir oleh Ustad Nurhasan, Endang berjalan gontai, tertunduk, melihat ke arah Kodir, Kunang, Bagja, Oman dan Dede yang berdiri menyaksikan kepergian Endang)

 

CUT TO

SCENE 8# EXT – LADANG POHON SINGKONG – SIANG

KODIR, KUNANG, BAGJA, DEDE, OMAN

(Mereka tiduran di atas tanah, sambil mendengar radio kaset lagu Rano Karno)

 

KUNANG

Aku mau jadi pengusaha kaya Bah Centong pemilik pabrik bihun itu

OMAN

Aku mau jadi juara silat biar bisa ngalahin kelompok Kucer dan kawan-kawannya yang suka mencuri di warung baso bapakku, karena warung baso bapakku jadi sepi, banyak pencuri dari kelompok Kucer dan kawan-kawnanya

KODIR

Iya mereka jadi kelompok penjahat dan preman, kawan-kawan Kucer banyak yang jadi pencuri

BAGJA

Aku mau jadi bintang film..

(Semua memandang ke arah Bagja dengan saling lirik, Bagja acuh dia asyik membayangkan jadi bintang film)

DEDE

Nanti kalau kamu jadi bintang film salam ke Rano Karno, ya!

KODIR

Gimana caranya kamu jadi bintang film?

BAGJA

Ya ke Jakarta, atuh

KODIR

Terus?

BAGJA

Gak tahu, pokoknya ke Jakarta aja dulu

KUNANG

Kirim surat aja

BAGJA

(Antuias)

Caranya?

KUNANG

Kirim surat aja ke Adi Bing Slamet, kakakku punya tuh alamatnya Adi Bing Slamet

KODIR

Adi Bing Slamet??

KUNANG

Kirim surat ke Adi Bing Slamet, nanti dibaca Adi Bing Slamet kan? Nanti Adi Bing Slamet kasih tahu ke Rano Karno, kamu mau jadi bintang film, gitu aja!

(Semua diam dan heran mendengar penjelasan Kunang)

KUNANG

Kamu bilang di surat itu,pengen jadi bintang film kaya Rano Karno, bilang gitu aja, langsung!

BAGJA

Terus jadi bintang film?

KUNANG

Ya terserah Adi Bing Slamet

KODIR

Kalau Rano Karno gak tahu Adi Bing Slamet, gimana?

KUNANG

Atau kamu kirim ke Ira Maya Sopha, kan Ira Maya Sopha lagi jadi Cinderella, pasti Rano Karno kenal

 

CUT TO

SCENE 9# EXT – LADANG SINGKON – SIANG

Ladang singkong sedang dipanen, banyak orang yang ikut membantu mencabut singkong, Mang Aming yang galak yang punya ladang singkong mengawasi siapa-siapa yang mencuri singkongnya. Bagja, Kunang, Kodir, Dede dan Oman berhasil mencuri singkong dengan cara memotong pohon singkong, sore harinya setelah sepi diambil singkongnya, ditumpuknya singkon hasil curian dekat kandang kelinci di rumah Kodir.

KODIR

Singkong ini buat bekal kemping ke gunung minggu depan pas sekolah libur

BAGJA

Aku gak berani kemping, takut bapakku pasti melarang

(resah)

KUNANG

Tenang ada Aku, Kodir, Dede sama Oman, kita semua jagain kamu, Ja...

KODIR

Iya, pokoknya minggu depan kita kemping sama-sama

 

SCENE 10# EXT – DIJALAN – SIANG

Kunang, Kodir, Dede dan Oman gelisah menunggu Bagja keluar dari rumahnya mereka hendak kemping di gunung kapur, sekian menit Bagja datang dengan tergesa-gesa, mereka lalu berjalan menuju jalan ke arah gunung yang terlihat menjulang, setengah perjalanan

BAGJA

Kita naik angkot aja, cape banget

DEDE

Aku gak bawa uang

OMAN

Emang kamu punya uang?

KODIR

Tanggung kita jalan aja, paling sebentar juga sampai

(Angkot lewat lalu mereka menaiki angkot yang bukan arah ke gunung, Bagja berkeringat kelelahan, Kodir senang, Kunang tenang, Oman seperti jagoan dan Dede penuh derita)

KODIR

Didepan jalan pertigaan berhenti, mang!

 (mereka turun dari angkot lalu jalan menuju ke arah gunung)

 


Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar