Married To A Berondong
5. 5. Negosiasi

57. EXT. RUMAH SAKIT PELITA — SIANG

Establish halaman depan rumah sakit, cukup ramai. Suasana di langit sedikit mendung.


Cut to:


58. EXT./INT. DI DEPAN POLI KANDUNGAN — SIANG

Ruang tunggu poli obgyn cukup lengang. Ada enam ibu ibu hamil yang sedang menunggu antrian. Empat ibu hamil ditemani oleh pria yang mungkin pasangansuami mereka. Dua lainnya ditemani oleh perempuan paruh baya yang mungkin ibu/mertua mereka. Pasangan ibu dan anak yang tampak berbisik-bisik seraya melirik ke arah Meghan yang baru saja keluar dari ruangan dokter, membuat Meghan tak nyaman.


Meghan berjalan menyusuri koridor rumah sakit sambil memegang selembar kertas yang terlipat menjadi tiga bagian dengan kop bertuliskan pemeriksaan lab. Saat Meghan akan memasukan kertas tersebut ke dalam tas, ia malah tak sengaja bertabrakan dengan Zemon yang datang dari arah berlawanan dengan wajah pucat. Akibat insiden tersebut, Meghan tak sengaja menjatuhkan kertasnya. Naasnya, Zemon terlebih dulu memungut kertas tersebut. Meski Meghan mencoba merebutnya, tetapi Zemon sudah sempat membaca isinya.


ZEMON
(terkejut) Ini? (menatap Meghan penuh tanya)


Meghan merebut kertas tersebut tanpa menjawab. Wajahnya kusut, menahan amarah. Ia memilih meninggalkan Zemon.


ZEMON (CONT’D)
(mencekal lengan Meghan) Meghan … itu anak gue, ‘kan?


MEGHAN
(menghentakan tangan Zemon) Lepas!


Seseorang menghubungi Zemon melalui telepon. Zemon mengangkatnya, tetapi satu tangannya kembali mencekal lengan Meghan agar tak pergi.


ZEMON (ON PHONE)
Gue ke sana sekarang, Kak. (memasukan ponsel ke saku celana abu-abunya)


Zemon (CONT’D)
(menatap Meghan) Oke, tapi nanti kita bicara di rumah ya? (beralih menatap perut Meghan)


Cut to:


59. EXT./INT. MOBIL MEGHAN — SIANG

Di dalam mobil, Meghan mencoba menghubungi Tika.


MEGHAN
Halo? Tik, lo di butik kan? Gue mampir ya?


Meghan mengetuk-ngetukkan jemarinya di stir mobil.


Intercut to:


60. EXT./INT. RUMAH SAKIT – RUANG TUNGGU DOKTER — SIANG

Tika sedang duduk di ruang tunggu poli spesialis kanker bersama Zemon. Suasana di ruangan tersebut cukup lengang. Hanya ada beberapa pasien yang sedang menunggu antrian bersama Zemon.


TIKA (ON PHONE)
(berbisik) Aduh, sorry banget hari ini gue lagi nemenin sepupu gue, check up. Nanti gue hubungi lu ya. (melirik Zemon)


Tika menutup ponselnya lalu berbalik menatap Zemon yang sejak tadi terdiam.


PERAWAT (O.S.)
Atas nama saudara Zemon Hutomo.


Tika menatap Zemon, kemudian mengangguk mantap. Mereka berdua masuk ke ruangan dokter.


Cut to:


61. EXT./INT. DI DALAM MOBIL MEGHAN — SIANG

Meghan sedang menyetir di jalanan yang cukup lengang. Sementara langit tampak semakin mendung.


Sebuah panggilan dari Nadia membuat Meghan sedikit mengernyit. Ia ragu untuk menjawab hingga panggilan itu berakhir. Tak berapa lama, panggilan itu kembali masuk. Meghan menepikan mobilnya.


MEGHAN
Iya Nad?


Intercut to:


62. INT. DI RUMAH NADIA – JENDELA RUANG TAMU — SIANG

Tampak sofa dan lemari yang sudah terbungkus/terlapisi koran. Dua koper besar sudah teronggok di lantai. Sebuah tiket penerbangan ke Lombok tergeletak di atas meja.


Nadia berdiri menghadap jendela, menatap bunga mawar yang bermekaran di bawah langit mendung. Wajahnya sembab, satu tangannya meremas rok yang dipakai. Ia menghela napas panjang.


NADIA
(suara pelan) Mmmeghan. Gue … mau ngomongin sesuatu. Bisa kita ketemu?


MEGHAN
(memijat pelipis) Soal?


NADIA
Soal … ah gue pengin kita bicara langsung. Hari ini, bisa? (menggigit bibir cemas)


MEGHAN
(mengatupkan bibir rapat, berpikir sejenak) Eng … gue lagi—


NADIA
Nggak bisa ya? (kecewa)


Nadia tersenyum getir, lalu menoleh ke belakang menatap seluruh ruangan.


Kamera bergerak keluar dari pintu yang terbuka melewati halaman berbunga, kemudian memperlihatkan keseluruhan bangunan sederhana dan sebuah tulisan “Rumah Dijual” tergantung di pagar putih.


Cut to:


63. EXT./INT. RUMAH SAKIT – FARMASI — SORE

Tika dan Zemon duduk berdampingan di ruang tunggu farmasi. Tika menepuk-nepuk pelan punggung Zemon yang tampak semakin pucat.


ZEMON
Kurang dari setahun, Kak. (tersenyum masam)


TIKA
(mengatupkan bibir) Itu kan cuma prediksi dokter, (mencoba tersenyum) belum tentu benar.


ZEMON
Sebelum gue mati—


Tika langsung memotong ucapan Zemon.


TIKA
Jangan sembarangan gitu ah ngomongnya!


ZEMON
(mengekeh) Lah boleh dong gue punya harapan. (saling pandang, Tika tersenyum kecil) Justru harapan itu yang bikin gue ngerasa hidup, punya tujuan, ada yang dikejar, punya garis finish.


TIKA
(terdiam) Oke, jadi apa yang mau lu kejar? Gue bakal bantu wujudin. (mengangguk, menatap penuh keyakinan)


ZEMON
(tersenyum jenaka) Gue mau nikah.


TIKA
(terkejut) Emang, lu udah punya pacar? (menaikan satu alis) Siapa? Miranda anaknya tante Nana?


ZEMON
(tertawa) Bukanlah, dia udah gue anggep kayak adik sendiri. Meskipun, nyebelin sih. (menghela napas pendek)


Zemon teringat saat Miranda memberinya minuman laknat.


FLASHBACK: INSERT: sebuah tangan mengulurkan segelas minuman berwarna merah.


TIKA
Oke, gue bilang ke tante Iza sama om Arman biar dicariin jodoh buat anaknya yang paling ganteng ini! (matanya sedikit berembun)


ZEMON
Gue udah punya calon.


Cut to:


64. INT. KAFE SENJA — MALAM

Meghan dan Nadia duduk berhadapan di samping jendela kaca. Suasana di luar tengah hujan. Di meja sudah terhidang dua potong cake cokelat dan vanilla yang tinggal separuh, juga dua cangkir kopi dengan garnish estetik.


Meghan mengangkat cangkirnya, menyesap kopinya. Tersenyum kecil lalu menghela napas. Mereka tampak santai.


NADIA
Gue udah memutuskan buat pindah. (tersenyum getir)


MEGHAN
Tapi anak lo butuh sosok ayah, Nad. (terhenyak, seperti bicara pada diri sendiri)


NADIA
Gue yakin bisa ngehidupin anak gue sendirian … kayak nyokap.
(beat)
Meghan, gue janji, gue akan pergi sejauh mungkin dari kalian. Gue udah nggak punya alasan untuk tetap di sini.

 

MEGHAN
Nad, perasaan lo ke Daus itu …


NADIA
Gue ngelakuin itu cuma demi uang. (meremas rok) Gue tau, yang gue lakuin itu salah. Nggak ada pembenaran sama sekali.


MEGHAN
Sekarang, keadaan nyokap lo gimana? Operasinya, lancar?


NADIA
(menggeleng) nyokap sudah nggak ada. (Meghan terkejut) Sekarang, satu-satunya yang gue punya cuma dia. (menunduk, menatap perut)


MEGHAN
(suara pelan) Sorry. (satu tangannya perlahan memeluk perut)


Nadia menggeleng, mengisyaratkan ia baik-baik saja.


MEGHAN (CONT’D)
Gue bisa bantu lo buat ngomong ke Daus soal … (menatap perut Nadia)


NADIA
Gue nggak mau ngancurin hubungan kalian lagi. Gue udah banyak ngambil kebahagiaan lo. (matanya berembun, mengalihkan pandangan ke luar jendela)


MEGHAN
Tapi dia berhak tau, Nad.


NADIA
(masih menatap jendela) Dia sudah tau.


Hujan semakin deras. Meghan dan Nadia saling pandang sejenak, lalu sama-sama mengangkat cangkir kopi masing-masing.


Cut to:


65. INT. RUMAH ORANG TUA MEGHAN — MALAM

(Tanpa suara) Meghan memeluk Utari (ibunya) yang sedang menonton televisi. Meghan menangis menunjukkan cincin di jarinya, lalu melepaskannya. Utari tampak mengangguk dan tersenyum menenangkannya.


Cut to:


66. MONTAGE: —

1. Zemon menunggu Meghan di lobby apartemen hingga larut.

2. Zemon mengirimi Meghan sarapan, tetapi tak ada jawaban.

3. Zemon tampak bertanya pada sekuriti apartemen tetapi mendapat jawaban dengan gestur gelengan.

4. Zemon mengantar makan siang ke kantor Meghan. Bertemu dengan Engkus di lantai 18. Menunggu beberapa waktu hingga memutuskan pergi.


67. EXT. GEDUNG HUTOMS GROUP — SIANG

Establish suasana gedung dari depan. Tampak Meghan turun dari taksi di depan lobby. Lalu berjalan ke dalam gedung, ia menyapa satpam.


Cut to:


68. EXT./INT. GEDUNG HUTOMS GROUP LANTAI 1 — SIANG

Meghan berdiri di depan lift, menekan tombol tanda panah ke atas.


Match cut to:


69. EXT./INT. GEDUNG HUTOMS LANTAI 18 — SIANG

Lift terbuka, Zemon memasuki lift, lalu menekan tombol 1.


Lift 1 terbuka. Meghan berdiri gugup.


Zemon menatap lurus ke depan.


Meghan bergeser minggir, beberapa orang keluar, lalu ia masuk.


Zemon melangkah keluar dari lift 2. Beberapa orang masuk. Ia menoleh ke pintu lift 1 yang baru saja tertutup, lalu memutuskan pergi.


Cut to:


70. INT. GEDUNG HUTOMS GROUP LANTAI 18 — SIANG

Meghan baru saja sampai di ruangannya. Tak berselang lama, Engkus datang mengantar makan siang. Meghan mempersilakan Engkus masuk.


ENGKUS
Permisi Mbak Meghan. (tersenyum ramah)


MEGHAN
Dari?


ENGKUS
Biasa atuh Mbak. Adiknya Mbak Meghan. Aduh (mengingat-ngingat) namanya siapa ya tadi, Mon Emon Jemon…


MEGHAN
Zemon?


ENGKUS
(mengangguk) Kasihan, nunggu lama dia teh.


MEGHAN
(menahan kesal) Saya sudah makan, itu buat kamu saja.


ENGKUS
(menelan ludah, menatap nasi biryani) Wah kalau begitu terima kasih atuh Mbak.


Meghan mengisyaratkan Engkus untuk keluar. Kemudian ia membuka aplikasi whasapp.


INSERT: mencari kontak Tika.

 

Cut to:


71. INT. BUTIK TIKA – RUANG PRIBADI — SIANG

Tika mengamati raut wajah Zemon yang tampak murung. Ia menghampiri Zemon yang duduk di sofa panjang, lalu duduk di sampingnya.


TIKA
Ditolak?


ZEMON
(mengangkat bahu) Ditemuin aja susah. Dia ngehindar mulu.
(beat)
Eh Kak, gue egois ya? Umur gue udah nggak lama lagi, tapi gue berharap ada cewek yang mau nerima gue. Kalo gue mati, nanti dia bakal jadi janda. Gue rela gak ya, kayaknya nggak bakal rela sih ninggalin dia. Terus, kalau dia nikah sama orang lain gimana? Anak gue gimana? (menggaruk kepala)


TIKA
Makanya, lu harus optimis sembuh dong.


ZEMON
(terdiam lama) Ah iya, demi anak gue!


TIKA
Anak?


ZEMON
Kayaknya gue udah ngehamilin cewek deh.


Tika melotot tajam, sementara Zemon menyengir bodoh.

 

Cut to:


72. INT. BUTIK TIKA — SORE

Tika menemui Meghan yang sudah menunggunya di lobby butik. Lalu mengajaknya ke beranda belakang butik yang tak begitu luas. Terdapat dua kursi taman berwarna putih dan sebuah meja di antaranya. Mereka duduk di sana.


TIKA
(bicara sendiri) Astaga … kenapa sih orang-orang hari ini. Mukanya kayak benang kusut semua.


MEGHAN
(melirik) Gue udah bener-bener putus sama Daus.


TIKA
Kan kapan hari lu udah cerita.
(beat)
Atau … jangan-jangan lu sempet balikan lagi ya, terus, sekarang lo dikecewain lagi? Sorry ya, gue gak mau terlibat. Gak ada waktu buat dengerin curhatan lu.


MEGHAN
(meringis) Hampir. (Tika melotot) Tapi tadi pagi gue udah minta dia buat tanggungjawab sama Nadia.


TIKA
Nadia hamil? Nadia itu pake susuk apa ya? Kok banyak banget cowok yang kepincut sama dia. Kayaknya, setiap kita naksir cowok, pasti tuh cowok diembat sama dia! (kesal, wajahnya memerah)

MEGHAN
Dia emang cantik, menarik. Panteslah banyak yang naksir.


TIKA
(menggembungkan pipi) Eh denger-denger, dia itu anak hasil hubungan gelap loh. Makanya dia nggak punya bokap. Nyokapnya aja—


MEGHAN
Husss! Nyokapnya baru aja meninggal.


TIKA
(menutup mulut) Ups. Tapi emang bener kan dia nggak punya bokap?


MEGHAN
(mengedikan bahu) Daus pernah cerita ke gue soal gadis kecil di masa lalunya…


Dialog tanpa suara. Meghan menceritakan tentang masa kecil Nadia.


Dissolve to:


73. EXT. FLASHBACK - TAMAN — SIANG

Seorang gadis kecil berusia tujuh tahun sedang dirundung oleh teman-temannya. Kemudian datang seorang anak laki-laki berusia 13 tahun menolongnya. Ia memukuli salah satu anak yang merundung si gadis hingga babak belur, sementara anak-anak yang lainnya minggir ketakutan.


ANAK LAKI-LAKI
Maju sini, siapa lagi yang berani huh?!


Ia menatap raut wajah setiap anak yang ketakutan.


ANAK LAKI-LAKI (CONT’D)
Sekali lagi kalian nyakitin dia, gue bakal hajar kalian sampai … mati!


Cut back to:


74. INT. BUTIK TIKA – BERANDA BELAKANG — SORE

Meghan menatap Tika sejenak.


TIKA
Hubungannya sama Nadia? (mengernyit)


MEGHAN
Jadi, gue yakin kalau Nana—gadis yang Daus ceritakan itu Nadia. (Tika menatap penuh tanya)


MEGHAN (CONT’D)
Gue nggak sengaja baca diary Nadia. Nadia nulis cerita masa kecilnya. Ceritanya juga sama persis sama yang Daus ceritakan. Dan dia juga nulis nama Daus. (beat) Firdaus Prayoga. Masa kecil Daus kan juga di Bandung Tik. Bisa dibilang kalau Daus itu cinta pertama Nadia.


TIKA
Terus, sekarang Nadia mau ngerebut Daus dari lu gitu? Sama kayak waktu dia ngerebut Nando lima tahun lalu. Sampai-sampai lo mau bunuh diri segala.


Meghan mendadak merasakan nyeri di kepalanya bersamaan dengan sekelebat ingatan yang muncul.


INSERT: seseorang menarik lengannya sebelum ia melompat dari gedung.


TIKA (CONT’D)
Meg, lu kenapa? (panik, beringsut mendekat ke Meghan) Lu inget sesuatu lagi? (Meghan mengangguk)
(Beat)
Meghan refleks menutup mulut, sementara satu tangan lainnya memegang perut. Ia berlari ke toilet dan muntah.


TIKA
Lu nggak papa Megh?
(beat, menatap curiga)
Lu … hamil? Anak Daus? (Meghan menggeleng)


ZEMON
Anak gue, Kak.


Meghan dan Tika kompak menatap Zemon yang sudah berdiri di antara mereka. Tika bingung bergantian menatap Meghan dan Zemon. Meghan menahan amarah. Kedua tangannya mengepal.


Cut to:


75. INT. APARTEMEN MEGHAN – RUANG TAMU — MALAM

Meghan dan Zemon duduk berhadapan. Zemon masih mengenakan seragam sekolah.


ZEMON
Gue nggak akan lari dari tanggungjawab. Orang tua gue udah tau, dan mereka setuju kalau gue nikah muda.


MEGHAN (V.O.)
What? Orang tua macam apa yang main setuju-setuju aja?!


ZEMON
Orang tua gue bakal nemuin keluarga kak Meghan secepatnya buat ngebahas soal pernikahan kita. Semuanya akan baik-baik saja. (santai dan meyakinkan)


MEGHAN
Stop! Tunggu-tunggu, lo gila ya?


Suara ketukan pintu menginterupsi percakapan Meghan dan Zemon. Meghan beranjak membukakan pintu.


Rupanya Utari datang berkunjung. Meghan langsung mempersilakan ibunya masuk. Tak disangka, Utari langsung menyapa Zemon. Rupanya mereka sudah pernah bertemu sebelumnya. Hal tersebut membuat Meghan semakin kesal.


UTARI
Loh, ada Zemon?


ZEMON
Malam tante, tante apa kabar? (menyalami)


UTARI
Baik… kamu gimana, sehat?


ZEMON
Alhamdulillah sehat tante. Tante makin cantik aja.


UTARI
Ah kamu bisa aja. Udah tua gini, pantesnya mah udah nimang cucu. (melirik Meghan)
(ke Zemon) Kamu tinggal di apartemen ini juga? Sudah kenal ya sama anak tante?


ZEMON
Iya tante. Sebenarnya Zemon sama kak Meghan—


Meghan yang duduk di samping Zemon menginjak kakinya.


UTARI
Kamu sama Meghan …


MEGHAN
Itu loh Mih, Zemon mau minta tolong buat bantu ngerjain tugas sekolah. Iya kan? (menatap Zemon penuh arti)


ZEMON
Jadi kak Meghan itu ham—


MEGHAN
Hampir aja kecopetan tadi di jalan. Untung ada Zemon. Copetnya digebukin ampe babak belur. (bertepuk tangan) Epic banget.


Utari tampak bingung, tetapi mengangguk saja.


UTARI
Liat kalian gini, Mami jadi inget jaman muda dulu sama papinya Meghan. (terkekeh)


MEGHAN
Ih Mami apaan sih. Kalau mau nostalgia tuh di rumah sana. (ke Zemon) Mon lo pulang gih!


ZEMON
Tante, Zemon diusir nih. Aduh pamit tante…. (setengah berteriak)


Utari hanya menggelengkan kepala saat Meghan menyeret Zemon untuk keluar. Setelah itu, Meghan kembali ke dalam.


MEGHAN
Kok Mami kenal sih?


UTARI
Zemon? (Meghan mengangguk) Dia pernah bantuin Mami waktu belanja di supermarket. Sopan banget anaknya. Andai saja Darren masih… (menghentikan ucapan)


MEGHAN
Mih … (memeluk Utari) Maafin Meghan ya, Meghan belum bisa inget kecelakaan itu. (terisak)


UTARI
Nggak Sayang, kamu nggak salah. Jangan memaksakan diri lagi ya.
(beat)
Oh iya, kamu sudah ketemu Daus?


MEGHAN
He-em.


Utari mengelus-ngelus lengan Meghan yang melingkar di perutnya penuh kasih sayang.


UTARI
Kamu bisa cerita apapun sama Mami.


Cut to:


Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar