Married To A Berondong
4. 4. Testpack

35. MONTAGE:

1. Di kantor, Meghan mendapat kiriman buket bunga tanpa pengirim.

2. Meghan mendapat paket kiriman pouch untuk menyimpan kunci.

3. Di sekolah, Zemon membaca notifikasi paket pouchnya telah diterima Meghan.

4. Meghan mendapat kiriman makan siang—makanan favoritnya (kwetiaw Ci Apung).

5. Meghan makan siang dengan wajah ceria.

6. Meghan mengirim pesan WA “thank you” dan foto kwetiaw pada Daus.

7. Di tempat lain, Daus mengernyitkan kening tetapi tetap membalas dengan mengirim emoticon “kiss”.

8. Meghan datang ke rumah sakit, menyuapi Rahma (ibu Daus).

9. Daus menjemput Meghan pulang ke apartemen menggunakan motor gede.

10. Meghan turun dari motor dengan kesusahan. Wajahnya sedikit memberengut, tetapi langsung tersenyum saat Daus menatapnya.

11. Zemon mengirimi chat untuk mengucapkan selamat malam—sudah banyak chat seperti itu, tetapi tak satu pun Meghan balas.


Cut to:


36. EXT/INT. DI DEPAN UNIT APARTEMEN MEGHAN — MALAM

Meghan berdiri di depan pintu apartemennya hendak membuka kunci pintu bertepatan dengan Zemon yang baru keluar dari apartemennya. Meghan menoleh ke arah Zemon, tetapi Zemon seolah tak melihatnya.


Meghan menghela napas lalu mengedikan bahu, dan segera masuk ke dalam apartemen sambil menggerutu.


MEGHAN
Dasar aneh!


Cut to:

37. EXT. GEDUNG HUTOMS GROUP — SIANG

Establish gedung Hutoms group dari depan.


Cut to:


38. INT. RUANGAN MEGHAN — SIANG

Engkus mengetuk pintu lalu Meghan mempersilahkan dia masuk. Engkus tersenyum ramah, ia membawa nampan berisi makan siang.


ENGKUS
Permisi Mbak Meghan, ini makan siangnya. Kwetiaw lagi. (meletakan piring berisi kwetiaw goreng di meja)


MEGHAN
Thank you, Mang. (tersenyum senang)


INSERT: Meghan membuka aplikasi whastapp di ponselnya, membuka chatroom dengan Daus, wajahnya tersenyum sumringah.

 

ENGKUS
Sama-sama Mbak. Saya baru tau kalau adiknya mbak Meghan ternyata kayak mbak Meghan, cakep. (mengacungkan satu jempol)


MEGHAN
(mengernyitkan kening) Adik? (Engkus mengangguk)


ENGKUS
Iya Mbak, cowok ganteng yang ngirimin makan siang setiap hari itu loh. Biasanya dianter kurir, ini dianter sendiri. (Meghan tercenung) Eh maap Mbak, saya permisi. Mau anter makan siangnya Mbak Luna.


Meghan menatap layar ponsel dan kwetiaw bergantian.


MEGHAN (V.O.)
Jadi, yang ngirimin makan siang … demon?


Cut to:


39. INT. UNIT APARTEMEN MEGHAN – RUANG TELEVISI — MALAM

Meghan mengganti-ganti channel televisi, sesekali mendengus dengan wajah murung.


INSERT: Meghan membuka password ponselnya dengan pola yang membentuk huruf Z, mencari aplikasi whatsapp, menggulir chat sampai menemukan nama “Zemon Sayang”. Wajahnya semakin memberengut.


MEGHAN
Ternyata sepi juga nggak ada chat dari lo.


Meghan beranjak dari sofa, mengintip melalui lubang pintu. Tampak unit apartemen Zemon lengang. Tak berapa lama, Zemon keluar dengan mengenakan hoodie krem, kupluk dengan warna senada, earphone yang tersumpal di telinga membuat ia tampak semakin keren.


MEGHAN
Mau ke mana dia?


Zemon berdiri menatap pintu apartemen Meghan dengan tatapan menelisik. Meghan segera berdiri tegak dan merapikan rambutnya. Ia meletakkan tangan di dada menahan debaran jantungnya. Bibirnya tersenyum sekaligus cemas menunggu di balik pintu. Satu tangannya bersiap menggenggam gagang pintu, namun tak ada tanda-tanda seseorang mendekat.


Meghan pun membuka pintu dan terkejut melihat Miranda sedang berbicara dengan Zemon. Mereka tampak serasi.


Tanpa menoleh, Meghan yang salah tingkah lalu kembali ke dalam apartemennya. Sementara Zemon dan Miranda berjalan ke arah lift.


Meghan memberengut, lalu menendang pintu.


Intercut to:


40. EXT. KORIDOR APARTEMEN HUTOMS — MALAM

SFX: Brak!


Zemon menoleh ke arah unit apartemen Meghan. Lalu kembali berjalan seakan tak acuh.


Cut to back:


41. INT. UNIT APARTEMEN MEGHAN – DI BALIK PINTU — MALAM

Meghan meringis menahan sakit di ujung kakinya sambil mengumpat.


MEGHAN
Dasar demon! Maunya apa sih?!

 

Cut to:


42. EXT. GEDUNG APARTEMEN HUTOMS — PAGI

Dua minggu kemudian.


Establish suasana langit yang mendung, dan jalanan ibu kota yang padat.


Cut to:


43. INT. UNIT APARTEMEN MEGHAN — PAGI

Meghan baru saja bangun dengan suasana hati yang buruk. Untungnya ini hari libur, ia bisa sedikit bersantai.


SFX: krucuk!


Meghan meremas perutnya yang mendadak minta diisi. Ia pun bergegas ke dapur dan menemukan roti tawar dan setoples selai cokelat di meja.


Meghan mengambil sepotong roti, meletakkannya di atas piring. Satu tangannya meraih toples selai yang sayangnya telah habis.


MEGHAN (CONT’D)
Sial! Gue lupa belum sempet belanja. Zemon … kenapa lo nggak bikinin gue sarapan lagi sih?! (mendesah)


Meghan menghela napas kasar sambil melirik jam dinding.


MEGHAN (CONT’D)

Biasanya jam segini kamu ngirimin sarapan. (menyuapkan roti tawar tanpa selai)


Saat sedang mengunyah, tiba-tiba Meghan mengeluarkan rotinya dan langsung meneguk air putih. Matanya membelalak melihat jamur di rotinya, lalu mengecek tanggal expired pada bungkus roti.


MEGHAN (CONT’D)
Sial sial sial! Sudah expired!


Cut to:


44. EXT. LOBBY RUMAH SAKIT — SORE

Di depan lobby sudah ada driver keluarga Daus yang menunggu. Meghan dan Daus mendorong kursi roda Rahma ke depan lobby. Mereka lalu memapah Rahma berjalan ke dalam mobil Daus dengan hati-hati.


Meghan menoleh ke arah lobby dan sekilas melihat pria yang mirip dengan Zemon tengah berdiri di depan resepsionis.


DAUS
Kamu nggak apa-apa? (menyentuh pundak Meghan)


Meghan menoleh pada Daus lalu kembali melempar pandangan ke dalam lobby. Zemon sudah berubah menjadi pria lain.


MEGHAN
Hem? Ya nggak papa.


DAUS
Muka kamu pucet gitu loh? Kita ke doker ya, mumpung masih di sini?


RAHMA
Iya Sayang, Mama bisa nunggu di mobil.


MEGHAN
Nggak Ma, Meghan baik-baik aja kok. (tersenyum tipis)


Atensi Meghan teralihkan pada mobil Daus yang berjalan mendekat. Ia tercenung melihat plat mobil tersebut, tetapi ia kembali tersadar saat Daus membukakan pintu mobil.


Cut to:


45. EXT/INT. DI DALAM MOBIL DAUS — SORE

Mobil berjalan pelan meninggalkan pelataran rumah sakit. Daus duduk di kursi penumpang depan, Meghan Duduk di kursi tengah bersama Rahma.


RAHMA
Terima kasih ya Sayang, sudah jagain Mama selama di rumah sakit. Kamu memang mantu idaman. (ke Daus) Abang beruntung banget punya calon istri sebaik Meghan. (ke Meghan) Kalau Daus macem-macem, laporin aja ke Mama ya Sayang, biar Mama jewer kupingnya. Hehee….


MEGHAN
(ikut tertawa ringan) Iya Ma, pasti.


RAHMA
Mama pengin pernikahan kalian dipercepat. Mama sudah nggak sabar nimang cucu dari kalian. (tersenyum tulus)


Meghan tersenyum kikuk, terpaksa mengangguk. Rahma kemudian memeluk Meghan penuh harap.


RAHMA (CONT’D)
(ke Daus) Abang, kapan kita ke rumah orang tua Meghan?


Daus tak mendengar ucapan Rahma. Kepalanya menunduk dengan raut wajah terkejut membaca chat dari Nadia.


INSERT: Chat room

Nadia: Gue telat.


RAHMA (CONT’D)
Abang?


DAUS
(menoleh cepat) Kenapa Ma? Maaf, tadi aku lagi ngurus kerjaan Ma.


RAHMA
Kamu ini, kerjaaan mulu yang diurusin. Kapan kita ke rumah Meghan buat ngomongin rencana pernikahan kalian?


Daus menatap Meghan canggung.


Cut to:


46. EXT/INT. DI DALAM TAKSI — MALAM

Mobil berhenti di lampu merah. Suasana malam masih sangat ramai dengan kendaraan yang terjebak macet. Meghan berkali-kali menghela napas, wajahnya gusar menatap keramaian dari balik jendela. Matanya berhenti pada sebuah apotek yang berada di kiri jalan.


Notifikasi kalender menstruasi dari ponselnya mengalihkan perhatiannya. Ia membuka aplikasi tersebut dan mendapati bahwa ia telah terlambat tiga hari dari tanggal menstruasinya. Wajahnya yang semula gusar, kini berubah tegang.


INSERT: Meghan teringat ucapan Zemon.


ZEMON (O.S.)
Oke! Tapi kalau kak Meghan hamil anak gue, gue siap tanggungjawab. Gue nggak bakal lari dari tanggungjawab. Kak Meghan bisa pegang kata-kata gue.

 

Meghan bergidik ngeri, lalu kembali menatap ke apotek penuh pertimbangan.

 

Cut to:


47. INT. DI DALAM APOTEK – RAK TESTPACK — MALAM

Meghan berdiri di depan jejeran testpack beraneka jenis dan harga. Ia mengetuk-ngetuk telunjuknya pada rak sambil melihat-lihat jenis testpack. Ia mengambil satu testpack dan membaca deskripsi yang ada di belakang kotak pembungkusnya.


Seorang pelayan perempuan mendekat.


PELAYAN PEREMPUAN
Permisi Kak, ada yang bisa kami bantu?


MEGHAN
(tersentak) Eh, sa—saya nyari …


PELAYAN PEREMPUAN
(tersenyum ramah) Kakaknya mau nyari yang paling akurat ya? (Meghan mengangguk canggung) Kami merekomendasikan merk ini. (mengambil salah satu testpack) Cara penggunaannya juga sangat mudah bisa dilihat di bagian belakang kemasan. Untuk waktu penggunaan agar mendapatkan hasil yang akurat, sebaiknya dilakukan di pagi hari ketika baru bangun tidur. Jadi …


Meghan tak benar-benar mendengarkan penjelasan dari pelayan apotek tersebut. Matanya menatap nanar testpack yang sedang dipegangnya.


PELAYAN PEREMPUAN (CONT’D)
… nah kalau yang ini harganya memang lebih mahal, tapi ini yang paling banyak diminati. Bahkan—


MEGHAN
Oke, saya ambil semua. Terima kasih Mbak.


Meghan mengambil tiga merk tespack yang digenggam si pelayan apotek, lalu bergegas ke kasir meninggalkan si pelayan.


Di meja kasir tampak Nadia yang sedang membayar belanjaannya. Kamera menyorot pada testpack yang dimasukan oleh kasir ke dalam kantong plastik.

 

Tak jauh dari meja kasir, Meghan yang tak fokus malah tersandung dan hampir jatuh, untungnya seorang pelayan pria menangkap tubuhnya.


PELAYAN PRIA
Kakak tidak apa-apa?


Pelayan pria tersebut tersenyum ramah sambil melepaskan cekalan tangannya pada lengan Meghan.


Meghan menatap sejenak pelayan pria yang ia taksir seusia dengan Zemon. Kemudian, Meghan melihat wajah pelayan tersebut seakan berubah menjadi Zemon.


MEGHAN
Zemon? (si pelayan pria tersenyum) Lo ngapain di sini?!


PELAYAN PRIA
(bingung) Kakaknya tidak apa-apa?


MEGHAN
(tersadar) Oh, iya, nggak papa kok. (salah tingkah, meringis) Maaf. Terima kasih.

 

Saat Meghan keluar dari apotek, Nadia sudah masuk ke dalam sebuah mobil. Mereka sama-sama tak menyadari keberadaan satu sama lain.


Meghan membuka aplikasi ojek online. Namun, tak juga mendapatkan taksi.


48. EXT. DI DEPAN APOTEK — MALAM

Zemon berhenti di depannya dan menyodorkan helm. Meghan tertegun dan menatap Zemon beberapa detik—memastikan tidak salah orang.


ZEMON
Ayo naik. (Meghan masih membisu) Terpesona ya?


MEGHAN
(membuang muka) Gue lagi nunggu taksi.


ZEMON
Jam segini susah dapet taksinya. Bareng gue aja. Tadi gue baru kelar les, bentar lagi kan UN. Kebetulan lewat sini. Untung lewat sini. Hehee…


Meghan mencebik, menatap sebal tampang Zemon yang menyengir bodoh. Zemon memakaikan helm pada Meghan tanpa meminta persetujuan, membuat Meghan tanpa sadar tersenyum samar.


MEGHAN
Beberapa hari ini lo nggak bikinin gue sarapan. Kenapa?


ZEMON
(tak mendengar) Hah? Apa?


MEGHAN
(berteriak) Lo kenapa nggak bikinin gue sarapan lagi?


ZEMON
(tersenyum, pura-pura tak mendengar) Apa? Gue nggak denger!


MEGHAN
(kesal) Nggak jadi.


Tak sadar Meghan memeluk pinggang Zemon. Zemon tersenyum.


Cut to:


49. EXT/INT. PARKIRAN APARTEMEN (BASEMENT) — MALAM

Meghan turun dari motor dengan mudah. Zemon tersenyum menatap Meghan yang mengulurkan helm padanya.


ZEMON
Kan… lebih enak naik matik. (menyengir bodoh)


MEGHAN
Isssh! Apaan sih.


Tiba-tiba sebuah ingatan asing muncul melintas di kepalanya.


Dissolve to: INSERT: seorang pria muda tersenyum

 

Tubuh Meghan sedikit oleng, untungnya ia masih bisa menjaga keseimbangannya.


Zemon turun dari motor dan menggandeng tangan Meghan menuju lift. Namun, di pintu lift tertera pengumuman jika lift tersebut rusak.


ZEMON
Yaaah… lifnya rusak. (menoleh pada Meghan)


INSERT: Tulisan “MOHON MAAF, LIFT RUSAK.”


Zemon dan Meghan berjalan menaiki tangga.


ZEMON (CONT’D)
Kak Meghan lagi sakit ya?


MEGHAN
Nggak!


ZEMON
Itu mukanya pucet banget. Tadi ke apotik ngapain? Beli obat? Sudah makan?


MEGHAN
Bawel! (tergelincir) Aduh!


Zemon menangkap tubuh Meghan, menatapnya dalam. Meghan salah tingkah lalu menepis tangan Zemon.


MEGHAN (CONT’D)
Minggir! (mencoba berjalan, tapi oleng)


Tanpa basa-basi, Zemon berjongkok di depan Meghan, mengisyaratkan untuk naik ke punggungnya.


Cut to:


50. EXT.INT. DI DEPAN LIFT — MALAM

Petugas apartemen bergegas menghampiri lift dan langsung mencabut kertas pengumuman.


PETUGAS LIFT
Kelar juga. (tersenyum lega)


Cut to:


51. EXT/INT. DEPAN UNIT APARTEMEN MEGHAN — MALAM

Senyum Meghan mengembang, sementara napas Zemon terdengar ngos-ngosan. Zemon menurunkan Meghan, ia menghela napas panjang dan mengembuskannya kasar. Zemon merangkul pinggang Meghan untuk menjaga keseimbangan Meghan.


ZEMON
Masih sakit? Mau gue urut?


MEGHAN
Emang bisa?


ZEMON
Bisa.


MEGHAN
Bisa-bisa salah urat.


Meghan mengambil kunci di pouch lalu memasukannya ke lubang kunci dan membuka pintu. Terlihat ruangan yang cukup gelap. Mereka melangkah ke dalam lalu Meghan menepuk tangan dua kali, seketika lampu menyala.


ZEMON
(tersenyum) Pelan-pelan.


Zemon membantu mendudukan Meghan di sofa, lalu melepaskan sepatu Meghan perlahan.


ZEMON (CONT’D)
Punya baby oil atau minyak zaitun nggak?


MEGHAN
(mengernyit, ragu) Emang bisa ngurut beneran?


ZEMON
Bisa.


Meghan beringsut, namun Zemon mencegahnya.


MEGHAN
Minyaknya di kamar gue.


Zemon masuk ke kamar Meghan. Tak lama kemudian kembali dengan botol minyak zaitun di tangan.


Cut to:


52. MONTAGE: —

1. Zemon mengurut kaki Meghan, Meghan meringis kesakitan.

2. Meghan terlelap di sofa. Zemon tersenyum menatapnya.

3. Zemon menggendong Meghan ke kamar, membaringkannya lalu menyelimutinya.

4. Zemon menatap seluruh ruangan dan mendapati sebuah kalung dengan liontin matahari tergantung di sudut cermin, lalu menyunggingkan senyum.


Cut to:


53. EXT. GEDUNG APARTEMEN HUTOMS — PAGI

Establish suasana langit yang cerah, dan jalanan ibu kota yang padat.


Cut to:


54. INT. KAMAR MANDI UNIT APARTEMEN MEGHAN — PAGI

Memperlihatkan jam dinding menunjukkan pukul 05.30 WIB. Meghan duduk di atas closet dengan wajah tegang, tangannya memegang satu testpack. Ia menggigit bibir bawahnya. Di atas wastafel berjejer dua testpack lain yang masih terbungkus.

 

MEGHAN
Negative negative negative! Plisss… (menahan napas)


MEGHAN (CONT’D)
Tenang, bisa saja salah! (menatap dua testpack di atas wastafel penuh harap).


Cut to:


55. EXT/INT. DI DEPAN KAMAR MANDI — PAGI

INSERT: Blam!


Wajah Meghan kusut, matanya sembab. Jam dinding menunjukkan pukul 06.30 WIB.



Cut to:


56. EXT/INT. DI DEPAN UNIT APARTEMEN MEGHAN — PAGI

Zemon membawa nampan berisi sandwich dan salad serta segelas lemon tea hangat. Ia menekan bel dan tak lama kemudian Meghan keluar dengan mata sembab dan rambut berantakan.


ZEMON
Pagi Kak… (tersenyum, lalu berubah khawatir) Kak Meghan baik-baik saja?


MEGHAN
Ya. (fxs: krucuk)


MEGHAN (CONT'D - V.O.)
(refleks memegang perut) Tau aja bapaknya nganterin sarapan.


ZEMON
(menyengir bodoh) Ini gue bikinin sarapan. Siapa tau kangen sandwich buatan gue. Tapi sorry banget nih, gue nggak bisa nemenin sarapan. Nggak papa ya? (menyodorkan nampan)


Meghan menerima nampan dengan raut sedikit kecewa, tapi ia memaksakan tersenyum.


ZEMON (CONT’D)
Kalau butuh apa-apa, kak Meghan langsung hubungin gue aja, oke?


MEGHAN (V.O.)
Apaan sih, sok tua, sok perhatian!


ZEMON
(mengusap kepala Meghan) Gue berangkat sekolah dulu ya, kak Meghan jaga diri baik-baik. Sarapannya dihabiskan ya.


Zemon menyunggingkan senyum tulus, sementara Meghan hanya bisa membisu.


Refleks, Meghan kembali mengelus perut ratanya. Ia tak beranjak hingga Zemon menghilang di balik pintu lift.


Cut to:


Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar