57. EXT. RUMAH SAKIT PELITA — SIANG
Establish halaman depan rumah sakit, cukup ramai. Suasana di langit sedikit mendung.
Cut to:
58. EXT./INT. DI DEPAN POLI KANDUNGAN — SIANG
Ruang tunggu poli obgyn cukup lengang. Ada enam ibu ibu hamil yang sedang menunggu antrian. Empat ibu hamil ditemani oleh pria yang mungkin pasangansuami mereka. Dua lainnya ditemani oleh perempuan paruh baya yang mungkin ibu/mertua mereka. Pasangan ibu dan anak yang tampak berbisik-bisik seraya melirik ke arah Meghan yang baru saja keluar dari ruangan dokter, membuat Meghan tak nyaman.
Meghan berjalan menyusuri koridor rumah sakit sambil memegang selembar kertas yang terlipat menjadi tiga bagian dengan kop bertuliskan pemeriksaan lab. Saat Meghan akan memasukan kertas tersebut ke dalam tas, ia malah tak sengaja bertabrakan dengan Zemon yang datang dari arah berlawanan dengan wajah pucat. Akibat insiden tersebut, Meghan tak sengaja menjatuhkan kertasnya. Naasnya, Zemon terlebih dulu memungut kertas tersebut. Meski Meghan mencoba merebutnya, tetapi Zemon sudah sempat membaca isinya.
Meghan merebut kertas tersebut tanpa menjawab. Wajahnya kusut, menahan amarah. Ia memilih meninggalkan Zemon.
Seseorang menghubungi Zemon melalui telepon. Zemon mengangkatnya, tetapi satu tangannya kembali mencekal lengan Meghan agar tak pergi.
Cut to:
59. EXT./INT. MOBIL MEGHAN — SIANG
Di dalam mobil, Meghan mencoba menghubungi Tika.
Meghan mengetuk-ngetukkan jemarinya di stir mobil.
Intercut to:
60. EXT./INT. RUMAH SAKIT – RUANG TUNGGU DOKTER — SIANG
Tika sedang duduk di ruang tunggu poli spesialis kanker bersama Zemon. Suasana di ruangan tersebut cukup lengang. Hanya ada beberapa pasien yang sedang menunggu antrian bersama Zemon.
Tika menutup ponselnya lalu berbalik menatap Zemon yang sejak tadi terdiam.
Tika menatap Zemon, kemudian mengangguk mantap. Mereka berdua masuk ke ruangan dokter.
Cut to:
61. EXT./INT. DI DALAM MOBIL MEGHAN — SIANG
Meghan sedang menyetir di jalanan yang cukup lengang. Sementara langit tampak semakin mendung.
Sebuah panggilan dari Nadia membuat Meghan sedikit mengernyit. Ia ragu untuk menjawab hingga panggilan itu berakhir. Tak berapa lama, panggilan itu kembali masuk. Meghan menepikan mobilnya.
Intercut to:
62. INT. DI RUMAH NADIA – JENDELA RUANG TAMU — SIANG
Tampak sofa dan lemari yang sudah terbungkus/terlapisi koran. Dua koper besar sudah teronggok di lantai. Sebuah tiket penerbangan ke Lombok tergeletak di atas meja.
Nadia berdiri menghadap jendela, menatap bunga mawar yang bermekaran di bawah langit mendung. Wajahnya sembab, satu tangannya meremas rok yang dipakai. Ia menghela napas panjang.
Nadia tersenyum getir, lalu menoleh ke belakang menatap seluruh ruangan.
Kamera bergerak keluar dari pintu yang terbuka melewati halaman berbunga, kemudian memperlihatkan keseluruhan bangunan sederhana dan sebuah tulisan “Rumah Dijual” tergantung di pagar putih.
Cut to:
63. EXT./INT. RUMAH SAKIT – FARMASI — SORE
Tika dan Zemon duduk berdampingan di ruang tunggu farmasi. Tika menepuk-nepuk pelan punggung Zemon yang tampak semakin pucat.
Tika langsung memotong ucapan Zemon.
Zemon teringat saat Miranda memberinya minuman laknat.
FLASHBACK: INSERT: sebuah tangan mengulurkan segelas minuman berwarna merah.
Cut to:
64. INT. KAFE SENJA — MALAM
Meghan dan Nadia duduk berhadapan di samping jendela kaca. Suasana di luar tengah hujan. Di meja sudah terhidang dua potong cake cokelat dan vanilla yang tinggal separuh, juga dua cangkir kopi dengan garnish estetik.
Meghan mengangkat cangkirnya, menyesap kopinya. Tersenyum kecil lalu menghela napas. Mereka tampak santai.
Nadia menggeleng, mengisyaratkan ia baik-baik saja.
Hujan semakin deras. Meghan dan Nadia saling pandang sejenak, lalu sama-sama mengangkat cangkir kopi masing-masing.
Cut to:
65. INT. RUMAH ORANG TUA MEGHAN — MALAM
(Tanpa suara) Meghan memeluk Utari (ibunya) yang sedang menonton televisi. Meghan menangis menunjukkan cincin di jarinya, lalu melepaskannya. Utari tampak mengangguk dan tersenyum menenangkannya.
Cut to:
66. MONTAGE: —
1. Zemon menunggu Meghan di lobby apartemen hingga larut.
2. Zemon mengirimi Meghan sarapan, tetapi tak ada jawaban.
3. Zemon tampak bertanya pada sekuriti apartemen tetapi mendapat jawaban dengan gestur gelengan.
4. Zemon mengantar makan siang ke kantor Meghan. Bertemu dengan Engkus di lantai 18. Menunggu beberapa waktu hingga memutuskan pergi.
67. EXT. GEDUNG HUTOMS GROUP — SIANG
Establish suasana gedung dari depan. Tampak Meghan turun dari taksi di depan lobby. Lalu berjalan ke dalam gedung, ia menyapa satpam.
Cut to:
68. EXT./INT. GEDUNG HUTOMS GROUP LANTAI 1 — SIANG
Meghan berdiri di depan lift, menekan tombol tanda panah ke atas.
Match cut to:
69. EXT./INT. GEDUNG HUTOMS LANTAI 18 — SIANG
Lift terbuka, Zemon memasuki lift, lalu menekan tombol 1.
Lift 1 terbuka. Meghan berdiri gugup.
Zemon menatap lurus ke depan.
Meghan bergeser minggir, beberapa orang keluar, lalu ia masuk.
Zemon melangkah keluar dari lift 2. Beberapa orang masuk. Ia menoleh ke pintu lift 1 yang baru saja tertutup, lalu memutuskan pergi.
Cut to:
70. INT. GEDUNG HUTOMS GROUP LANTAI 18 — SIANG
Meghan baru saja sampai di ruangannya. Tak berselang lama, Engkus datang mengantar makan siang. Meghan mempersilakan Engkus masuk.
Meghan mengisyaratkan Engkus untuk keluar. Kemudian ia membuka aplikasi whasapp.
INSERT: mencari kontak Tika.
Cut to:
71. INT. BUTIK TIKA – RUANG PRIBADI — SIANG
Tika mengamati raut wajah Zemon yang tampak murung. Ia menghampiri Zemon yang duduk di sofa panjang, lalu duduk di sampingnya.
Tika melotot tajam, sementara Zemon menyengir bodoh.
Cut to:
72. INT. BUTIK TIKA — SORE
Tika menemui Meghan yang sudah menunggunya di lobby butik. Lalu mengajaknya ke beranda belakang butik yang tak begitu luas. Terdapat dua kursi taman berwarna putih dan sebuah meja di antaranya. Mereka duduk di sana.
Dialog tanpa suara. Meghan menceritakan tentang masa kecil Nadia.
Dissolve to:
73. EXT. FLASHBACK - TAMAN — SIANG
Seorang gadis kecil berusia tujuh tahun sedang dirundung oleh teman-temannya. Kemudian datang seorang anak laki-laki berusia 13 tahun menolongnya. Ia memukuli salah satu anak yang merundung si gadis hingga babak belur, sementara anak-anak yang lainnya minggir ketakutan.
Ia menatap raut wajah setiap anak yang ketakutan.
Cut back to:
74. INT. BUTIK TIKA – BERANDA BELAKANG — SORE
Meghan menatap Tika sejenak.
Meghan mendadak merasakan nyeri di kepalanya bersamaan dengan sekelebat ingatan yang muncul.
INSERT: seseorang menarik lengannya sebelum ia melompat dari gedung.
Meghan dan Tika kompak menatap Zemon yang sudah berdiri di antara mereka. Tika bingung bergantian menatap Meghan dan Zemon. Meghan menahan amarah. Kedua tangannya mengepal.
Cut to:
75. INT. APARTEMEN MEGHAN – RUANG TAMU — MALAM
Meghan dan Zemon duduk berhadapan. Zemon masih mengenakan seragam sekolah.
Suara ketukan pintu menginterupsi percakapan Meghan dan Zemon. Meghan beranjak membukakan pintu.
Rupanya Utari datang berkunjung. Meghan langsung mempersilakan ibunya masuk. Tak disangka, Utari langsung menyapa Zemon. Rupanya mereka sudah pernah bertemu sebelumnya. Hal tersebut membuat Meghan semakin kesal.
Meghan yang duduk di samping Zemon menginjak kakinya.
Utari tampak bingung, tetapi mengangguk saja.
Utari hanya menggelengkan kepala saat Meghan menyeret Zemon untuk keluar. Setelah itu, Meghan kembali ke dalam.
Utari mengelus-ngelus lengan Meghan yang melingkar di perutnya penuh kasih sayang.
Cut to: